Hari harusnya menjadi hari bahagia tiba-tiba berubah menjadi hari duka. Pernikahan yang sudah berada di depan mata harus terkubur untuk selama-lamanya.
Tepat di hari pernikahannya Yudha mengalami sebuah kecelakaan dan tidak bisa terselamatkan. Namun, sebelum Yudha menghembuskan nafas terakhirnya dia berpesan kepada Huda, sang adik untuk menggantikan dirinya menikahi calon istrinya.
Huda yang terkenal playboy tidak bisa berbuat apa-apa. Dengan berat hati dia pun menyanggupi permintaan terakhir sang kakak. Mampukah Huda menjadi pengganti kakaknya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon teh ijo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menikahi Calon Ipar ~ 31
setelah sholat subuh, Huda tak seperti biasanya yang kembali tidur. Pagi ini dia langsung pergi ke dapur untuk menyiapkan sarapan paginya.
Husna yang melihat sikap Huda yang tak seperti biasanya, hanya bisa menautkan alisnya dengan heran. Dengan langkah pelan, Husna mengikuti langkah Huda ke dapur dan bertanya, "Kamu mau ngapain, Hud?"
"Mau masak," jawab Huda dengan singkat.
"Masak? Emangnya bisa?"
Mendengar pertanyaan yang seolah merendahkan, Huda langsung membalikkan badan untuk menatap Husna.
"Mbak Husna pikir aku enggak bisa masak? Aku udah biasa hidup mandiri, jadi masak itu adalah bagian kecil."
"Oh .... tapi tumben kamu mau masak. Lagi ketempelan jin apa kamu, Hud?"
Huda langsung mendelik saat dikatakan sedang ketempelan jin.
"Enak aja ketempelan jin! Aku tuh sengaja masak karena mulai hari ini ini Mbak Husna enggak boleh kecapekan. Biar aku aja yang kerjain kerjaan rumah. Mbak Husna duduk aja agar calon anak kita tidak kenapa-kenapa di dalam perut Mbak Husna," ujar Huda.
"Tapi Hud .... aku ini hamil, bukan sakit! Aku masih bisa melakukan pekerjaan rumah. Kamu enggak usah berlebihan, deh!" protes Husna yang menganggap jika Huda sangat berlebihan.
"Ini enggak berlebihan, Mbak! Aku hanya enggak mau Mbak Husna kecapekan. Jadi sekarang Mbak Husna duduk aja, aku akan menyiapkan sarapan untuk kita!" Huda menuntun Husna untuk duduk ke meja makan.
Rasa bahagia yang tak bisa diungkapkan dengan kata-kata, membuat Huda semakin bersemangat. Bukan hanya menyiapkan sarapan saja, tetapi pagi ini Huda juga menyapu dan mengepel rumah. Tak sedikitpun dia memberi ruang pada Husna untuk menyentuh pekerjaan rumah. Beruntung saja hari ini adalah hari Minggu sehingga Huda memiliki banyak waktu untuk mengurus rumah.
"Huhh ... capek juga ya." Huda merebahkan tubuhnya di sebuah sofa sambil mengelap keringat yang telah bercucuran.
Baru saja mengambil napas, tiba-tiba Husna telah menyodorkan gelas berisi air putih. "Minum dulu!"
Huda langsung mendongak dan mengambil gelas dari tangan Husna. "Makasih, Mbak."
Sejenak Huda terdiam sambil menatap Husna dengan lekat. Rasanya ada sesuatu yang dilupakan begitu saja oleh Huda. Husna yang ditatap oleh Huda langsung merasa risih. "Ada apa, Hud?"
"Kenapa aku gak diinget sih, kalau mulai sekarang aku tuh panggilnya Sayang, bukan Mbak!" protes Huda saat menyadari apa yang dia lakukan.
Lidah Huda yang sudah terbiasa memanggil Husna dengan sebutan Mbak, masih belum terbiasa dan masih asing untuk memanggil dengan sebutan lain. Tidak mungkin Huda akan memanggil Husna dengan sebutan dek sementara Husna lebih tua lima tahun darinya.
"Aku pikir apa, ternyata hanya masalah panggilan. Aku tuh enggak masalah kamu mau panggil aku apa. Yang penting kamu merasa nyaman aja," ucap Husna.
"Ya sih. Saat ini lidahku masih nyaman dengan panggilan Mbak. Tapi gak mungkin selama aku panggil istriku dengan sebutan mbak. Emangnya kamu kakakku. Yah, meskipun masih sulit, aku akan berusaha untuk memanggil istriku dengan sebutan Sayang. Baru setelah anak aku lahir, aku akan memanggil dengan sebutan Umi. Gimana, bagus kan, Sayang?"
Husna tersipu malu saat mendengar ocehan Huda. Ya begitulah jika menikah dengan pria yang lebih muda. Bahkan sampai saat ini lidah Husna tidak bisa memanggil Huda dengan sebutan Mas karena usia Huda ada dibawahnya. Akan terasa lucu jika Husna memanggil Huda dengan sebutan Mas.
...***...
segala sesuatu memang harus dibiasakan kok
kak author beneran nih ditamatin,,,,,,,
astagfiruloh
torrr ini beneran tamat