NovelToon NovelToon
Aku Bukan Dia

Aku Bukan Dia

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Anak Kembar / Model / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Keluarga
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: Ayu Mom

Aku memang mencintainya tapi aku lebih menyayangimu. Tahukah kamu apa yang akan terjadi saat Dia tahu yang sebenarnya. Berjuanglah, jangan pernah lari dari kodratmu. Belajarlah menerima takdirmu meskipun itu sulit dan menyakitkan.
Bagaimana dengan aku jika kamu bersikeras untuk memilikinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayu Mom, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Memangnya Aku boneka mainan Mama?

Laras memutuskan untuk mengambil libur beberapa hari setelah hampir seminggu Dia lembur di butik karena pesanan yang overload.

"Ma... Stevi mana?"

Mama menyambut Laras dengan pelukan hangat.

"Sudah capek terus ingat pulang? ... kalau di rumah Mama gak mau dengar nama Stevina harus panggil adek kamu Aliando!"

Melihat Mama yang sudah terpancing emosi, Laras pun hanya mengangguk dan berjalan ke kamarnya. Tanpa Mama tahu, Laras menyusup ke kamar Stevi. Dengan pelan Dia mengetuk pintu kamarnya.

"Stev... apa kamu di dalam?"

Mendengar suara lirih Laras dari luar, Stev membuka pintu kamarnya.

"Kenapa Laras?"

Laras masuk ke kamar Stev, dengan nafas lega Dia duduk di busa empuk nya.

"Stev... aku dah transfer komisi kamu, kalau bonus mu masih kakak tinggal di butik."

Stevi duduk mendekati Laras yang sedang santai membaringkan tubuhnya.

"Laras... model pria kemaren kamu ambil dari mana?"

Laras memandang Stev dengan tatapan aneh.

"Kamu naksir ya?"

Stev jadi gugup dan salah tingkah dengan pertanyaan Laras.

"Laras... aku juga gak tahu, memang kalau suka rasanya seperti apa?"

Laras terdiam dan memandang foto mereka berdua saat masih kecil yang tertempel di dinding kamar Stevi. Di foto itu Stevi terlihat lucu, imut dengan membawa boneka Barby kecil yang disembunyikan di belakang tubuhnya. Sedangkan Laras dengan pose mencium pipi Stevi dengan menggunakan baju princes dan make up tebal.

"(apa Stevi hanya bisa merasakan getaran yang berbeda dengan pria saja, sedangkan Dia tidak tertarik dengan wanita)"

"Kamu kenapa diam saja Laras, aku serius tanya?"

"Stev... memang apa yang kamu rasakan waktu sama Farhan?"

Stevi membenarkan duduknya dan lebih mendekat lagi ke Laras.

"Oh... namanya Farhan?... Kemaren waktu pose terakhir kita, aku merasakan debaran jantung yang tak karuan. Dari tatapan matanya Aku pikir Dia juga merasakan hal yang sama."

Mendengar cerita Stevi, Laras jadi serba bingung. Sebenarnya dari awal bertemu Farhan , Dia juga sudah menaruh simpati karena ketampanannya. Tapi mendengar pengakuan Stevi, Laras jadi mengurungkan niatnya.

"Stev... kakak balik ke kamar dulu mau tidur."

Karena Stev tidak punya teman buat ngobrol lagi, Dia turun ke bawah. Rencana Dia mau keluar makan bakso, tapi di ruang tengah Mama menghentikannya.

"Mau ke mana Aliando?"

Stev berhenti dan menghampiri Mamanya.

"Pengin makan yang seger-seger Ma, mau cari bakso di depan sana!"

Mama sambil tersenyum menggandeng Stev.

"Kebetulan Mama mau ke rumah tante Sandra, kamu sekalian antar Mama ke sana. OK!"

Saat Stev mau melangkahkan kakinya menuju garasi, Mama memanggilnya lagi.

"Ehhh... Aliando koq langsung nyelonong saja, kamu ke kamar dulu ganti baju jangan pake yang feminim, Mama tunggu sekarang!"

Tidak bisa menolak lagi, Stev kembali ke kamar dan mengganti bajunya. Seperti biasa hanya menggunakan kaos oblong, celana jeans dengan rambut yang di kucir dan memakai topi, Stev kembali lagi ke Mamanya.

"Sudah bisa sekarang Ma?"

Melihat tampilan Stev yang sudah sesuai dengan keinginannya, Mama dengan senyum lebar menggandeng Aliando.

"Aliando, kamu itu ganteng lho... kenapa harus dandan yang aneh-aneh."

Stev hanya diam, Dia membukakan pintu mobil untuk Mamanya dan menancap gas menuju rumah tante Sandra.

Di rumah tante Sandra, sudah datang Mama-mama sosialita yang lain.

"Ma... aku tinggal ya, kalau mau pulang telepon saja nanti aku jemput."

Saat Stev mau menghidupkan mesin mobilnya, Mama memegang tangan Stev.

"Aliando... lihat itu wanita cantik yang ada di kursi ujung, nama nya Sinta cantik kan? Mama dan tante Sandra rencana mau jodohin kalian berdua."

GLEK....! Stev langsung shock sampai kesulitan menelan ludahnya sendiri.

"Mama apaan sih, aku belum mau menikah lagian baru saja masuk kuliah!"

Dengan lirikan mata Mama yang seperti penari Bali, Stev menjadi takut.

"Pokoknya kamu nurut apa kata Mama, kalau Mama sudah bilang " Yak" berarti kamu ikut!"

Dengan melengos Mama keluar dari mobil.

Dengan rasa yang kacau balau dan tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata, Stev pergi dari rumah tante Sandra. Rencana mau makan bakso pun pupus sudah karena ucapan Mama tadi.

"Kenapa hanya Laras yang bisa memahami aku?... Papa juga kenapa belum pulang dari dinas nya?"

Stev menghentikan mobilnya di pinggir jalan yang sepi. Dia mengambil HP nya, berusaha mencari nomor Farhan di file data yang tersimpan di email. Lima belas menit Stev di sibukan dengan pencariannya. Tiba-tiba ada panggilan masuk dari Mama. Stev di minta untuk ke rumah tante Sandra.

Dengan malas, Stev kembali ke rumah tante Sandra. Tiba di sana Dia sudah disambut Mama, tante Sandra dan Sinta.

"Jeng ini Aliando yang dulu kecil lucu itukan? sekarang sudah besar tambah ganteng!"

Stev hanya tersenyum mendengar sanjungan tante Sandra.

"Sinta ajak Aliando masuk, biar kalian bisa tambah dekat."

Sinta pun mengikuti perintah Mamanya.

Bersama Sinta , Stev di bawa ke taman belakang yang sudah tersedia makanan dan minuman.

"Aliando... kamu mau minum apa biar aku ambilkan."

Tidak mau merepotkan Aliando mengambil sendiri orange juice yang ada di meja dekatnya. Sinta memandangi setiap gerak Stev.

"(Dia memang cakep, ganteng tapi kenapa tangannya lentik banget dan kuku-kuku panjangnya lebih bagus dari pada punyaku)"

Merasa risih karena Sinta memandanginya terus, akhirnya Stev pamit.

"aku ke Mama dulu!"

Sinta menyusul Stev saat Dia di tinggalkan di taman belakang sendiri.

Stev menemukan Mamanya dan tante Sandra sedang asyik ngobrol di ruang tamu. Melihat Stev mendatangi mereka, Mama dan tante Sandra menyambut dengan senyum dan tawa.

"Aliando sini sayang... kami sudah obrolin hari baik buat pertunangan kalian!"

Stev mendekati Mamanya, Dia menggandeng tangan Mama dan mengajaknya pulang.

"Ma... aku mau pulang sekarang!"

Mama mengikuti langkah Stev.

"Jeng nanti aku telepon ya?!"

1
Attanaufal
/Pray/ cemungutttsss
Attanaufal
/Pray/
Mack Werz
Ceritanya kreatif bener, thor! Keren abis. Jangan lupa terus berinovasi dalam menulis ya.
Pyscho
Gak kepikiran sama sekali kalau cerita ini bakal sekeren ini!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!