NovelToon NovelToon
Pembalasan Rania

Pembalasan Rania

Status: sedang berlangsung
Genre:Angst / Pelakor / Keluarga / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Penyesalan Suami / Selingkuh
Popularitas:10.9k
Nilai: 5
Nama Author: sweetiemiliky

Calon suami Rania direbut oleh adik kandungnya sendiri. Apa Rania akan diam saja dan merelakan calon suaminya? Tentu saja tidak! Rania membalaskan dendamnya dengan cara yang lebih sakit, meski harus merelakan dirinya sendiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sweetiemiliky, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 26 : Amarah Ryan

"Terimakasih sudah mengantar pulang."

Bumi tersenyum dari dalam mobil. "Sama-sama. Aku juga merasa senang karena bisa mengantarmu sampai rumah dengan selamat," Ekspresi wajah Bumi berubah saat menyadari sesuatu. "Apa perlu aku membantumu membawa barang-barang itu masuk ke dalam?"

"Tidak perlu, kamu harus tahu batasan. Ini rumah suamiku. Lagipula aku bisa membawanya sendiri nanti."

Kepalanya manggut-manggut. Sedih juga, sih. Rania terus mempertegas statusnya sebagai seorang istri dari pria lain, perempuan itu terus mengatakan suami dan suami didepan Bumi.

"Kalau begitu, aku pamit," Nada suaranya terdengar lirih, tapi masih sampai ditelinga Rania dengan jelas.

Rania hanya mengangguk saja saat Bumi pamit akan pulang. Batinnya, tidak ada salam perpisahan atau menyuruhku untuk hati-hati, kah?

Bumi mendengus sebal seraya menyalakan mesin mobil. Melirik Rania sekali lagi, baru setelah itu menginjak pedal menjauhi tempat.

Setelah mobil milik Bumi tidak lagi terlihat, wajahnya turun menatap barang-barang yang tergeletak diatas tanah. Lantas ia mengambil dua kanvas untuk dibawa ke dalam rumah terlebih dahulu. Baru, nanti kembali lagi mengambil barang-barang yang lain.

"Jadi kau pergi bersama dengan kekasihmu itu?"

Baru melangkah masuk, suara Ryan terdengar menyapa. Rania menghentikan langkah dan menghadap ke arah Ryan.

"Aku tidak sengaja bertemu dengannya."

"Basi! Bilang saja memang sudah janjian. Iya 'kan?"

"Kami memang tidak sengaja bertemu, Bumi mengantar pulang karena melihat barang yang aku beli cukup banyak, tidak mungkin pakai ojek. Kamu juga tadi tidak mau menemaniku."

Wajah Ryan semakin dingin. Langkahnya ia bawa mendekati Rania, membawa serta aura dingin yang keluar dari tubuhnya. "Jadi, kau menyalahkan aku?"

"Aku tidak menyalahkan mu—,"

"DIAM!"

Rania reflek memejamkan ke-dua matanya saat Ryan berteriak tepat didepan wajah. Jantung Rania berdetak kencang detik selanjutnya, tubuhnya sedikit bergetar ketakutan. Ryan kembali terlihat seperti monster yang menakutkan.

Dengan gerakan cepat, tangan Ryan mencengkeram erat rambut Rania. Membuat sang empu berteriak kesakitan.

"Ikut aku!"

"Ryan! Sakit! Lepaskan aku!";

...----------------...

[Ayah: Besok datanglah ke rumah, nak. Ayah meminta ibu untuk masak lebih banyak.]

[Rania: Sepertinya kalau besok tidak bisa. Aku sudah janji dengan mbak Ajeng, dia akan berkunjung dan makan bersama di rumahku.]

[Ayah: Apa sebentar saja tidak bisa?]

[Rania: Maaf, ayah. Lain kali aku akan berkunjung, aku janji! Secepatnya.]

[Ayah: Baiklah, ayah akan menunggu. Ayah sangat rindu padamu. Apa kamu baik-baik saja disana?"

[Rania: Ya ... Tentu.]

Setetes Likuid bening mengalir melewati pipi tirusnya, tepat saat Rania menutup ponsel. Katakan kalau Rania adalah pembohong handal, nyatanya dia tidak baik-baik saja sekarang, banyak lebam di lengan kanan dan kiri, serta wajahnya.

Lebam tersebut dia dapatkan setelah pertengkaran kecil diruang tamu.

Ryan benar-benar berniat membunuhnya tadi. Pria itu seperti kesetanan mengamuk Rania, tanpa ingat kalau ada darah dagingnya sendiri diperut perempuan yang dia sakiti.

Seperti biasa, Ryan akan pergi setelah bertengkar dengan Rania. Perempuan itu ditinggal sendirian dalam keadaan tidak baik-baik saja.

...----------------...

Keesokan harinya, Ryan kembali pulang ke rumah setelah semalam ia tidur ditempat nongkrong bersama Diki. Kebetulan Jati dan Onad sedang tidak ada ditempat karena memiliki urusan pribadi.

Ryan pulang dalam keadaan frustasi. Jujur saja, ia merasa bersalah pada Rania tentang kejadian kemarin. Kejadian kemarin seperti diluar kendali Ryan, sungguh!

Saat membuka pintu, rungan tampak gelap karena tidak ada lampu yang menyala sama sekali, barang-barang milik Rania juga masih tergeletak didepan gerbang. Itu tandanya, setelah amukan Ryan kemarin, Rania tidak beranjak dari kamar.

Ryan memutuskan untuk memindahkan barang-barang milik Rania ke dalam rumah terlebih dahulu. Baru setelah itu Ryan membawa langkahnya ke kamar untuk menengok keadaan Rania.

Pintu kamar dia buka dengan gerakan pelan. Hal pertama yang Ryan lihat adalah keadaan kamar masih sama seperti saat meninggalkan kemarin, bedanya kali ini Ryan tidak melihat keberadaan Rania.

Lantas, Ryan membawa langkah semakin masuk.

"Rania," Panggilnya. Tidak ada sahutan setelah beberapa detik, Ryan semakin dibuat bingung kemana perginya Rania.

Suara pintu kamar mandi terdengar dibuka. Ryan segera memutar tubuh ke arah pintu, dan terlihat disana sosok Rania baru melangkah keluar kamar mandi. Secara otomatis kakinya bergerak mendekat.

"Apa kau tidak apa-apa?"

Sang empu menghentikan langkah tepat dihadapan Ryan. Wajahnya terangkat menatap Ryan. "Apa aku terlihat baik-baik saja?" Balik bertanya dengan nada lemah. Rania merasa lemas sekarang.

"Kurasa tidak," Lirihnya.

Ryan segera membantu berjalan, kemudian digiring ke arah tempat tidur. Spontan meringis saat melihat lebam-lebam yang dia ciptakan kemarin.

"Aku akan mengobati lukamu."

"Untuk apa diobati? Kamu akan melakukan hal seperti ini lagi lain kali, 'kan?"

"Aku tidak akan melakukan hal seperti ini lagi. Kemarin, aku sedikit pusing, jadi tidak bisa mengontrol emosiku sendiri. Aku ... Minta maaf padamu."

Rania memalingkan wajahnya ke samping. Ke-dua matanya kembali berkaca-kaca saat mengingat bagaimana tingkah Ryan kemarin, memukulinya tanpa ampun hanya karena masalah sepele, yang harusnya masih bisa dibicarakan baik-baik.

Melihat hal tersebut, Ryan semakin dilanda rasa bersalah. Dia menempatkan diri disisi ranjang setelahnya. "Perutmu sakit?"

"Tidak."

"Aku sungguh-sungguh minta maaf, aku tidak sadar melakukannya kemarin, rasanya aku tidak bisa mengendalikan diriku sendiri."

Suasana hening diisi suara tangis Rania yang kembali pecah. Ryan hanya bisa melihat saja, tak berani menyentuh Rania karena terlihat jelas tubuh perempuan itu bergetar takut saat ada dia didekatnya.

Menghela napas lirih. "Aku akan keluar sebentar membeli obat merah dan dan kapas untukmu, mungkin beberapa makanan juga. Kau pasti belum makan sejak kemarin."

Tanpa menunggu balasan dari sang istri, Ryan beranjak dari duduknya dan melangkah keluar. Ia menutup pintu secara perlahan agar Rania tidak terganggu oleh suara keras.

Disisi lain, Rania masih menangis takut. Walaupun sikap Ryan sudah kembali seperti biasa, bayangan menakutkan itu tidak bisa enyah dari pikirannya. Pria itu selalu membuatnya bingung akan sikapnya yang berubah-ubah dalam waktu singkat.

1
Sunaryati
Jangan nyalahin Rania Bumi, kamu yang salah, kamu yang khianati Rania, dengan kejamnya kamu menghamili Ambar adik, Rania. Syukurlah jika Ryan berubah baik. Semoga kehidupan kamu juga baik Rania. Balas dendam yang benar adalah hidup lebih baik, dan bahagia dengan orang yang kita pilih. Itu akan membuat Bumi semakin menyesal.
Sunaryati
Semoga sukses Rania
sutiasih kasih
upnya yg bnyak thor👍👍
sutiasih kasih
dasar ambar otak bebal... terus gunanya apa km kuliah... klo g bikin km tmbh pinter dlm brfikir....
iri dengki trus km gedein....
trus"in aja km pupuk iri dengkimu trhdp rania.... yg sdh sll mngalah & brkorban demi km manusia yg g brguna.... km yg bkaln hncur ambar... oleh sikapmu yg tamak & g ngotak...
sutiasih kasih
akibat salah mndidik ambar.... & trlalu memanjaknnya akhirnya ambar mnjadi manusia yg tak prnah berguna... tak tau diri...serakah... egois... fatalnya g ada otak sm sekali si ambar...
sutiasih kasih
lanjut thor
sutiasih kasih
rania sejatinya lbh mnderita saat kalian sbg org tua... timpang dlm mmberikn kasih sayang... bhkn itu brlangsung sejak rania msih kecil...
sutiasih kasih
lnjut up
sutiasih kasih
si ryan gila....
bkal nyesel km klo smpe trjadi hal buruk trhdp rania dan ankmu....

untuk bu mina.... gmn... puas km mlihat pnderitaan ank yg tak penah km kasihi.... krna ksih sayangmu sdh km habiskn untuk ank mas'mu yg sialan itu...
Adinda
aku juga ikut merasakan sakit seperti rania kasihan rania
Adinda
sepertinya rania bukan anak kandung mereka
sutiasih kasih
hadeuh ambar km itu pelakor tak tau diri....
hidupmu itu tak tau diri... dri dlu sll jdi kang rebut yg bukan milikmu.... benalu... tukang fitnah...
yakinlah ambar.... hidupmu tak akn prnah brjumpa dgn yg namanya bahagia dan ketenangan....
sutiasih kasih
lanjut up
sutiasih kasih
rania korban ktidak adilan org tuanya.... di hianati calon suaminya.... dpt suami jga tmperamen... krna korban broken home....
smoga sja ryan kedepannya bisa berubah & sll brfikir dgn akal sehat.... tak mudah tesulut emosi... krna sbntr lgi akn mnjadi ayah..
sutiasih kasih
nungguin upnya
sutiasih kasih
jgn mngharpkn atopun mngemis prhatian ibumu rania....
krna dunia ibumu hnya untuk ank kesayangannya yg durjana....
yakinlah.... kelak ank ksayangannya tak akn mau mngulurkn tangannya untuk merawat org tuanya....
sutiasih kasih
ambar... km itu jenis makhluk benalu tak tau diri....
hobi merampas yg bukan milikmu....
tunggulah azab atas smua kbusukanmu ambar...
tak kn prnah bahagia hidupmu yg sll dlm kcurangan...
sutiasih kasih
lnjut up....
👍👍
Riska Ananda
terfav🥰🥰
Riska Ananda
gk sabar nunggu kelanjutannya klo bisa up banyak2 thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!