Rossa memeiliki suami yang selalu berpihak kepada keluarganya karena dia satu-satunya lelaki dalam keluarganya
Dirinya selalu merasa tersisihkan manakala ipar dan mertuanya selalu berusaha memonopoli suaminya dari segala sisi baik keuangan maupun perhatian,
Dia beruntung dibalik sikap mertua dan ipar bak Seorang madu untuknya, suaminya akhirnya sadar dengan semua perbuatannya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ummu Umar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 19
Fatan menarik nafasnya dalam-dalam, dia berusaha mengontrol dirinya yang telah kehilangan kendali tadi, dia tidak ingin menyakiti ibunya tapi dia tidak tahu harus bersikap seperti apa, ibunya tidak pernah mau mengerti keadaan.
"Ibu selalu begitu, entah sampai kapan aku harus bersabar dengan keadaan begini, apa aku harus pergi jauh dari sini agar semuanya tenang, aku lelah sekali".
Fatan merapikan perbuatannya dengan terus menarik nafas dan menghembuskannya perlahan, emosinya masih belum stabil karena amarah membuncah.
Saat setelah selesai, dia bisa melihat anak dan istrinya keluar dari kamar dan sudah siap, dia juga sudah siap sejak tadi.
"Ibu sudah pulang mas??".
Fatan hanya mengangguk dan diam saja, tapi matanya menyimpan penuh kesedihan, Rossa juga hanya bisa terdiam tak mau banyak bertanya, apa lagi memperkeruh suasana hati suaminya, teriakan dan bantingan tadi sudah cukup mewakili segalanya.
"Kalau begitu aku pamit dulu, aku akan Rani kesekolah baru ke toko, mas hati-hati dijalan". Rossa mengambil tangan suaminya kemudian menciumnya begitu juga dengan Rani lalu pergi dari sana.
Datang hanya bisa menghela nafasnya, dia tidak ingin mengatakan apaoun karena suasana hatinya sedang kacau balau. Dia berjalan menuju mobilnya setelah mengunci rumahnya.
Sesampainya ditoko dia langsung bekerja, dan mengurus supplier yang telah disepakati dengan sang istri.
"Maaf pak Fatan, ada ibu Farah diluar sedang membuat keributan karena dia berbelanja banyak tapi tak mau membayar". Lapor salah satu karyawannya.
Fatan menutup matanya dan menghela nafas, dia sungguh pusing menghadapi apra wanita dikeluarganya yang sangat egois itu.
"Aku akan keluar, pastikan kak Farah tidak keluar dari toko sebelum membayarnya jika tidak tahan dia aku akan mengurusnya sendiri".
Karyawan itu mengangguk kemudian keluar dari ruangan itu. Fatan hanya bisa memijit pelipisnya yang berdenyut hebat
" Ada apa ini?? ". Tanyanya dengan dingin.
Tatapan tajam setajam belati itu dia layangkan kepada sang kakak, dia bisa melihat kakaknya berbelanja 2 troli besar tapi tak mau membayar
"Ini karyawan kamu Fatan, dia melarang kakak mengambil bahan makanan padahal kakak ini kakak kandung kamu, masa mau ambil barang adik sendiri harus bayar". Sungutnya mendelik tajam kepada karyawan adiknya itu.
Fatan menggelengkan kepalanya melihat tingkah kakaknya yang sepertinya tidak pernah sadar.
"Mereka hanya melakukan tugasnya, ini toko umum kak bukan toko pribadi kakak, di mana-mana ambil barang yah harus bayar, itu memang aturan dasar, masa kakak tidak tahu". Ucap Fatan berusaha tenang
"Ini milikmu kamu Tan, ya tentu saja kakak juga berhak". Ucapnya tidak terima.
Fatan menghela nafasnya dengan berat, pantas saja dia terus merugi, inilah kelakukan kakaknya ternyata selama ini, mengambil barang tanpa pernah dibayar.
"Kembalikan saja barang itu kalau kakak tidak bisa bayar, maaf kak, ini toko ku bukan untuk diberikan gratis, jika dilihat barang yang kakak beli harganya bisa mencapai jutaan jadi jika kakak tidak bisa bayar, aku akan suruh mereka menaruhnya kembali ke tempat nya".
Bisik-bisik terdengar dibelakang mereka, para pembeli dibelakang yang mengantri menyaksikan mereka.
"Heran kalau tidak punya uang jangan belanja mbak, bikin malu saja". Ucap salah satu pelanggan dibelakang mereka.
"Benar tuh, kalau tidak punya duit ya jalan belanja memang dia pikir orang punya toko tidak perlu modal untuk membeli barang, seenaknya aja ambil tanpa mau bayar". Mereka kembali menimpali kelakuan Farah.
Wajah Farah memerah menahan malu karena dihina seperti itu oleh orang lain, dia menatap garang pada adiknya yang telah membuat dirinya terhina.
Plak.. Farah menampar keras Fatan sehingga terdengar suara nyaring.
Mereka semua terkejut dengan aksi Farah barusan, sedangkan Fatan mengepalkan tangannya, dia tidak bisa memberi toleransi lagi sikap kakaknya padanya barusan.
Dia langsung mencengkram tangan sang kakak kemudian menarik tangannya keluar dari sana hingga menabrak troli dan Farah memekik kesakitan tapi Fatan tidak peduli.
Dia tetap menarik sang kakak dengan kasar tanpa belas kasih, sejak tadi dia sudah mengontrol emosinya tapi tidak berhasil karena kakaknya sudah kelewatan.
"Lepaskan Fatan ini sakit". Farah memberontak tapi tenaganya kalah dari Fatan yang notabene nya seorang laki-laki apalagi dalam keadaan marah seperti ini.
Fatan tidak peduli dengan teriakan dan pekikan kesakitan dari sang kakak. Dia menghempaskan kakaknya saat mereka berada di pintu depan toko dengan kasar
Bersamaan dengan itu Rossa juga baru tiba diparkiran dan melihat semua yang terjadi, dia ingin menolong sang kakak ipar tapi melihat ekspresi suaminya dia jadi mengurungkannya.
Nafas suaminya sangat memburu dan wajahnya sangat merah, entah apa yang terjadi pikirnya.
"Pergi dari sini sebelum aku bertindak kasar kepada kak Farah, pergi!!". Teriak Fatan menggelegar.
Mereka jadi pusat perhatian karena suara teriakan Fatan itu, bahkan Rafa sang anak yang berada di gendongan Rossa pun langsung menangis keras karena terkejut akan teriakan itu.
Rossa mengenal nafasnya segera masuk kedalam toko tanpa menoleh, dia tidak mau anaknya semakin menangis jika sampai terjadi lagi teriakan itu
"Jangan kelewatan kamu Fatan, kakak ini kakakmu, kenapa kau perlakuan kakak seperti ini". Teriak Farah dengan tidak Terima.
keduanya saling berhadapan dengan ketegangan yang sangat terasa bahkan mereka yang berada di sekitar keduanya sangat merasakannya.
"Harusnya karena kakak ini kakak kandungku, kakak mendukung aku bukan malah menjerumuskan aku sampai usahaku hampir bangkrut, kakak mengambil barang tidak membayar, dan kakak juga menipumu selama ini, bagaimana bisa aku diam saja setelah semua kelakuan kakak yang keterlaluan itu".
Fatan berusaha mengontrol emosinya dan amarahnya, dia tidak mau sampai kelepasan berbuat kasar pada kakaknya ini tapi jika kakaknya kelewatan dia tidak punya pilihan lain.
"Aku tidak akan membiarkan kakak kembali kesini lagi, jika mau barangnya, kakak beli, jika tidak ada uang tidak usah datang menyusahkan saja". Sungut Fatan meninggalkan Farah yang kini semakin emosi mendengar perkataan nya.
" Kakak tidak akan membiarkan kamu tenang Fatan, kau sudah membuat kakak malu dan menghina kakak, kakak akan buat usahamu bangkrut ". Teriak Farah dengan lantang
Fatan hanya bisa mengepalkan tangannya kuat-kuat dan masuk kedalam karena dia tidak mungkin memukul kakaknya itu.
Para pelanggan yang sejak tadi mendengar perdebatan mereka menggelengkan kepalanya, mereka tidak habis pikir dengan tingkah Farah.
"Ada orang yah, tidak punya malu seperti itu, mau barangnya tapi tidak mau membayar, dasar mahluk serakah". Ejek mereka sambil berjalan didepan Farah yang tengah berteriak itu.
Farah terdiam mendengar perkataan mereka itu dia sungguh sangat malu, dan tidak punya muka lagi.
"Lihat saja Fatan, aku tidak akan tinggal diam kamu perlakuan seperti ini, aku pasti akan membalas mu".
sekarang sudah tau kan tindak tanduk kakak & ibumu... kasih ketegasan dong fatan. jangan menyudutkan rossa apalagi rani sering sekali di bully oleh keponakanmu... jangan buat mereka makin tertindas harusnya kamu bisa melindunginya...