DALAM SARANG JANDA JANDA MUDA

Ketika sore menjelang.

"Wah! Udah ganteng aja ni para jagoan?"

"Harus ganteng dong, Om, biar banyak wanita yang suka."

"Hahaha ... bisa saja nih bocah."

"Anak anak sudah siap?"

"Sudah, Miss."

"Ya udah, Yok berangkat!"

Dua bocah laki laki itu pun keluar dari kamar mereka dengan diantar dua laki laki dewasa yang menggendong mereka mengikuti satu wanita yang berjalan di depannya. Begitu sampai keluar rumah, sebuah mobil dan seorang supir sudah menunggu. Di dalam mobil juga sudah ada satu wanita.

Di saat yang bersamaan, sebuah mobil baru saja datang. Seteleh mobil itu berhenti di tempatnya, ke empat wanita cantik turun mendekati mobil yang satunya.

"Kak Moy, anak anak pada mau kemana?" tanya salah satu dari empat wanita yang baru saja tiba.

"Mau ke ulang tahunnya temen sekolah mereka," jawab A moy. Si wanita yang bertanya hanya ber-Oh saja sambil manggut manggut.

"Om Tito dan Om Yoyo nggak ikut, Mom?" tanya salah satu anak.

"Nggak, Sayang. Kan Mommy sudah jelaskan tadi," jawab A moy lembut.

"Iya, Sayang. Sekarang kalian cepat naik?" A win ikut bersuara dari dalam mobil.

"Kak Win ikut? Emang kakinya udah sembuh?" tanya A ling.

"Udah mendingan. Lagian kalau aku nggak ikut, kasian Binbin nanti," balas A win.

Tanpa menunggu lama, dua bocah langsung masuk ke dalam mobil, begitu juga dengan A moy. Kali ini mereka menggunakan Pak Yoko sebagai supir mereka. Tito dan Yoyo sengaja tidak diajak majikan, agar mereka punya waktu istirahat. Sedari pagi anak anak tidak mau lepas dari dua pemuda itu, makanya saat ini A moy menggunakan acara kepergian kali ini agar Titi dan Yoyo bisa santai.

Setelah mobil yang membawa anak anak berangkat, Tito dan Yoyo kembali massuk ke rumah setelah ke empat majikan yang lain masuk duluan. Mereka berdua langsung menuju kamar mereka dan merebahkan badannya begitu sampai di atas ranjang.

"Akhirnya, bisa bebas juga dari anak anak," ucap Tito merasa lega.

"Hahaha, gila! Mereka benar benar nempel banget sama kita ya, To," balas Yoyo.

"Iya, tapi kita beruntung lah, Yo. anak anak cepat akrab sama kita. Coba kalau susah. Nggak enak kita sama majikan."

"Bener, kita beruntung. Tapi jujur sih, To. Aku malah ngerasa sering di buat resah sama majikan kita."

"Resah gimana?"

"Begini ..." Yoyo pun menceritakan segala hal yang dia alami setelah beberapa hari bekerja di rumah ini. Dari kejadian A win jatuh di kamar mandi, memijat kaki A win sampai kejadian di tepi kolam renang.

"Hahaha ... kamu beruntung, Yo. Bisa melihat milik Miss A win dengan jelas. Nah aku? Aku cuma ngintip aja, Miss A moy kayak seneng banget gitu."

Seneng gimana, To?"

"Kayaknya seneng aja gitu, kalau aku melihat tubuh dia. Berkali kali aku ditanya bagaimana rasanya melihat tubuh Miss A moy. Gila nggak?"

"Hahaha ... terus? Kamu jawab apa, To? Senang gitu?"

"Ya enggak, aku ngga jawab. Bingung jawabnya. Takut salah."

Hahaha ... bisa aja kamu, To. Tapi aku akui sih, selain cantik, tubuh mereka juga sangat seksi. Tapi mereka kayak agresif dan cuek gitu. Apa mungkin karena mereka semua janda?"

"Entahlah. Bisa jadi karena mereka janda. Yang aku heran, mereka kalau di rumah, sepertinya nggak suka memakai pakaian underwear. Mana udah gitu, pakaian mereka sangat pendek. Bener bener menggoda bangat, kan?"

"Hahaha ... benar! Belum satu minggu aja, kita udah dibuat panas dingin. Bayangkan kalau sampai masa kontrak kita habis? Dua tahun kita bakal solo terus gara gara mereka."

"Hahaha ... kita termasuk sial atau beruntung kalaua kayak gini?"

"Hahaha ... entahlah, mending aku mandi terus makan."

Obrolan kedua pemuda itu akhirnya terhenti saat salah satunya bangkit dari ranjang dan memutuskn untuk mandi terlebih dahulu. Sedangkan yang satunya masih rebahan menunggu giliran mandi.

Tanpa terasa kini petang telah datang. Anak anak belum pulang dan kemunngkinan mereka pulang malam. Kabar itu mereka dapatkan dari Bibi Nur. Entah alasan apa anak anak pulang malam, Bibi Nur sendiri tidak. Saat Tito, Yoyo sedang asyik ngobrol bersama bibi Nur dan Bibi Sri, mereka dikejutkan dengan sebuaah suara.

"Tito, Yoyo! Sini!"

Kedua pemuda itu menoleh dan beranjak mendekat. "Ada apa, Miss?" tanya Yoyo.

"Bantuin aku, Ayok!" ucap Miss A ling dan dia langsung berbalik badan. Dengan wajah penuh tanya, Yoyo dan Tito pun mengikuti Miss A ling ningga lantai dua. Begitu sampai di depan salah satu ruangana yang agak berisik, A ling langsung masuk. Yoyo dan Tito pun ikut masuk, dan betapa terkejutnya mereka saat melihat apa yang terjadi di ruang itu.

...@@@@@...