Rebecca tidak pernah menyangka kemiripan wajahnya dengan seorang putri konglomerat akan membawa malapetaka baginya saat wanita itu menjebaknya untuk menikah dengan tunangannya sendiri.Dan di saat cinta dihatinya mulai tumbuh kepada pria itu,Eva kembali datang untuk meminta tunangannya kepada Rebecca.
bagaimana kisah cinta ketiga manusia itu ikuti lanjutan cerita ini jangan lupa dukungannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agustina Pandiangan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34 ~ Sadarlah untukku ~
Sore berganti malam Carles tetap setia menunggu Leon di rumah sakit,walaupun kepalanya begitu pusing memikirkan semua masalah yang datang dengan tiba-tiba dia tetap setia menunggu Leon.Hingga jam sepuluh malam dua perawat dan satu orang dokter berlari ke ruangan di mana Leon di rawat,Carles sedikit kaget melihat reaksi para tenaga medis akhirnya dia mengikuti mereka dari belakang dan melihat keadaan di sana.
"Dokter apa yang terjadi dengannya?"
"Dia sudah mulai sadar,barusan perawat melihatnya membuka mata tapi anehnya dia tidak bergerak lagi."
" Dokter aku benar-benar melihat tuan Leon barusan membuka mata,aku tidak berbohong." Jawab perawat,dia terus memperhatikan mata Leon dan benar saja tiba-tiba Leon membuka mata semua orang sangat kaget karena tatapan Leon begitu tajam.
Dokter memeriksa kembali keadaan Leon,setelah memastikan bahwa Leon telah melewati masa kritisnya akhirnya Leon di pindahkan ke ruang perawatan.
" Akhirnya kamu hidup lagi Leon,kamu membuatku sangat khawatir. Apa yang terjadi kenapa kamu sampai lalai seperti ini,apa seseorang menabrak mu dengan sengaja juga?" Carles menodongkan banyak pertanyaan kepada Leon,padahal Leon belum bisa berbicara sama sekali karena seluruh wajahnya masih di balut kain kasa karena luka di wajahnya cukup parah.
"Maaf aku lupa kalau kamu belum bisa berbicara,kamu harus berusaha cepat sembuh supaya kamu bisa mencari tau apa yang terjadi sehingga begitu banyak kejadian yang cukup janggal menurutku." Ucap Carles.Leon hannya menatapnya dia begitu kesal melihat tuanya yang tidak punya perasan sedikit pun.
Tapi dia cukup senang melihat tuannya,setidaknya pria itu orang pertama yang dilihat nya setelah dia sadar,itu artinya tuannya begitu khawatir dengan keadaannya.
Carles meninggalkan rumah sakit setelah memastikan Leon masih hidup,dia membayar lima orang pria berbadan tegak dan tinggi untuk menjaga Leon di rumah sakit,karena dia yakin ada seseorang yang menginginkan Leon mati.
Sesampainya di rumah mewahnya,Eva menyambut Carles dengan wajah tersenyum manis Eva berharap Carles bisa menerima ke hadirannya di rumah itu.
"Aku sudah katakan kepadamu,Jangan pernah tunjukan wajahmu di hadapanku wanita ******,aku tidak sudi memiliki istri penipu sepertimu enyah kamu dari hadapanku atau aku_
"Atau apa mas,kamu memang sudah gila hannya Karena aku kehilangan anak kita kamu sampai gila seperti ini.Kamu menyakiti menyakiti perasaan ku_
" Diam....Aku,pergi dari sini dan jangan tunjukkan wajahmu di hadapanku." Carles memotong ucapan Eva,dia Sudan sangat muak melihat Eva yang ingin bersandiwara di hadapannya,Carles langsung pergi meninggalkan Eva di ruangan itu,beberapa pelayan menatap iba kepada Eva,karena mereka juga merasakan perbedaan Eva dan Rebecca.
" Untuk apa kalian menonton,kalian tidak ada pekerjaan lagi,dasar babu sialan,bisa-bisanya kalian menatap iba kepadaku," Ucap Eva lalu dia pergi ke kamar tamu dan melampiaskan seluruh emosinya di dalam kamar.
"Brangggg.....Dasar bangsat ini semua karena wanita biadap itu,semoga kamu di hukum di neraka kamu telah membuatku menderita disini." Ucap Eva dia begitu marah di dalam kamar,para pelayan sampai ketakutan mendengar keributan yang terjadi di dalam kamar apalagi saat itu pintu masih terbuka sedikit.Carles menyaksikan Eva yang sedang mengamuk,dia tersenyum kecut melihat sikap Eva,yang menyakinkan dia kalau dia dan istrinya dahulu adalah orang yang berbeda.
"Pelayan,bersihkan semua kekacauan yang terjadi di dalam kamar,dan kamu siapkan makanan untukku," Pelayan mengambil tugas masing-masing.
*****
Sementara itu Rebecca dan Mona baru saja pulang dari pasar malam,mereka membeli beberapa potong baju untung mereka masing-masing karena mereka sama sekali tidak ada pakaian ganti,walupun baju murah setidaknya mereka senang karena akhirnya mereka bisa mandi dan ganti pakaian.
"Kamu mandi duluan Kaka,nanti Kaka semakin larut malam,kalau bisa Kaka mandinya besok saja karena tidak baik bumil mandi malam-malam." Ucap Mona,dia terlihat semakin ceria dan berani berbicara hal itu membuat Rebecca bahagia.
"benarkan,terima kasih aku cuma cuci wajah sama gosok gigi saja,aku takut malam-malam."Ucap Rebecca lalu masuk kedalam kamar dan menganti pakaian.
Rebecca tampak tidur bersama mona,mereka terlihat begitu lelah setelah seharian sibuk beraktifitas.
"Mona,apa yang terjadi dengan mu hingga orang tua mu lebih mencintai anak tiri dari pada kamu sendiri anak kandungnya? Maaf ya,kalau pertanyaan ku menyinggung perasaan mu." Mona menghela napas panjang,dia kembali mengingat masa-masa sulit kehidupannya beberapa tahun belakangan yang bahkan berakhir dia di usir oleh keluarganya sendiri.
"Panjang ceritanya Kaka,aku tidak tau apa yang terjadi dengan ibuku hingga dia bisa meninggal tiba-tiba sampai hari ini aku masih bingung,almarhum mamaku,dan tante Rina atau mama tiri ku adalah sahabat lama,papaku seorang kepala sekolah di SMA negri,setelah kematian ibuku tiba-tiba sakit-sakitan itulah sebabnya papa dan mama tiri ku mengusir ku dari rumah." Mona kembali mengingat semua kisah sedih hidupnya,dulu dia menginginkan untuk kuliah setelah lulus,ternyata semuanya hannya angan-angan saja.
"Apa kamu berniat balas dendam dengan papa mu?"
"Tidak Kaka,aku sangat yakin suatu saat dia akan menyesal karena istrinya itu bukan orang baik-baik mereka hannya menginginkan hartanya saja,mama tiri ku sudah menikah empat kali dan pala adalah suami ke empatnya."
"Sadis ya,kamu tau aku pikir hidupku yang paling menderita ternyata ada orang yang nasibnya lebih menyedihkan dari kau contohnya kamu,hidup mu sungguh menyedihkan." Ucap Rebecca,mereka terlalu asik menceritakan hidup masing-masing hingga mereka tidak sadar malam sudah semakin larut.
Malam semakin larut,Carles sudah tertidur dengan sangat larut,dia lupa mengunci kamarnya hingga Eva bisa masuk ke dalam kamarnya dan memandanginya dengan penuh kebencian.
"Andaikan keluargaku tidak membutuhkan bantuan dari keluargamu,aku juga tidak sudi menikah dengan pria bermulut cabe sepertimu." Suara hati Eva dia mengepal tangannya mengingat semua makian Carles kepadanya tadi.
"Apa katanya aku wanita ******,memangnya masih ada perempuan sekarang ini yang tidak ******,kamu pikir wanita hina itu juga wanita baik-baik tidak dia tidak lebih sepertimu murahan." Suara hati Eva,kembali.Eva berniat meninggalkan kamar Carles dia takut Carles terbangun dan membuatnya kaget dengan keberadaannya di dalam kamarnya.
"Sayang....Jangan tinggalkan aku,sayang...Aku sangat merindukan kamu,jangan tinggalkan aku sayang." Eva membalikan badannya dan melihat Carles yang mengigau,dia melihat wajah Carles yang sudah basah karena keringat dan dia terlihat begitu gelisah.
"Sayang....jangan tinggalkan aku..."
*** bersambung***