Wanita Pengganti Kekasih Sang CEO

Elena sudah terlihat cantik, pukul 13.00 Alex akan menjemput dirinya di rumah dan mengajaknya ke sebuah butik milik temannya saat dia kuliah dulu. Untuk membuat gaun pengantin dan juga jas yang warna senada dengan gaun Elena.

Sebelum membawa Elena ke sana, dia sudah pernah membawa Clara ke sana lebih dulu. Namun, harapannya untuk menikah dengan Clara pupus sudah. Justru saat ini berganti kebahagiaan yang lebih dari dirinya bersama Clara dulu.

"Silahkan masuk Nyonya Alex," ucap Alex sambil membukakan pintu mobil kekasih hatinya. Alex memilih menyetir mobil sendiri tak menggunakan jasa supir pribadi ataupun Jordan.

"Sekarang kita langsung ke butik teman aku ya untuk membuat gaun pengantin kamu dan juga jas untuk kau. Semalam aku sudah menghubungi Lilian, kalau aku ingin ke butiknya," ujar Alex dan Elena hanya mengiyakan.

Elena terlihat hanya diam selama perjalanan, suasana terlihat kaku. Alex juga sesekali melihat Elena yang sedang termenung.

"Kamu kenapa? Apa kamu tak menyukai pernikahan kita? Wajah kamu terlihat tak bahagia menyambut pernikahan kita," tegur Alex.

"Em, enggak kok. Aku senang, hanya saja Ayah tak bisa hadir di acara pernikahan aku dan kamu," ungkap Elena.

"Apa kita mau membawa Ayah berobat dulu ke luar negeri? Mungkin saja di sana bisa sembuh. Sekalian kita foto prewedding di sana. Lusa kita bisa berangkat. Besok kita tinggal ke Wedding Organizer. Untuk memberitahu konsep pernikahan kita, menu catering, konsep dekorasi. Oh ya, untuk souvenir pernikahan kamu mau apa? Logam mulia untuk para tamu undangan yang datang?" ungkap Alex.

"Sultan, bebas ya mau ngapain juga? Kalau kita memberi logam mulia, aku yakin pembaca novel kita akan datang ke acara pernikahan kita termasuk authornya," sahut Elena membuat Alex terkekeh mendengarnya.

"Tak apa, asal jangan mengintip malam pertama kita saja," ucap Alex membuat Elena tersipu mala. Kala mengingat malam pertama.

"Pokoknya mau tak mau, kamu harus siap. Karena aku tak mau menundanya lagi, sudah lama aku menahannya. Lagi pula aku sudah tak sabar ingin memiliki anak, Mami dan Ayah juga sudah tak sabar memiliki cucu," jelas Alex.

"Selalu saja memaksa," gerutu Elena membuat Alex tertawa terbahak-bahak. Dia memang paling suka menggoda kekasihnya.

Mereka kini sudah sampai di butik. Elena dan Alex sudah di sambut oleh Lilian. Lilian sempat merasa bingung, saat melihat wanita yang mirip dengan Clara. Yang berbeda hanya penampilan dan juga sikap. Elena ramah dan lembut, dan gaya berpakaian Elena juga tak berani terlalu terbuka. Elena juga tidak glamor, dia tampak sederhana. Namun, tetap terlihat anggun dan juga cantik. Dengan riasan yang natural.

"Kenalkan ini Elena," ucap Alex. Dia yakin kalau Lilian saat ini sedang bingung. Karena Alex sudah bilang kepada Lilian kalau hubungan dirinya dengan Clara sudah berakhir, dan dia akan menikah dengan wanita lain. Namun, Alex lupa memberitahu kalau dia akan menikah dengan wanita yang wajahnya mirip dengan Clara.

Lilian baru mengerti, kalau wanita yang berada dihadapannya bukan Clara. Tetapi wanita lain. Lilian langsung mengukur tubuh Elena untuk membuat gaun pengantin.

"Beruntung lo Lex, wanita ini justru lebih sempurna dari si Clara," bisik Lilian dan Alex menganggukkan kepalanya. Elena memang memiliki banyak kelebihan, dia wanita yang sempurna.

Setelah urusan mereka selesai, Alex dan Elena pamit. Lilian masih tak habis pikir, mengapa Elena bisa mirip dengan Clara.

"Apa dia saudara kembar ya? Mengapa wajahnya sangat mirip. Memang sih, untuk karakter sangat berbeda jauh dengan Clara," Lilian bermonolog sendiri.

Mereka kini berada di sebuah restoran mewah dan sangat romantis, untuk menikmati makan malam bersama. Dulu, Elena sempat terpikir. Apakah dia bisa hidup bahagia, merasakan kenikmatan dunia?

Elena yang terlahir dari keluarga sederhana, tentu saja tak pernah bermimpi bisa menikmati kemewahan seperti sekarang. Dulu, jangankan untuk makan di restoran mewah. Sudah bisa makan saja, dirinya sudah bersyukur. Semua seakan seperti semua mimpi. Keinginannya dulu sudah tercapai. Elena berharap, rasa cinta Alex tak akan berubah kepadanya.

"Apa kamu bahagia? Aku janji akan selalu membuat kamu bahagia. Aku akan menghapus air mata kesedihan yang selama ini menetes, berganti dengan air mata kebahagiaan," ucap Alex.

Tentu saja dirinya merasa bahagia, ibarat kata dia adalah Cinderella yang selama ini menanti sang pangeran datang menghampiri dirinya. Setelah selesai makan, Alex mengantarkan Elena pulang.

Saat menjalin hubungan dengan Elena, Alex memperlakukan sangat berbeda saat bersama Clara dulu. Dirinya saat ini lebih menghargai keinginan kekasihnya, untuk tidak melakukan hubungan suami istri sebelum mereka menikah. Alex akan melakukannya, menahan hasrat terpendamnya. Meskipun dirinya sempat ingin memper*kosa Elena.

Jika sampai hal itu terjadi, Elena akan membenci dirinya. Untungnya hal itu tak sampai terjadi. Karena Elena bukanlah Clara, wanita penggoda dan murahan. Yang menginginkan sentuhan dari seorang laki-laki.