Dia adalah Anindira Maheswari. Dia adalah seorang gadis yang sangat mandiri, pemberani, tomboy, cerdas dan pekerja keras. Dia tinggal bersama Ayahnya di sebuah rumah sederhana milik Ayahnya yang dulu sebelum Ayahnya menjadi orang sukses namun sekarang harus kembali ke titik NOL. Saat ini dia berstatus mahasiswi semester 5 dengan beasiswa prestasi namun dia harus bekerja keras untuk memenuhi kebutuhannya. Tetapi tiba-tiba cerita hidupnya berubah ketika dia bertemu seorang duda beranak satu....
Bagaimana kelanjutannya, inilah novel pertamaku " Jatuh Cinta Sama Duda"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dydy_ailee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ELPISODE 34
Mendengar Keenan mengaduh, sontak membuat Pak Salim, Pak Salman dan Bu Wulan menoleh kearah mereka. Mereka segera menghampiri Keenan, Dira dan Queen.
" Kenapa Keenan, kenapa kamu teriak?" Tanya Bu Wulan yang panik.
" Ini Ma, Dira nyiram Keenan air terus mukul kepala Keenan pakai ember." Keluh Keenan seperti anak kecil.
" Dira." Kata Pak Salman dengan suara tinggi yang membuat Dira menunduk sama seperti anak kecil yang sedang rebutan mainan pakai pukul-pukulan.
" Maaf tante, habis Keenan sih tante maksa-maksa buat nyium Dira." Celetuk Dira dengan polosnya yang membuat Pak Salim, Pak Salman dan Bu Wulan tertawa melihat tingkah mereka.
" Keenan, kamu ini. Pantas saja Dira marah, kamu yang mulai." Imbuh Pak Salim sambil tertawa.
" Hmmm sebenarnya yang anak kecil aku apa mereka sih, orang dewasa yang ke kenak-kanakan." Kata Queen dalam hati sambil menepuk keningnya.
" Ya udah ma, Keenan ganti baju dulu." Keenan pun segera berdiri dan menuju kamarnya. Pak Salman melirik ke arah Dira, memberi kode untuk menyusul dan meminta maaf pada Keenan.
" Tante, Om, Dira nyusul Pak Keenan dulu ya."
" Iya, sayang." Kata Bu Wulan.
" Dasar mereka ini sudah dewasa tapi seperti anak kecil saja." Kata Pak Salim dengan tersenyum kecil.
" Queen, kamu bermain sama kakek Salman dulu ya." Ajak Pak Salman.
" Iya, Kakek."
Dira segera menyusul Keenan ke kamar, tanpa mengetuk pintu Dira langsung nyelonong masuk dan kaget melihat Keenan yang bertelanjang dada dengan berbalut handuk. Perutnya yang six pack membuat Dira melotot dan menelan ludah, jantungnya mulai berdebar kencang. Keenan yang sedang menggosok-nggosokan handuk ke rambutnya langsung menoleh ke arah Dira.
" Ada apa lagi, apa lagi yang mau kamu lakuin sama aku. Kamu lihat bekas gigitan kamu saja masih membekas, sekarang kepala aku yang benjol terus besok apalagi." Protes Keenan dengan kesal. Dira pun hanya terdiam karena merasa bersalah. Keenan pun mengambil salep untuk di oleskan ke kepalanya sambil menghadap cermin namun Keenan merasa kesulitan. Melihat Keenan kesulitan, Dira segera menghampiri dan menyambar salep yang di pegang Keenan.
" Sini Pak saya bantuin. Bapak duduk sini ya." Kata Dira dengan gaya manisnya sambil mengarahkan Keenan untuk duduk di tepi kasur. Dira menyibak rambut Keenan dan mengoleskan salep.
" Aduh." Rintih Keenan.
" Masak gitu aja sakit, Pak. Tahan dulu Pak. Waduh Pak ternyata sampai benjol gini ya, maaf ya Pak." Ucap Dira sambil terus mengolesi kepala Keenan. Setelah selesai, Dira melihat dada Keenan yang masih membekas merah karena gigitannya. Dira membungkuk dan mengolesi salep pada dada Keenan. Jantung Keenan berdegup kencang di tambah wajah Dira sangat dekat dengannya. Keenan tidak melepaskan pandangannya pada Dira, terutama saat melihat bibir mungil Dira yang merah alami. Jantung Dira pun sama semakin kencang saat berdekatan dengan Keenan. Setelah selesai, Dira segela meletakkan salepnya.
" Sekali lagi maaf ya, Pak. Saya nggak sengaja karena bapak juga sih yang cari pekara."
" Udah lah lupain aja. Kamu kan emang masih kecil jadi salah aku juga." Ejek Keenan.
" Enak aja anak kecil, kenapa nggak sama tante-tante aja yang lebih pengalaman, ngapain juga sama aku." Gerutu Dira. Dira pun segera pergi namun lagi-lagi langkahnya terhenti karena Keenan menarik Dira dan membuat Dira jatuh ke pangkuannya. Jantung Dira semakin kencang saat berada di pangkuan Keenan, di atas tubuh yang kekar dan begitu atletis.
" Kamu harus tanggung jawab." Kata Keenan sambil mendekap Dira.
" Saya kan udah obatin, saya mesti ngapain lagi Pak." Keluh Dira yang takut untuk bergerak karena Keenan mendekapnya dengan kuat dan tidak melepaskan tatapannya.
" Ada pekerjaan tambahan buat kamu."
" Pekerjaan apa, Pak?" Tanya Dira dengan pelan. Keenan pun mendekat wajahnya, Dira pun memejamkan matanya seolah-olah dia tau apa yang akan di lakukan oleh Keenan. Jantung Dira semakin berdebar tak karuan namun ternyata Keenan hanya membisikkan sesuatu pada Dira.
" Habis ini cepat masakin saya, karena saya lapar belum sarapan." Bisik Keenan dan ternyata Dira kena prank. Dira pun segera berdiri dengan wajah cemberut lalu mendorong tubuh Keenan hingga terjatuh di atas kasur lalu pergi. Keenan pun tertawa puas melihat ekspresi wajah Dira yang lucu.
" Pak Keenan ini emang nyebelin, sebentar bikin baper, sebentar bikin kesel. Eh ngapain juga tadi gue berharap pingin di cium. Sadar Dira, kamu jangan ikut-ikutan mesum kayak Pak Keenan." Gumam Dira dalam hati sambil memukul-mukul kepalanya.