Notes : Bukan untuk bocil.
"Panggil aku Daddy, Gadis Manis."
Abercio Sanchez. Andai Lucy tak menikah kontrak dengan pria itu, mungkin ... putrinya Ciara tak akan terjebak dalam kegilaan Abercio yang berstatus ayah sambung dari anak tersebut.
Ciara A. Garnacho. Seorang gadis polos yang kekurangan kasih sayang dari sosok ayah kandungnya. Kelemahan tersebut malah dimanfaatkan oleh Abercio yang menjadi ayah sambung dari gadis tersebut.
Hal apakah yang Abercio lakukan sehingga Ciara menuruti semua kegilaan Abercio saat menjadi ayah sambungnya?
Yuk, subscribe novel ini dan baca kelanjutan kisah Abercio dan Ciara!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sheninna Shen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Wake Up Ciara!
..."Wake up Ciara, he is not available anymore. Maybe you can try to falling in love with Leo? Leo juga nggak kalah ganteng sama Abercio Sanchez ini." – Ciara A. Garnacho ...
Ting! Ting! Ting!
Notifikasi ponsel Ciara berbunyi. Ada sebuah pesan dari nomor baru. Ciara yang saat itu baru saja tiba di rumah dan merebahkan tubuhnya ke atas kasur, ia mengambil dan menatap layar ponselnya.
^^^"Halo, Masa Depan!"^^^
^^^"Eh maksudku, Ciara :)"^^^
^^^"Ini aku, Leo. Save nomorku ya."^^^
^^^"Fotonya jadi bagus karena kamu yang jadi objeknya :)"^^^
Ciara tak mampu menahan tawanya saat membaca pesan singkat dari Leo, Si Kakak Senior yang riang dan hangat itu! Tingkah konyol Leo cukup membuat Ciara terhibur.
Tok! Tok! Tok!
"Ciara? Kamu di dalam?"
Tiba-tiba suara ketukan pintu dan suara Abercio membuat Ciara tersadar dari pikirannya tentang sosok Leo. Ia meletakkan ponselnya ke atas ranjang tanpa mengeluarkan pesan yang ia terima dari Leo. Kemudian ia bergegas menuju pintu dan membuka pintu kamarnya.
"Daddy Cio!" Ciara langsung tersenyum girang menatap pria itu. Ingin sekali ia memeluk tubuh Abercio, tapi ia mengurungkan niat tersebut karena sedang membatasi jarak agar perasaan yang kini membuat ia gundah tak semakin membesar.
"Tumben dia tak memelukku?" pikir Abercio heran.
Pria yang merupakan ayah sambung Ciara itu mendadak menduga-duga bahwa kini gadis itu enggan memeluknya karena telah bertemu dengan pria yang tadi ia temui di kampus.
"Ada apa, Daddy?" tanya Ciara manja. Ia membuyarkan lamunan Abercio.
"Oh ... aku penasaran dengan apa yang kamu lakukan di kampus tadi," ucap Abercio.
Sebenarnya tujuan Abercio ke kamar Ciara bukan untuk menanyakan hal yang sudah ia ketahui melalui Bart. Ia penasaran, apakah Ciara akan memberitahunya tentang pria yang ia temui tadi di kampus atau tidak?
"Boleh. Tapi ... Ciara belum mandi. Soalnya baru pulang," ucap Ciara sambil membuat bentuk kerucut yang menggemaskan di bibirnya.
"Ya udah, Ciara mandi dulu gih." Suruh Abercio sambil menghela nafas dan memaksakan senyumnya. Padahal, ia sudah sangat penasaran untuk mendengarkan cerita dari gadis itu.
"Daddy mau tunggu di kamar Ciara?" tanya Ciara saat melihat Abercio tak bergeming di depan pintu kamarnya.
"Can i?" tanya Abercio ragu sambil menaikkan alis kirinya.
"Ih! Boleh dong! Kan ini rumah Daddy Cio! Bukan rumah Ciara!" Ciara mengatakannya dengan suara yang menggemaskan.
"Rumahku juga rumahmu," ucap Abercio sambil tersenyum.
Ciara membalas senyuman Abercio. Kemudian ia menuju ke lemari dan memilih baju yang akan ia pakai langsung setelah mandi nanti. Jadi, ia tak perlu keluar dari kamar mandi hanya dengan mengenakan handuk.
Di saat Ciara sudah masuk ke dalam mandi, Abercio duduk di sisi ranjang Ciara sambil bersandar di sandaran ranjang gadis itu. Kemudian ia mengeluarkan ponselnya untuk menghilangkan jenuh menunggu gadis itu mandi.
Ting! Ting! Ting!
"Brisik banget sih!" celetuk Abercio yang merasa terganggu dengan notifikasi beruntun dari ponsel milik Ciara.
Abercio tak mampu menahan rasa penasarannya. Siapa yang mengirimkan pesan beruntun tersebut? Ia pun mencoba meraih ponsel Ciara yang layarnya masih hidup dan tidak terkunci.
^^^"Masa Depan?"^^^
^^^"Jangan cuekin aku dong :("^^^
^^^"Apa foto yang ku ambil kurang bagus?"^^^
^^^"Besok kita foto-foto lagi gimana?"^^^
^^^"Gratis! Sekalian aku traktir makan dan ngopi."^^^
^^^"Ya? Ya? Ya?"^^^
Abercio langsung memutar kedua bola matanya sambil menghela nafas kasar setelah membaca semua pesan yang dikirimkan oleh Leo dari awal hingga akhir.
"Apaan sih? Kampungan banget caranya deketin cewe," gerutu Abercio kesal.
Abercio meletakkan kembali ponsel Ciara ke tempat semula. Kemudian ia merebahkan tubuhnya ke atas ranjang sambil memejamkan mata dengan kedua tangan yang ia rentangkan.
"Aku begini bukan karena cemburu. Tapi aku nggak rela anak gadisku di ganggu sama cowo yang nggak jelas begitu," gumam Abercio lirih.
Beberapa menit telah berlalu. Abercio tak sadar bahwa ia terlelap. Mungkin karena ia terlalu lelah bekerja seharian.
Ciara keluar dari kamar mandi sambil bersenandung. Ia tak henti-hentinya mengulum senyum saat mengingat lagi kekonyolan Leo saat di kampus tadi. Pikirnya, tak ada salahnya jika ia berteman dengan orang yang ceria seperti itu. Pasti akan memberikan sisi positif tersendiri untuknya.
"Loh ... Daddy Cio tidur?" gumam Ciara pelan.
Gadis itu berjalan dengan berjinjit mendekat ke arah ranjang agar pria yang sedang terlelap itu tak terbangun.
Entah apa yang mendorong gadis itu, Ciara merangkak ke atas ranjang mendekati wajah Abercio dari sisi tubuh pria itu. Kemudian ia menatap dengan lekat wajah Abercio yang sedang terlelap.
Ciara tak mampu menahan tangannya yang ingin sekali menyentuh setiap lekukan yang ada di wajah pria itu. Ciara menyentuhnya dengan lembut mulai dari dahi, hidung, bibir, dagu dan berhenti di leher tepatnya di jakun pria itu.
"Daddy Cio ..." bisik Ciara pelan.
Abercio yang tersadar akan sentuhan nakal Ciara, ia memilih untuk pura-pura tidur. Ia penasaran, hal apa yang akan gadis itu lakukan saat ia terlelap.
"Ganteng sih ... tapi, mana mungkin aku mencintai suami ibuku sendiri," gumam Ciara pelan.
Ciara pun menghela nafasnya. Menelan kenyataan pahit yang kini sedang mengganggu pikirannya. Meskipun kerap kali ia menolak perasaan terlarang yang perlahan muncul di dada, entah kenapa perasaan itu kian hari makin membesar dan tak tertahankan.
"Wake up Ciara, he is not available anymore. Maybe you can try to falling in love with Leo? Leo juga nggak kalah ganteng sama Abercio Sanchez ini," gumam Ciara pelan menyadarkan dirinya sendiri.
Ciara memutar tubuh untuk mengambil ponselnya. Namun, Abercio langsung menangkap tubuh Ciara dan memposisikan tubuh gadis itu di bawah sedangkan ia di atas.
Kedua mata hazel Abercio dan mata amber Ciara saling bertaut. Deruan nafas Ciara terdengar kasar karena rasa terkejutnya akan tingkah Abercio yang tak ia sangka-sangka. Dadanya dibuat naik turun akibat terkejut.
"D-Daddy Cio?" gumam Ciara dengan mata indahnya yang membulat dengan sempurna.
"Apa maksud ucapanmu tadi?" tanya Abercio dengan suara baritonnya yang cukup membuat Ciara bergidik.
...❣️❣️❣️...
...BERSAMBUNG......
