SQUEL "GAIRAH SANG CASANOVA"
SERI KEEMPAT.
#POVPELAKOR
Karena kesalahan di masa lalu, membuat seorang wanita yang kini bekerja di sebuah club' malam bertekad menghancurkan rumah tangga seseorang.
Dia adalah Bianca, wanita cantik dengan tubuh gemulai, juga parasnya yang cantik rupawan. Namun, nasib baik sepertinya tidak berpihak padanya.
Bianca hidup sebatang kara, setelah sang ayah meninggal saat dia remaja. Semua keluarga tidak ada yang sudi menampungnya hingga dia hidup dengan liar di luar sana.
Dan ia merasa semua nasib sial itu akibat perbuatan seorang wanita bernama Joana, yang kini terlihat bahagia dengan suaminya. Hidup penuh tawa, dan bergelimang harta.
Hingga akhirnya Bianca bertekad, untuk menggoda suami wanita itu.
"Bizard Welling Tanson, aku akan membuatmu jatuh dalam pelukanku dan menghancurkan Joana!"
Apa yang membuat Bianca ingin membalaskan dendamnya pada Joana? Cus ikuti ceritanya.
Salam Anu 👑
Ig @nitamelia05
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ntaamelia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34. Jangan Berisik
Akhirnya Bianca berhasil tinggal satu atap dengan Bizard dan Joana. Sejak saat itu, dia mengurus semua keperluan rumah tangga, dari beres-beres rumah, membersihkan pakaian dan juga memasak.
Bahkan tak jarang, dia yang menggantikan Joana untuk melayani keinginan Bizard. Karena Joana mulai sibuk dengan proyek besar yang sedang digarapnya.
Seperti saat ini, sedari tadi Bizard mencari dasi yang kemarin dia pakai. Namun, di tempat biasa tidak ada.
"Jo, dasi yang kemarin aku pakai di mana yah? Kamu lihat tidak?" tanya Bizard, sambil membuka laci lemari pakaian.
Mendengar pertanyaan Bizard, Joana malah menghela nafas kasar. "Bee, kamu tidak lihat aku sedang apa? Aku sedang menelpon, ada pekerjaan yang harus aku urus, coba tanya Bianca sana!" Ketus Joana, kemudian menempelkan benda pipih itu lagi ke telinganya. "Iya-iya, bagaimana tadi, Tuan?"
Joana keluar dari kamar, sementara Bizard hanya menatap kepergian istrinya. Karena sang istri tak meladeninya, dia pun melangkah ke arah pintu, kepalanya menyembul sambil memanggil nama Bianca. "Bian!" Teriak Bizard.
"Biiiii, bisa tolong aku sebentar?" teriaknya lagi, membuat Bianca menghentikan aktivitasnya. Saat itu, Bianca sedang memasukkan makanan ke dalam kotak bekal milik Bizard.
Bianca berlari kecil hingga sampai di depan kamar Bizard. "Ya, Tuan. Ada yang bisa saya bantu?" Balas wanita itu, menatap Bizard yang terlihat memasang wajah masam.
"Kamu lihat dasi yang kemarin aku pakai tidak?" tanya Bizard.
"Oh dasi yang kemarin sudah saya masukkan ke keranjang baju kotor, Tuan. Memangnya kenapa?"
"Aku merasa dasi itu paling cocok dengan bajuku sekarang."
"Apa mau diambil lagi mumpung belum dicuci? Tapi ya agak bau apek sedikit."
"Tidak usah, kamu bantu aku carikan warna yang cocok saja."
Bianca langsung mengangguk, dia mengekor pada Bizard, kemudian membuka lemari pakaian. Semua pakaian yang ada di dalamnya jauh terlihat lebih rapih saat Bianca yang menyusunnya. Karena wanita itu memang tidak suka dengan hal-hal yang berantakan.
"Bagaimana dengan warna ini, ini juga cocok kok," ucap Bianca memberi saran. Dia mengangkat satu dasi dengan corak garis-garis berwarna navy.
Bizard terdiam sejenak, seolah tengah mempertimbangkan saran Bianca. Hingga akhirnya dia pun mengangguk setuju.
"Sepertinya lumayan bagus."
Bianca tersenyum manis. "Menunduklah!" titah wanita itu, tanpa bicara Bizard langsung patuh pada perintah Bianca. Dengan cekatan wanita itu memasangkan dasi di leher Bizard, layaknya ia tengah melayani sang suami.
Dalam jarak sedekat itu, Bizard dapat mencium aroma tubuh Bianca yang terasa sangat segar. Meskipun sedikit berkeringat, tetapi itu semua tidak dapat merubah aromanya. Bianca memang tipe wanita yang pandai merawat diri, hingga tak heran jika kulitnya pun seputih ini.
"Mana jas yang mau Tuan pakai?" tanya Bianca setelah berhasil memasang dasi di leher Bizard.
"Yang hitam kancing emas."
Bianca langsung mengangguk paham, dia mengambil jas tersebut dan memakaikannya di tubuh kekar Bizard. Sesaat Bizard menyangka bahwa yang ada di hadapannya adalah sang istri, hingga dia sedikit menggerakkan tangan, ingin memegang pinggul Bianca. Namun, sebelum itu terjadi Bizard langsung tersadar. Dia menggeleng pelan.
Bianca sedikit merapihkan kerah baju pria itu, kemudian tersenyum manis. "Finish. Sekarang Tuan lihat ke arah cermin! Bagaimana, cocok 'kan? Karena menurut saya, pakai baju seperti apapun, anda tetap terlihat tampan." Ucap Bianca sambil mengangkat satu jempolnya.
Mendengar pujian itu, Bizard sedikit tersipu. Bahkan saking salah tingkahnya dia sampai mengusap tengkuk sambil tersenyum-senyum. Sementara Bianca terkekeh kecil.
"Kalau begitu mari kita sarapan," ajak Bianca.
Demi mengusir rasa yang tiba-tiba menghinggapinya, Bizard segera menganggukkan kepala. "Ya, mari kita sarapan."
Bianca memimpin langkah, dan di meja makan ternyata sudah ada Joana yang tengah memakan sarapannya sambil mendengarkan penjelasan seseorang di seberang sana.
Melihat kedatangan suami dan pembantunya. Joana langsung mengarahkan telunjuk ke mulut. Memberi tanda agar Bizard dan Bianca tidak berisik.
Keduanya hanya saling pandang, kemudian Bianca mengambil kesempatan untuk memberi perhatian pada Bizard, dengan menarik kursi dengan sangat pelan.
Bianca menggerakan tangannya, mempersilahkan Bizard untuk duduk lebih dulu. Bizard tersenyum, dia benar-benar menjadi raja ketika bersama Bianca. Sementara di seberang sana Joana tampak serius dengan obrolannya.
Bianca mengambil piring, kemudian mengisinya dengan dua sandwich. Dia memberikan itu semua untuk Bizard.
"Selamat makan, Tuan, kalau bisa jangan sampai bersuara, nanti Nyonya marah," bisik Bianca, lagi-lagi membuat Bizard tak dapat menahan senyum di bibir tipisnya.
***
Tetap santuy dalam gempuran bertele-tele 🥱
Angel yagesya kalo cowoknya setia.
Mbak Joana🍓