 
                            Imelda Anastasya Mahasiswi kedokteran yang terkenal karena kecantikan, kepintaran dan keramahannya membuat siapapun ingin dekat dengannya. Namun sayang tidak dengan kekasihnya yang tega berselingkuh di belakangnya.
Bimantara Kusuma anak bungsu dari 
pasangan Yuni Lestari dan Bambang Kusuma terkenal sebagai CEO yang sangat dingin dan tegas. Dirinya tak pernah percaya cinta sejak cintanya di khianati oleh sahabatnya sendiri.
Bagaimana kisah mereka? Ikuti terus ceritanya ya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Meitania, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Merajuk
Imel menutup mulutnya dengan kedua telapak tangannya tak percaya dengan apa yang ada di hadapannya. Imel tak menyangka jika dirinya akan di lamar Bima secepat ini.. Air matanya melincur begitu saja tanpa permisi.
Bima menyodorkan sebuah cincin yang berada di dalam kotak kecil nan cantik seperti cincin di dalamnya. Dengan wajah penuh air mata Imel menganggukkan kepalanya dan menyodorkan tangan kirinya.
Bima memasangkan cincin di jari manis Imel kemudian mencium punggung tangan Imel. Imel menghambur kedalam pelukan Bima begitu Bima bangkit dari duduk berlututnya. Bima mengusap lembut punggung Imel dan membisikkan kata terima kasih.
"Terima kasih Sayang." Bima.
"Jadi, cintaku berlabuh pada Om-om nih.." Goda Wulan.
Imel melepaskan pelukannya dan menatap Bima dengan penuh cinta. Bima mengusap lembut pipi Imel yang basah karena lelehan air mata bahagia Imel. Juan dan Bagas menghampiri mereka berdua.
Imel memeluk kedua kakaknya ketika Juan dan Bagas berada di dekatnya. Bima pun terharu dan ikut meneteskan air matanya. Bima langsung mengusap pipinya begitu aor matanya lolos tanpa aba-aba.
"Selamat ya sayang." Juan.
"Terima kasih Bang." Imel.
"Kami harap kalian tidak menunda terlalu lama pernikahan kalian." Bagas.
"Ya Bang. Saya menginginkan bulan depan kami menikah. Namun, mengingat semua harus di persiapkan dengan baik. Bima serahkan pada Mama dan Ibu. Apakah mereka setuju jika bulan depan kita menikah." Bima.
"Setuju." Ucap Mama Yuni dan Ibu Maryam bersamaan.
"Kami tidak keberatan Nak. Kapan pun kalian akan melangsungkan pernikahan." Mama Yuni.
"Baiklah. Bulan depan." Juan.
"Atur jadwal terbang mu Bang." Bagas.
"Hahahaa... Siap." Juan.
Wulan, Dini dan Nita menghambur memeluk Imel. Begitu juga dengan Arman, Johan dan Steve yang memeluk Bima ala pelukan laki-laki sebagai ucapan selamat karena hanya Bima yang belum melepas masa lajangnya.
Ke tiga Sahabatnya telah melepas masa lajang mereka. Karena patah hati membuat Bima tak berkeinginan untuk dekat dengan perempuan mana pun. Dan Imel mampu mendobrak pintu hati Bima. Bahkan Bima sangat bucin.
"Selamat sayang..." Nita.
"Makasih.." Imel.
"Welcome and join the kusuma family." Wulan.
Imel tak menjawab apapun. Matanya kembali berkaca-kaca kemudian memeluk Wulan dan Dini bersamaan. Nita mengusap lembut punggung Imel.
"Makasih Om nya ya Lan." Imel.
"Hahahaa... Padahal dulu anti ya Mel." Dini.
"Sebelum gw tau Om nya Wulan kaya apa. Kalo tau dari dulu Om nya sebegitu keren dari dulu juga gw pepet."Imel.
"Hahahaa.... Lu sih ilfeal duluan denger kata Om." Dini.
"Ya kan fikiran gw om-om udah tua." Imel.
"Ternyata tua-tua makin jadi ya Mel." Nita.
Obrolan mereka pun terhenti ketika Anya meminta mereka semua untuk menikmati hidangan yang sudah di sediakan. Semua pun menikmati makanan yang ada. Seperti biasa Imel akan makan dari suapan Bima.
Bima selalu memanjakan Imel sebisa mungkin walaupun tak semuanya dia menuruti keinginan Imel. Heru duduk di samping Nita dengan piring yang sudah tinggal separuh.
"Yang, kamu ga ngiri?" Heru.
"Ngiri kenapa?" Nita.
"Ya, Dini sama Imel dapet sodara dari Wulan otomatis mereka bersaudara." Heru.
"Sayang, jangan lupa ya. Wulan, Dini dan Imel adalah keluarga ku jadi otomatis juga Om Bima, Mas Juan dan Mas Dodit jadi keluarga kita juga." Nita.
"Makasih sayang." Heru.
"Makasih untuk apa?" Nita.
"Mau nerima aku." Heru.
"Sayang,, ih. Ga usah bilang gitu deh. Pertemuan kita sudah Tuhan rencanakan dengan indah." Nita.
"Aku selalu bersyukur mendapatkan kamu Yang." Heru.
"Aaa... so sweet." Nita.
"Ish... Kamu mah." Heru.
Keduanya larut dalam obrolan mereka sendiri. Sampai Dini menegur mereka yang asik berdua. Ketiga sahabat Bima yang datang dengan membawa keluarganya menambah ramai suasana ballroom hotel T.
Siang hari setelah makan siang semua pun membubarkan diri. Ketiga sahabat Bima yang membawa keluarganya berpamitan pulang karena sudah sejak kemarin mereka ada di kota M. Kedua kakak Bima pun berpamitan.
Dodit, Dini dan Heru pun berpamitan pulang karena harus mengantarkan Dini terlebih dahulu ke kota C. Wulan dan Juan langsung pergi untuk berbulan madu. Nita pun pulang di antarkan oleh Dini, Dodit dan Heru.
Orang tua Bima pun pulang bersama dengan supir mereka. Menyisakan Bima yang akan kembali ke kota Y besok siang karena masih ingin berduaan bersama Imel. Apalagi keluarga Imel kumpul semua.
Imel, Bima dan Ibu Maryam satu mobil bersama menuju rumah ibu Maryam. Sementara Juan dan keluarganya satu mobil sendiri begitu juga dengan Bagas dan keluarganya.
Teh Leli pergi dengan supir karena harus membawa beberapa barang. Teh Leli tak pernah mengeluh. Menikah dengan suaminya sekarang hanya untuk menutup hujatan orang-orang yang mengatakan jika dirinya perawan tua.
Oleh karena itu, Teh Leli membiarkan saja suaminya menikah lagi dengan wanita pilihannya. Dan saat ini istri ke duanya tengah berbadan dua. Berbeda dengan Teh Leli yang belum kunjung hamil.
Sampai di rumah. Juan dan Bagas terus mengajak Bima berbincang dari urusan bisnis sampai rencana pernikahan mereka. Ibu Maryam di bantu Anya dan Lena berdiskusi mencari WO yang siap menerima job pernikahan di bulan depan.
Dengan cepat mereka menemukan WO yang kompeten di bidangnya. Sementara Imel cemberut saja di depan televisi karena Bima di kuasai oleh kedua Abangnya. Padahal rencananya Imel mau berduaan sebelum Bima kembali ke kota Y.
Anak-anak dari Juan dan Bagas asik bermain bersama di taman belakang dengan pengawasan suster dari keluarga Bagas. Sementara Teh Leli sibuk di dapur. Teh Leli melihat Imel yang hanya cemberut di depan televisi terlihat dari acara televisi yang menampilkan lawakan tapi Imel hanya diam.
Teh Leli pun menghampiri Imel yang tengah sendirian bermaksud menghibur anak majikannya. Namun, tak mendapatkan respon sedikit pun dari Imel. Imel malah bangkit dan pergi ke kamarnya. Suara dentuman pintu kamar Imel mengejutkan semuanya.
"Ada apa?" Tanya Ibu Maryam.
"Kenapa Teh?" Juan.
Teh Leli tersenyum melihat semuanya yang bertanya mengenai Imel.
"Maaf jika Teteh lancang. Ibu, Teh Anya sama Teh Lena sibuk mengurus persiapan pernikahan Teh Imel. Aa Juan sama Aa Bagas juga sibuk dengan Aa Bima. Tanpa di sadari semuanya mengabaikan Teh Imel." Jelas Teh Leli.
"Astagfirullah."
"Teh Imel sepertinya kesal karena Aa Bima juga mengacuhkannya." Teh Leli.
Semua mata memandang Bima. Bima hanya diam mengangkat bahunya.
"Bukannya saya sejak tadi di sini bersama Bang Juna dan Bang Bagas. Imel bisa saja duduk bersama saya." Bima.
"Iya. Tapi Aa hanya diam tidak mengajak Teteh. Jadi Teteh merasa di acuhkan." Teh Leli.
"Sebaiknya kamu naik dan minta maaf Bim." Lena.
"Hah!" Tapi Imel di dalam kamarnya Kak." Bima.
"Masuklah. Dan jaga Imel. Bersabarlah hingga pernikahan kalian." Juan.
"Kalian.." Bima.
"Kami percaya kamu bisa menjaga amanah kami." Bagas.
🌹🌹🌹
teman" dah pada nikah, tunangan dan ada yang udah punya anak, lah gw jangan kan tunangan, calon pun belum punya padahal umur baru 20 uwaaa makkk😭😭