Adhitama Daniyal Dharmawangsa terpaksa harus menikah dengan Auristela Clara salah satu ART di kediamannya karena sebuah salah paham, bagaimanakah kehidupan pernikahan mereka kedepannya, apakah berjalan dengan lancar atau berakhir ditengah jalan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tiara Amelia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Meminta Bantuan Reza
Tama mengambil handphonenya di saku jas lalu menghubungi nomor telepon rumah Oma Putri.
"Iya hallo, ini siapa?"Ucap suara di seberang sana yang ternyata ART Oma.
"Saya Tama, cucunya Oma, apa Oma ada?"
"Oh ada, sebentar saya panggilkan."
"Iya baiklah."
"Hallo Tama, ini Oma.Tumben telepon?"Ucap Oma Putri.
"Iya Oma, aku mau tanya apa Mami ke sana tadi?"
"Enggak, memangnya Ratna tidak memberitahu kamu mau pergi kemana?"
"Enggak Oma, makanya ini aku khawatir.Takut Mami kenapa-napa."
"Mami kamu itu sudah tua, bisa menjaga dirinya sendiri.Sudah kamu jangan khawatir, mungkin Mami kamu pergi ke rumah temannya."Ucap Oma Putri santai.
"Ya baiklah Oma kalau begitu, aku tutup dulu ya teleponnya.Oma jaga kesehatan."Ucap Tama lalu mematikan sambungan telepon.
Tama mengambil handphonenya Ny.Ratna untuk melihat nomor telepon teman-teman arisannya, dia akan menghubungi teman arisan Ny.Ratna dan bertanya apa Ny.Ratna ada di rumah mereka.
Tapi sayang, ternyata handphone Ny.Ratna ada kata sandinya, Tama mencoba memasukkan tanggal lahirnya, tapi tidak bisa.Tama lalu mencoba tanggal lahir Ny.Ratna, tanggal lahir Papi Doni, tanggal pernikahan Ny.Ratna dan Papi Doni, tapi tetap tidak bisa.
Tama yang kesal itu pun melempar handphone Ny.Ratna ke atas ranjang.
"Sekarang bagaimana, apa yang harus aku lakukan."Gumam Tama memijit pelan pelipisnya.
Tadinya saat sudah sampai di rumah Tama ingin langsung mandi lalu tidur, karena hari ini dia benar-benar lelah dan mengantuk.
"Reza, ya aku harus meminta bantuan Reza untuk mencari Mami."Gumam Tama.Dia langsung menelepon Reza, tapi tidak diangkat.
"Apa sih gunanya Reza punya handphone kalau dihubungi pasti tidak bisa."Ucap Tama.
Dengan terpaksa Tama pergi ke rumah Reza dengan mengendarai mobilnya sendiri.
Sementara itu di rumah Reza
Reza dan Amanda sedang makan malam berdua.
"Kamu lain kali harus lebih hati-hati Reza, lihatlah kamu babak belur seperti itu dipukuli begal."Ucap Amanda yang entah sudah ke berapa kali.
"Iya Ma, sudah berapa kali Mama bilang seperti itu.Lebih baik sekarang Mama makan."Ucap Reza lalu makan.
Reza bilang ke Amanda kalau di perjalanan pulang ada begal, dan Reza berkelahi dengan begal itu sampai babak belur begini.
Tak lama kemudian Reza sudah selesai makan.
"Kamu istirahat saja, nanti Mama kompres itu memar di wajah kamu.Oh iya, Mama kasih obat juga."Ucap Amanda.
"Iya Ma."
Ting
Tung
Ting
Tung
Terdengar bel rumah berbunyi.
"Biar aku saja Ma, Mama lanjutkan saja makannya."Ucap Reza lalu berdiri dari duduknya dan berjalan menuju pintu.
Ceklek
Pintu terbuka, terlihat Tama berdiri di sana.
"Tuan Tama, tumben ke sini.Ayo masuklah."Ucap Reza mempersilahkan Tama masuk, Tama pun melangkah masuk ke dalam.
"Siapa Reza yang datang?"Tanya Amanda menghampiri ke ruang tamu.
"Saya Tante."Ucap Tama lalu menyalami Amanda.
"Ternyata Tama yang datang, ayo silahkan duduk.Mau minum apa?"
"Tidak usah repot-repot Tante, kopi saja 1.Jangan terlalu manis dan jangan terlalu pahit.”Ucap Tama.
"Baiklah tunggu sebentar, kamu duduk saja dulu."Ucap Amanda lalu pergi ke dapur.
"Duduklah Tuan."Ucap Reza.Tama pun duduk diikuti Reza, mereka duduk berhadapan.
"Bilang apa kamu sama Tante Amanda soal memar di wajah kamu?"Tanya Tama.
"Saya bilang dipukul begal, dihadang begal waktu di jalan pulang."Jawab Reza.
"Hahaha bagus, kamu memang asisten yang baik.Yaahh walaupun sedikit menyebalkan."Ucap Tama tertawa puas.
"Anda yang menyebalkan Tuan, bukan saya."Gumam Reza.
"Bilang apa kamu?"Ucap Tama yang memang tidak mendengar gumaman Reza.
"Tidak bilang apa-apa."
Tak lama kemudian Amanda pun datang dengan membawa nampan.
"Ini kopinya, ayo diminum."Ucap Amanda meletakkan cangkir kopi di meja di hadapan Tama.
"Terima kasih Tante."Ucap Tama, Amanda mengangguk dan tersenyum.
"Ini minum."Ucap Amanda memberikan segelas air putih dan obat kepada Reza, Reza segera meminumnya."Ini, kompres itu wajah kamu."Ucap Amanda memberikan wadah berisi air es dan handuk kecil, Reza menerima wadah itu lalu memberikan gelas yang sudah kosong ke Amanda.
Amanda pun berlalu pergi ke dapur.
"Jadi Tuan, ada apa Anda ke sini?"Tanya Reza.
Tama menoleh ke sekitar, memastikan tidak ada orang lain selain dirinya dan Reza.
"Mami tidak ada di rumah, beberapa baju Mami juga tidak ada.Handphonenya ditinggal di rumah, dan orang rumah tidak ada yang tahu Mami pergi."Jawab Tama.
"Bagaimana bisa, Tante Ratna pergi dengan siapa?"
"Dengan ART kesayangannya itu."
"Lalu, apa yang bisa saya bantu?"Ucap Reza.
"Anak buah kamu banyak kan?"Tanya Tama.
"Iya, lalu?"
"Tolong kamu suruh beberapa anak buah kamu ke rumah Oma, mengawasi di sana apakah Mami ada di sana atau tidak.Ingat, awasi saja dari jauh jangan sampai ada yang tahu.Tadi saya sudah telepon Oma, tanya apakah Mami ada di sana atau tidak terus kata Oma tidak ada dan Oma menyuruh saya tenang dan tidak khawatir, padahal sudah jelas Mami pergi dari rumah dan tidak ada yang tahu.Saya curiga Mami ada di rumah Oma makanya Oma menyuruh saya tenang dan tidak khawatir karena Mami baik-baik saja di rumah Oma."Ucap Tama.
"Baiklah Tuan, saya akan menyuruh Joni dan beberapa orang untuk pergi ke Jogja.Dan juga saya akan menyuruh anak buah saya yang lain untuk mencari di sini."
"Baiklah, terima kasih Reza."
"Sama-sama Tuan, sebaiknya Anda sekarang pulang dan istirahat.Soal Tante Ratna jangan terlalu dipikirkan, Tante Ratna pasti baik-baik saja dan kita akan segera menemukannya."Ucap Reza.
"Ya, kalau begitu saya pulang dulu."Ucap Tama lalu meminum kopinya sampai habis setelah itu berdiri dari duduknya.
"Iya Tuan, hati-hati di jalan."Ucap Reza berdiri dari duduknya.
Tama mengangguk lalu melangkah pergi.
Setelah Tama pulang Reza pergi ke kamarnya, menelepon Joni dan memerintahkannya untuk pergi ke Jogja besok.Dan tak lupa juga menyuruh sebagian besar anak buahnya untuk mencari Tante Ratna dan Clara di sini, di Jakarta yang luas ini.
Keesokan harinya
Reza sedang berada di markas untuk melihat kepergian Joni ke Jogja.
"Ingat ya Joni, kamu awasi rumah Oma Putri dan jangan sampai ketahuan."Ucap Reza.
"Iya Bos saya ingat."Ucap Joni.
"Bagus, oh iya bagaimana pengiriman senjata bulan ini.Apakah aman dan tidak ada masalah?"
"Aman dan tidak ada masalah."
"Bagus, yasudah cepat sana pergi."
Joni mengangguk, dia dan 3 orang lainnya pun masuk ke dalam mobil dengan Joni yang mengemudi.