NovelToon NovelToon
Mengasuh Putra Pewaris Sang CEO

Mengasuh Putra Pewaris Sang CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu / Pengasuh / Menikah Karena Anak / Ibu susu
Popularitas:258.5k
Nilai: 5
Nama Author: Mommy Ghina

Dua minggu yang lalu, Rumi Nayara baru saja kehilangan bayi laki-lakinya setelah melahirkan. Lalu, seminggu kemudian suaminya meninggal karena kecelakaan. Musibah itu menjadi pukulan berat bagi Rumi. Hingga suatu ketika ia bertemu dengan bayi laki-laki yang alergi susu botol di rumah sakit, dan butuh ASI. Rumi pun menawarkan diri, dan entah mengapa ia langsung jatuh cinta dengan bayi itu, begitu juga dengan bayi yang bernama Kenzo itu, terlihat nyaman dengan ibu susunya.

Tapi, sayangnya, Rumi harus menghadapi Julian Aryasatya, Papa-nya baby Kenzo, yang begitu banyak aturan padanya dalam mengurus baby Kenzo. Apalagi rupanya Julian adalah CEO tempat almarhum suaminya bekerja. Dan ternyata selama ini almarhum suaminya telah korupsi, akhirnya Rumi kena dampaknya. Belum lagi, ketika Tisya— istri Julian siuman dari koma. Hari-hari Rumi semakin penuh masalah.

“Berani kamu keluar dari mansion, jangan salahkan aku mengurungmu! Ingat! Kenzo itu adalah anak—?”

Siapakah baby Kenzo?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy Ghina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 34. Maksud Kedatangan Mertua

Di kamar utama, Rumi baru saja merapikan jas Julian ketika suara langkah cepat terdengar dari lorong. Seorang maid mengetuk pelan.

“Pak … maaf mengganggu. Ada tamu di bawah Non Aulia, dan Bu Rissa sudah menunggu.”

Julian menghela napas, menutup mata sejenak, lalu menatap sekilas. “Suruh saja mereka menunggu. “

“Baik, Tuan.” Maid itu mundur dengan cepat.

Rumi berdiri kaku, menunduk. “Kalau begitu saya pamit ke dapur.”

Julian sempat ingin menahannya lagi. Namun ia hanya menatap punggung Rumi yang bergegas pergi. Ada rasa tak nyaman yang tak bisa ia namai, melihat wajah masam itu menjauh.

“Tunggu Rumi!” Akhirnya Julian menghentikan langkah Rumi yang baru saja keluar.

Wanita itu menoleh dengan raut wajahnya yang datar. “Ada yang bisa saya bantu lagi, Pak Julian?”

Julian melangkah ke arah pintu, lalu berhenti. “Yang masak sarapan pagi ini kamu, bukan? Saya tidak ingin menunda.” Tatapannya tajam, tapi ada nada samar yang tak bisa Rumi terjemahkan.

***

Ruang makan sudah tertata rapi. Piring nasi goreng seafood dengan aroma gurih mengepul, ditemani acar dan kerupuk udang di sisinya.

Julian duduk tenang di kursi utama, sementara Rumi berdiri agak jauh, hanya memastikan semuanya tersaji dengan baik. Mama Liora pun juga sudah bergabung di meja makan.

Ia mengambil sendok pertama, mengunyah perlahan. “Hm … rasanya pas,” gumamnya singkat, tanpa ekspresi berlebihan. Tapi matanya sempat melirik ke arah Rumi.

Rumi hanya menunduk. “Alhamdulillah kalau sesuai selera, Pak.”

“Rum, kalau setiap hari kamu masak seenak ini. Lama-lama Ibu bisa tambah gemuk nih,” seloroh Mama Liora.

Wanita itu tersenyum tipis, “Yang penting sehat, Bu. Kalau gemuk itu bonus,” balasnya.

“Tapi, nasi goreng buatkan kamu ini rasanya nggak kalah enak kayak di restoran, Rum. Eh, kamu udah sarapan belum? Ayo duduk dekat Julian, kamu juga butuh makanan yang bergizi. Kamu itu masih menyusui, dan Ibu nggak mau kamu capek-capek ngurusin yang lainnya.” Mama Liora baru teringat.

Julian menatap Rumi yang masih berdiri tak jauh darinya, lalu menarik bangku yang kosong di sisi kirinya. “Duduklah ... dan makan ... saya tidak mau kamu menahan lapar di sini,” ungkapnya dengan nada yang pelan.

Rumi hanya mengangguk dan terpaksa duduk di sana.

“Jul, di depan ada mertua dan adik iparmu datang lagi,” ujar Mama Liora di sela makannya.

“Ya, Mah. Aku sudah tahu. Biarkan saja mereka menunggu.” Julian tidak mau merusak suasana moodnya yang sedang membaik saat menikmati sarapan pagi spesialnya.

“Mertuamu itu sepertinya takut kehilangan menantu kayanya,” celetuk Mama Liora dengan santainya sembari melirik Rumi yang tampak pura-pura tidak mendengar.

“Mama berharap, istrimu cepat siuman. Biar mertuamu itu tidak rese lagi,” lanjutnya.

Harapan yang sama selalu dipanjatkan oleh Julian, tapi entah mengapa kali ini ada rasa yang menganjal. Bahkan, ia kembali menatap wanita yang begitu tenang duduk di sisinya.

Sementara itu, di ruang tamu, Aulia sudah tak bisa menyembunyikan kekesalannya. Ia menepuk pelan lengan Mama Rissa. “Ma, kita sudah menunggu hampir setengah jam. Masa Kak Julian lebih memilih sarapan daripada menemui kita?” bisiknya, jelas kesal.

Mama Rissa menghela napas panjang, mencoba menahan diri. “Diam dulu, Aul. Jangan membuat suasana makin panas. Kita di sini bukan untuk bertengkar, tapi menyelesaikan masalah biar rencana kita ini berhasil.”

Heru, sang pengacara, hanya menatap jam tangannya. Wajahnya tetap datar, namun jelas ia pun merasa tidak nyaman menunggu.

Beberapa menit kemudian di ruang makan, Julian meneguk kopi hangatnya, lalu meletakkan sendok dengan tenang. “Pak Firman, Sampaikan pada mereka di depan, saya akan segera ke sana,” ucapnya pada kepala pelayan  yang berdiri menunggu.

“Baik, Tuan.”

Julian bangkit, merapikan jasnya sekali lagi. Tatapannya sempat kembali singgah pada Rumi. “Kamu pastikan Kenzo sudah diberi susu setelah ini. Jangan sampai terlambat.”

“Baik, Pak,” jawab Rumi singkat.

Barulah setelah itu Julian berjalan mantap menuju ruang tamu ditemani oleh mamanya.

***

Di ruang tamu, suara hak sepatunya terdengar jelas menghantam marmer, membuat suasana yang sudah tegang makin kaku.

Aulia langsung menoleh tajam. “Akhirnya datang juga. Kami sudah menunggu cukup lama, Kak Julian. Apa sarapan lebih penting daripada urusan keluarga ini?” Nada suaranya penuh sindiran.

Julian berhenti di ambang pintu, sorot matanya dingin menusuk. “Kalau tidak sarapan, bagaimana aku bisa punya tenaga untuk mendengar omelanmu, Aulia?”

Aulia ternganga, wajahnya memerah menahan amarah. Mama Rissa buru-buru menepuk tangan putrinya, memberi kode agar diam.

“Cukup. Kita ke sini bukan untuk bertikai,” ucap Mama Rissa dengan suara tegas, matanya lurus menatap Julian. “Kita perlu bicara serius, sekarang juga.”

Julian melangkah masuk, duduk dengan tenang di sofa utama, menyilangkan kaki. Aura dinginnya memenuhi ruangan, membuat semua yang hadir menahan napas sejenak.

“Siapa suruh pagi-pagi sudah datang bertemu. Sudah tahu pemilik rumahnya sedang sibuk!” timpal Mama Liora dengan gaya santainya.

Kini, suasana ruang tamu mansion itu seperti medan perang yang hanya menunggu letupan pertama. Udara terasa berat, lampu gantung kristal di atas meja seakan berkilau dingin, mencerminkan wajah-wajah tegang yang duduk berhadapan.

Julian bersandar tenang di sofa utama, jari-jarinya mengetuk ringan sandaran kursi, sebuah kebiasaan kecilnya saat sedang menimbang sesuatu. Mama Liora duduk di sampingnya, menyilangkan kaki dengan anggun, sementara pandangan matanya setajam silet mengawasi tamu yang berani datang pagi-pagi membawa ketegangan.

Aulia sudah gelisah sejak tadi, wajahnya kaku menahan marah. Mama Rissa duduk tegak, menampilkan wibawa seorang ibu yang terbiasa memimpin pembicaraan. Heru meletakkan map tebal di pangkuannya, bersiap memulai drama hukum di hadapan Julian.

Julian menoleh sekilas ke arah Rumi yang berdiri tak jauh, di dekat pilar ruang tamu. Wanita itu tampak canggung, memeluk kedua tangannya sendiri, seakan berusaha mengecilkan diri di tengah pusaran konflik besar. Tatapan Julian singgah sepersekian detik—dingin, namun cukup membuat Rumi menunduk dalam. Seharusnya ia bisa saja langsung ke lantai atas, tapi hatinya ingin mengetahui apa yang terjadi.

“Baik,” suara Mama Rissa akhirnya memecah hening, terdengar lantang. “Kami tidak ingin bertele-tele. Pagi ini saya datang untuk satu urusan: hak asuh Kenzo.”

Mama Liora mengangkat alisnya, lalu terkekeh kecil. “Langsung ke intinya, rupanya. Bagus, biar cepat selesai.”

Julian tidak bereaksi. Matanya hanya menatap lurus, penuh perhitungan.

Bersambung ... ✍️

1
Nie
Julian khawatir kalo kamu sendiri drumah Rum,apalagi ada makhluk astral di paviliun takutnya dia gentayangan gangguin kamu dsaat Julian ga ada
Nurul Hilmi
menanti thor
Nie
Ayo Derry tunjukkan kebenarannya,karna dsini Rumi dan Julian yg jd korbannya,jgn sampe nanti Kenzo jg jd korban apalagi Tissa sdh mulai sadar
Cicih Sophiana
emang Aulia dasar nya jahat ya tetap aja jahat... liat orang bahagia di perhatikan hati nya timbul iri dengki
Hanifah Ifah
mommy novel judul mengejar cinta istri karya mommy jg kah? tapi aku cari ko ga Nemu ya
sherly
Julian tak bisa jauh dr Rumi.... oh sweet banget dah...
Cicih Sophiana
semoga aja cinta nya Julian sekarang untuk Rumi...
knp gak di usir aja Aulia nya Jul suruh pulang... bahaya klo dia di situ terus
sherly
smoga si Derry ngk menunda2 laporan temuan dia ... biar pas si tisya siuman si Julian dah tau kelakuannya tp tetep pura2 tak paham kelakuan si uler tu...
Cicih Sophiana
jus jeruk nya di kasih apa yah... cepat Jul panggil dokter sebelum ada papa dgn Rumi dan baby Kenzo...
sherly
anda emang ngk bercanda tapi tak sadarkah kalo ini bisa membuat salah paham
Cicih Sophiana
gak salah dong klo Julian perhatian sama Rumi... kan dia membutuhkan Rumi untuk baby nya
Cicih Sophiana
keluarga macam apa itu... anak yg satu blm jg siuman anak yg lain udah di sodorin bu... bukan nya berdoa untuk anak yg belum siuman ini malah punya rencana jahat..
Oktaviani Agustina
Wah mkn seruuuu
Rida Arinda
nungguin Derry ngomong 😳😳😳
Yam Mato
semakin dag dig dug mom nunggu part selanjutnya
Engkar Sukarsih
ayo...dar der dor keluar kasi tau sama ci juli rahasia yang kamu sembunyikan.biar juli tau kelakuan berengsek ci tiysu 🤪🤪🤪
Kimo Miko
aku ikutan panik karena pagi itu julian akan membahas yang sangat penting dengan derri.? julian setelah tahu siapa mamaknya baby kenzo apa reaksinya ya. semakin penasaran
juwita
pada g sabar mom nunggu Dery cerita sm pak jul. tkt tisya keburu sadar
juwita
mom bongkar dl kebusukannya tisya. Julian hrs tau smuanya jgn smpe tisya plg ke rmh Julian msh blm tau kebusukannya tisya tktnya malah rumi yg di serang sm tisya dn keluarganya
Naufal Affiq
Alasan rumi,dia gak mau jauh darimu,maka nya pak julian,cepetan datang ke kantor,tanya derry masalah rumi,pasti bapak tetkejut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!