Perjuangan seorang Nayra Kalista yang menghadapi begitu kerasnya dunia ini, dunia yang tak adil untuk dirinya hidup. Dari kecil menjadi seorang yatim-piatu, hidup di panti asuhan, rela putus sekolah demi menjadi tulang punggung bagi saudaranya di panti asuhan. Sampai akhirnya harta satu-satunya yang dijaga selama ini direnggut oleh pria asing yang Nayra sama sekali tak kenal.
Hidupnya hancur bertubi-tubi. Apakah ia bisa menjalani hidup nya kembali setelah apa yang ia alami selama ini? Apakah Nayra bisa bahagia dengan cobaan yang begitu berat ini?
yuk mampir biar tau perjalanan hidup Nayra!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cacil, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
part 34
🍁🍁🍁
"Ayok tatap aku! Aku ingin mendengarkan jawaban mu sekarang!" Andrian mengoyakkan tubuh Nayra agar mau menatapnya.
Dengan penuh keberanian Nayra menatap wajah Andrian begitu dalam.
"Maaf Pak saya tidak bisa menerima Bapak!" ujar Nayra dengan tatapan tajam.
Seketika wajah Andrian yang tadinya tersenyum simpul langsung mengerutkan wajahnya ketika mendengar penolakan Nayra.
"Kenapa? Apakah aku kurang tampan? ataukah aku kurang kaya? Kenapa?" tanya Andrian lagi.
"Tidak ada alasan kenapa saya menolak Bapak, itu hak saya untuk menolak Bapak tanpa alasan, jadi tolong lepaskan tangan Bapak dari lengan saya."
Nayra berusaha melepaskan genggaman Andrian dari lengannya. Melihat Nayra memberontak untuk dilepaskan, Andrian langsung membebaskan Nayra.
"Memang tidakada hak untukku bila kamu menolak ku, tapi aku hanya ingin mengetahui kenapa kamu menolak ku."
"Sudah saya katakan tidak ada alasan dalam penolakan ini tapi Bapak bersikeras ingin tau apa penyebabnya. Lebih baik Bapak pergi dari sini!" Nayra agak mendorong sedikit tubuh Andrian agar pergi dari kontrakannya tapi Andrian sama sekali tak bergerak sedikitpun dari posisinya.
"Setiap penolakan pasti ada alasan, begitu juga dengan kamu yang pasti ada alasan di balik semua ini," Andrian tetap kekeh untuk mengetahui Nayra apa. alasan menolaknya.
"Bapak tau apa alasan saya menolak Bapak?"
Andrian hanya diam saja mendengarkan alasan Nayra.
"Karena Drajat kita beda jauh, Bapak orang terpandang, tampan dan pengusaha sukses. Sedangkan saya? Saya hanyalah wanita yang mempunyai anak tanpa suami yang berada di samping saya, saya juga yatim piatu dan hanya hidup di kontrakan yang sempit."
"Aku tak peduli semua itu, karena aku cinta bukan memandang status atau kekayaan."
"Memang Bapak tak mempermasalahkan itu tapi keluarga Bapak belum tentu menerimanya."
"Aku pastikan_" belum saja Andrian tuntas menyelesaikan perkataannya lebih dulu Nayra memotongnya.
"Selain itu saya juga sadar diri tak berhak bermimpi untuk dicintai Bapak, jadi saya sama sekali tak ada rasa terhadap Bapak."
Sebenarnya ada kejanggalan di dalam perkataannya, bohong ia bilang tak pernah bermimpi untuk dicintai laki-laki seperti Andrian tapi gara-gara kejadian dulu membuatnya terpaksa untuk menjauhi pikiran suka terhadap Andrian.
Deg!
Seketika terdiam langsung dengan pernyataan Nayra. Selama ini ia kira Nayra juga suka terhadapnya tapi ternyata cintanya hanya sebelah pihak.
"Sekarang Bapak puas dengan jawaban saya? Kalau gitu lebih baik Bapak pergi dari sini sekarang juga!" seru Nayra.
Tanpa menjawab Andrian pelemahan-lahan memundurkan tubuhnya untuk pergi dari sana. Walaupun matanya tetap memandang Nayra yang masih berada di depan pintu kontraknya.
Sampai di mana Andrian sudah menjauh dari kontrakan Nayra, lalu Nayra masuk ke dalam kontraknya sambil menutup pintu.
Di sisi lain ada sepasang mata yang melihat kejadian antara Nayra dan Andrian. Ia terlihat cemburu ketika Andrian memegang lengan Nayra tanpa segaja.
Sedangkan Nayra masih ada di balik pintu kontrakan nya itu. Ia terduduk lemas setelah kejadian itu.
"Ya Tuhan kenapa kau menghadapkan ku dalam cobaan ini. Sudah lima tahun ku menangug beban berat ini setelah aku bisa mengiklankan semuanya kenapa kau malah mempertemukan ku dengan laki-laki itu lagi? Apa yang telah kau rencanakan dibalik semua ini? hiks..."
Nayra menangis mengeluarkan buliran bening di matanya. Tapi tangisannya terhenti ketika mendengar suara pintu rumahnya diketuk.
Tok... tok... tok...
"Apa jangan-jangan Pak Andrian balik lagi ke sini?" batin Nayra.
Nayra pun sedikit mengintip di balik jendela, ia melihat ada Baim yang sudah berdiri tegak di luar rumahnya.
"Syukurlah itu bukan Pak Andrian." Nayra bernafas lega sambil memegang dadanya ketika mengetahui bukan Andrian yang ada di balik pintu itu.
Tanpa lama-lama, Nayra langsung membukakan pintu kontraknya untuk Biam. Sebelum itu Nayra menghapus dulu air matanya yang sempat jatuh agar Baim tak mengetahui masalahnya saat ini.
"Baim..." sapa Nayra sambil membukakan pintu.
"Hai Nay... Apa kabar?" tanya Baim berbasa-basi.
"Aku Baik, oh ya tumben kamu datang ke sini. Udah beberapa hari kamu nggak pernah mampir ke sini. Alden dari kemarin cariin kamu mulu," seru Nayra sambil tersenyum manis walaupun matanya masih terlihat sendu bekas selesai menangis tadi.
"Belakang ini aku sibuk sekali di bengkel, banyak mobil yang ingin diselesaikan secepatnya. Makanya beberapa hari ini aku tak pernah mampir ke sini."
"Oh ya! Sangking asiknya kita mengobrol, aku sampai lupa menawarkan kamu duduk dan minum."
"Santai aja!" jawab Baim.
"Kalau gitu kamu duduk aja! Aku ke belakang dulu ambilkan kamu minuman." Nayra membalikkan badannya untuk pergi ke dalam tapi Baim mencegahnya dengan menarik tangan Nayra dari belakang.
"Kamu nggak usah repot-repot buatkan aku minuman, aku hanya ke sini sebentar."
Nayra menarik tangannya dari pegangan Baim. Ia agak risih dipegang tangannya.
"Nggak pa-pa aku buatkan minuman."
"ada yang ingin aku bicarakan sama kamu."
"Hm... M-memangnya kamu mau bicara soal apa?" tanya Nayra.
"Lebih baik kamu duduk saja, biar kita lebih enak bicaranya." titah Baim.
Nayra pun mengikuti perkataan dari Baim. Iapun duduk di kursi di sebelah Baim.
"Sekarang kamu mau bicarakan apa denganku?"
"Aku mau tau apa maksud kedatangan Andrian ke sini tadi?"
Tiba-tiba wajah Nayra berubah seketika. Ia tak tau harus menjawab apa kepada Baim.
"Jawab Nay! Jangan diam terus!" seru Baim yang melihat Nayra langsung terdiam ketika mendengarkan pertanyaannya.
"I-itu P-pak Andrian ke sini..." Nayra agak gugup mengatakan bahwa Andrian ke sini menyatakan cinta kepadanya.
"Bosmu itu suka kepadamu?" tanya Biak membuat Nayra menceggakan kepalanya menghadap Baim.
"Bagaimana kamu tau tentang itu?"
"Aku mendengar semuanya tadi."
"Bagaimana kamu bisa mendengarkan semuanya?"
"Aku berencana datang ke sini tadi tapi aku melihat ada bos mu yang datang menemui mu lebih dulu."
"Dia menyatakan cinta kepada ku," Nayra sudah tak terlalu malu menceritakannya terhadap Baim.
"Apakah kamu menerimanya?"
Nayra menggelengkan kepalanya sambil sedikit menunduk ke arah bawah. Ia tak mau melihat wajah Biam dengan kondisi wajah yang baru saja menangis.
"Kamu tak menyukai Bosmu itu?" tanya lagi Baim dan Nayra tetap menjawab gelengan.
"Tapi kenapa kamu mataku terlihat seperti baru saja menangis? Apakah kamu menyesal menolak cintanya?" tanya lagi Baim membuat Nayra tak tau akan menjawab apa.
"T-tidak! Aku tak menyukainya sama sekali, tentang aku menagis bukan karenanya. Aku hanya kelilipan ketika mengupas bawang di dapur," bohong Nayra tapi walaupun ia berbohong tetap saja Baim tak mempercayainya, karena ia tau wajah Nayra berbohong dengan tidak.
"Jangan membohongi ku! Aku tau kau sedang berbohong saat ini."
"Aku mengatakan sebenarnya."
See you again...
LIKE DAN KOMEN YA! KALAU IKHLAS BOLEH DI VOTE JUGA ^_^
typoo yaaaa