Saat ayahnya sedang kritis di rumah sakit, demi memenuhi permintaan terakhir ayahnya Alena terpaksa menikah dengan anak sahabat ayahnya
tapi ternyata Akbi sang suami malah sudah memiliki kekasih
mampukah Alena membuat Akbi jatuh cinta padanya dan melupakan kekasihnya?
ataukah Alena menyerah dan memberikan hatinya pada pria yang selama ini diam diam mencintainya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tri Dewi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
34. Panik
Alena menarik nafas panjang lalu menghembuskan nya dengan kasar. Dia memang merasa sangat terluka mendengar ucapan Monika luka di hatinya kembali menganga mendengar ucapan Monika barusan.
Tapi Alena tidak mau memperlihatkan kelemahan nya di depan Monika.
Jadi dengan menyunggingkan senyum Alena menjawab.
"Kenapa kamu harus repot repot mengatakan ini padaku? bukannya dari awal kamu juga tidak pernah menyukai ku, kamu bahkan langsung membunyikan genderang perang saat pertama kali kita bertemu? lalu kenapa sekarang kamu terlihat sangat pengertian padaku? "
"Jika kamu pikir aku sebodoh itu akan langsung termakan oleh ucapan mu barusan maka jawabannya adalah tidak. Aku tidak perduli dengan ucapan mu tadi" jawab Alena saat dirinya sudah menetralkan perasaannya.
"Aku bicara begini karena aku merasa kasihan pada mu yang hanya di jadikan alat untuk mendapatkan warisan oleh suami mu sendiri"
"Jadi hilangkan rasa sombong mu itu karena sebenarnya Akbi tidak pernah mencintaimu. Jadi dari pada harus terus menerus makan hati lebih baik jangan biarkan Akbi mendekati mu kalau kamu tidak mau di jadikan alat untuk mendapatkan harta warisan"
Monika bicara dengan gaya angkuhnya dan penuh percaya diri. Dia yakin Alena pasti akan semakin menjauhi Akbi setelah ini.
Tapi sayangnya Alena bukanlah wanita yang mudah di gertak, walaupun dia sudah memutuskan berpisah dari Akbi tapi dia tidak mau terlihat lemah di depan Monika. Dia juga tidak mau membuat Monika di atas angin kalau dirinya terlihat sedih jadi dengan gaya yang santai Alena menjawab ucapan Monika.
"Aku sudah bilang kan aku tidak perduli apa kata kamu tadi, Tapi bukankah kamu bersedia menjadi selingkuhan Akbi alis pelakor karena harta Akbi ya kenapa sekarang kamu bersikap seolah olah tidak membutuhkan harta Akbi. Bukannya kamu sendiri yang bilang kalau Akbi bercerai dengan aku maka dia akan di coret dari daftar warisan lalu kenapa kamu harus repot repot lagi bicara padaku?" Alena berucap sambil bersidekap.
"Oh..... apa jangan jangan Akbi tidak memperdulikan kamu lagi jadi kamu bicara begitu pada ku? asal kamu tahu ya,,,, Akbi memang selalu berusaha menemui ku dan selalu memintanya agar aku mencabut gugatan cerai yang aku ajukan" kini giliran Alena yang mencoba memprovokasi Monika. Alena bahkan menyunggingkan senyum sinis juga pada Monika untuk membuatnya marah.
Dan benar saja apa yang Alena ucapkan tadi benar benar membuat Monika naik pitam. Dia bahkan bangkit dari duduknya dan bicara dengan nada yang tinggi pada Alena.
"Kamu jangan sok ya ..... jelas jelas kalau kamu itu orang ketiga dalam hubungan aku dan Akbi. Kalau kamu nggak ada aku yang akan jadi istri Akbi saat ini" ucap Monika dengan marah dia bahkan tidak memperdulikan orang orang yang kini memperhatikan Monika dan Alena sambil berbisik bisik.
"Mungkin sebelum aku menikah dengan Akbi hubungan kalian adalah sepasang kekasih tapi, setelah aku dan Akbi menikah bukan kah seharusnya kamu tidak menjadi duri di dalam pernikahan kami. Kamu itu model loh terkenal lagi masak kamu malah lebih memilih jadi seorang pelakor sih?" ucap Alena pelan, santai namun penuh penekanan pada setiap kalimatnya.
"Hei berani beraninya kamu bicara begitu soal aku ya, aku ak....."
Belum selesai Monika bicara tapi ucapannya lebih dulu di potong oleh Alena.
"Kamu sudah cukup membuang buang waktu ku untuk membicarakan ini. Sekarang aku harus segera pergi karena aku masih banyak pekerjaan. Dan jika kamu yakin Akbi mencintai kamu seharusnya kamu nggak usah khawatir akan di tinggalkan Akbi, kecuali kalau kamu memang berfikir kalau Akbi sudah tidak tertarik padamu" Alena kembali menyunggingkan senyum sinis pada Monika.
Lalu berdiri dari duduknya dan pergi dari kafe tersebut menuju butiknya lagi.
Monika yang melihat Alena keluar dari kafe hanya bisa menahan emosi dan mengepalkan tangannya dengan kuat. Jika saja saat ini dia hanya berdua dengan Alena maka sudah dipastikan Monika akan mengamuk, mencakar dan menjambak rambut Alena sangking marahnya.
Tapi Monika masih waras untuk tidak melakukan itu di depan umum. Saat ini saja dia sudah sangat malu karena di jadikan bahan cemoohan orang apalagi kalau dia sampai menyerang Alena sekarang. Sudah di pastikan selain karirnya yang terancam hancur dirinya juga bisa masuk penjara kalau melakukan nya di depan orang banyak.
Maka dengan hati yang penuh emosi dan gondok Monika keluar juga dari kafe tersebut.
Niat hati ingin meracuni dan memprovokasi Alena tapi malah dia sendiri yang di buat tidak bisa berkilah di depan Alena tadi.
Huh sungguh hari yang sangat sial, sudah di putusin Akbi terus di usir juga sekarang dia ingin memprovokasi Alena malah dia kalah saat bicara dengan Alena. huh benar benar sial.
"Awas saja kamu Alena, aku pasti akan membalas kesombongan kamu hari ini"
******
Di sisi lain Alena baru masuk ke ruangannya, dia duduk bersandar di sofa yang ada di ruangan nya itu. Matanya terpejam sambil mengingat ucapan Monika tadi di kafe.
Sejujurnya Alena memang memikirkan apa yang di ucapkan Monika tadi.
Dadanya tiba tiba sakit saat membayangkan bahwa Akbi, suami yang sangat di cintai nya itu hanya mau menikahinya demi harta.
Dan bahkan kemungkinan dia meminta bersama lagi juga karena harta warisan juga pikir Alena.
Dia tidak tau kalau selain dirinya yang sudah jatuh hati pada Akbi, Akbi juga sudah jatuh cinta pada Alena.
Alena terus melamun di sofa sambil menyenderkan kepalanya di senderan sofa sampai sebuah dering telepon menyadarkan Alena dari lamunannya tadi.
Alena yang mendengar hp nya terus berbunyi lalu mengambil nya dan melihat siapa yang menelfon nya.
Dan ternyata yang menelfon Alena adalah ayah mertuanya tuan Hendrawan.
Alena buru buru mengangkat telfon karena tidak mau sang ayah mertua atau calon mantan ayah mertuanya menunggu terlalu lama.
📞 "Hallo assalamualaikum"
📞"waalikumsalam Alena, nak papa mau ngasih kabar ke kamu kalau sekarang mama lagi di rumah sakit karena tadi kata bibik mama tiba tiba pingsan jadi langsung di bawa ke rumah sakit" ucap tuan Hendrawan di sebrang telfon.
📞" ya Allah pah sekarang gimana keadaan mama sekarang pah?" tanya Alena panik mendengar kalau ibu mertuanya sedang pingsan dan kini di rawat di rumah sakit.
📞 "Papa belum tahu bagaimana keadaan Mama gimana karena mamah sekarang masih di periksa oleh dokter"
📞 "Ya udah kalau begitu pah. Alena minta alamat rumah sakit nya pah biar Alena bisa nyusul ke sana"
📞 " Ya udah nanti papa shareloc ya alamatnya, kamu nanti hati hati kalau kesini jangan terlalu khawatir nanti malah kamu yang kenapa kenapa nak"
📞" Iya pah Alena akan hati hati nanti di jalan"
📞 "Ya udah papa tutup dulu ya telfon nya, assalamualaikum"
📞 " Iya pa waalikumsalam"
slam dri Berpisah karena mandul
#Salam dari "Mystery", mari mampir
#Salam dari "Mystery"
Salam dari "Mystery" keep support ya kak😉