Kakak readers tersayang, tolong jangan di boomlike ya! Budayakan kasih like setelah membaca. Terima kasih 🙏🏻
Saat dia dicampakkan oleh kekasihnya, dia bertemu dengan seorang lelaki yang kemudian menjadi suami sirinya.
"Dengar! Meski kita sudah menikah, tapi kamu jangan berharap banyak padaku, karena aku sudah memiliki seseorang yang aku cintai," Dave Sky Pradipta
"Aku tidak keberatan jika kamu menceraikanku sekarang juga. Lagipula pernikahan kita hanya siri," Sevia Kireina Dzakiya
Pernikahan yang awalnya dijalani tanpa cinta, tetapi saling menguntungkan untuk keduanya, mampu menumbuhkan benih-benih cinta tanpa disadari oleh Sevia dan Dave.
Sampai pada saat cinta semakin berkembang dalam pernikahan rahasia mereka. Keduanya sepakat untuk mengungkapkan perasaan di hari yang telah di tentukan. Namun ternyata, hari itu adalah awal dari perpisahan yang tidak mereka harapkan. Sementara tanpa Sevia ketahui, dia telah mengandung anaknya Dave. Mungkinkah cinta dapat menyatukan mereka kembali ataukah hanya menjadi sebuah kenangan yang tak akan terlupakan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon thatya0316, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33 Melepas Rindu
Mendengar ada yang memanggilnya, Dave langsung membalikkan badannya melihat ke arah suara. Senyum manis mengembang dari kedua sudut bibirnya. Hatinya senang bertemu dengan gadis yang dirindukannya.
"Hai, apa tidak merindukanku?" tanya Dave dengan tidak tahu malunya seraya merentangkan tangannya.
"Dave, apa-apaan sih? Kenalin ini temanku Reina. Rei ini kekasihku," ucap Sevia, "di sampingnya Rama, sahabatnya Dave," lanjut Sevia.
"Kamu tidak merindukanku?" tanya Dave sendu.
"Aku sangat merindukanmu," bisik Sevia. Dia malu jika harus di dengar oleh Reina dan Rama.
"Berikan kunci motormu pada Rama! Kalau temanmu butuh tumpangan, biar nanti pulang bersama Rama saja," ucap Dave yang langsung menarik tangan Sevia setelah dia memberikan kunci motor pada Rama.
Namun, Reina menolaknya karena dia pun membawa motor dari rumahnya. Terdengar bisik-bisik saat ada beberapa orang yang mengenali Dave sebagai petinggi perusahaan di tempatnya bekerja. Namun mereka memilih berpura-pura tidak mengenal daripada harus berurusan dengan bosnya itu. Sementara Dave acuh tak acuh, dia terus menarik tangan Sevia menuju ke motor sportnya.
"Pakai helmnya, Via!" suruh Dave.
"Aku pikir kamu bawa mobil, Dave." Sevia langsung mengambil helm yang diberikan oleh suaminya.
"Aku kangen ingin kamu peluk," ucap Dave dengan melebarkan senyumnya.
"Dasar mesum!" Kedua sudut bibir Sevia pun terangkat meski mulutnya mengumpat tetapi hatinya merasa senang dengan kepulangan suaminya.
Setelah keduanya berada di atas motor, Dave pun membawa motornya dengan perlahan. Kedua sudut bibirnya terus terangkat.
"Dave, mampir ayam bakar dulu! Aku lapar," teriak Sevia.
Tak berapa lama kemudian, Dave membelokkan motornya ke rumah makan yang menyediakan menu ayam bakar. Tanpa sungkan, Sevia pun langsung memesan makanan seperti yang diinginkannya. Tak berapa lama, Rama pun datang menyusulnya.
"Dave, memang ada masalah apa di pusat? Tumben lama banget," tanya Sevia saat mereka sedang asyik menikmati makan malamnya.
"Bukan masalah perusahaan sebenarnya, aku hanya membantu Om Andrea untuk menyelesaikan masalah pribadinya." jelas Dave.
"Maksud kamu?" tanya Sevia yang tidak mengerti.
"Sudahlah, kamu tidak akan mengerti. Mending kamu bersiap buat nanti acara gathering perusahaan. Kemarin ada yang ngajuin ingin ke Jogja. Bener gak Ram?" tanya Dave.
"Iya kemungkinan mau ke Jogja. Untuk tujuannya mereka masih berunding. Harusnya sih sudah berangkat kemarin tapi diundur," jelas Rama.
"Wah, berarti gosip karyawan itu benar ya! Aku memang mendengar rencana gathering ke sana. Habis berapa juta buat ongkos pesawat ke sana?"
"Ngapain bayar ongkos, kita kan masih naik pesawat milik keluarga Om Andrea," jelas Dave.
Tanpa sengaja, Sevia melihat Ines masuk bersama dengan seorang lelaki yang dia tahu sebagai mantan pacar sahabatnya itu. Sevia langsung berpura-pura tidak melihat keberadaan Ines. Dia pun langsung fokus pada makanannya. Berharap Ines tidak menyadari keberadaannya.
Namun, sepertinya harapan tinggal harapan. Mata Ines langsung melotot saat melihat Sevia sedang makan bersama dengan Dave dan Rama. Pada akhirnya, Ines hanya membungkus makanannya.
Setelah ketiganya selesai makan, Dave pun langsung membawa sevia untuk segera pulang ke apartemennya. Rasa rindu pada tubuh sang istri sudah membuncah di kepalanya. Saat berjauhan dia hanya bisa bermain solo ketika merindukan sang istri. Kini orang yang dirindukannya sudah berada di depan mata sehingga dia pun tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan yang ada.
Tanpa menunggu waktu lama, Dave pun langsung menyerang Sevia seperti seekor kucing yang melihat tikus di depan matanya. Tak berbeda dengan suaminya, Sevia pun merasakan gejolak yang sama sehingga malam panjang pun mereka lewati dengan beberapa kali pelepasan sampai rasa kantuk menyerang keduanya.
Keesokan paginya, keduanya sudah bersiap untuk berangkat ke pabrik tempat Sevia bekerja. Sevia terlihat begitu ceria begitu pun dengan Dave yang terlihat segar bugar. Sampai Harry terus menggelengkan kepalanya saat melihat Dave yang terus tersenyum sendiri.
"Dave, semalam habis berapa ronde sampai kamu tersenyum terus?" tanya Harry saat masih di mobil.
"Aku gak hitung! Tapi semalam permainan Via wow banget. Aku sampai gak rela menghentikannya kalau gak mengantuk." Lagi-lagi Dave tersenyum bahagia.
"Apa seenak itu, Dave! Sepertinya, semenjak kamu berada di pabrik Cikarang wajahmu selalu terlihat berseri," goda Harry.
"Makanya kamu nikah! Umurmu kan lebih tua dari aku, pasti Om dan Tante juga berharap segera memiliki menantu," ketus Dave.
"Aku belum kepikiran untuk nikah, kamu juga nikahnya masih palsu. Nikah tapi gak punya surat nikah," ledek Harry.
"Hei pernikahanku gak palsu! Aku menikah di depan penghulu. Hanya saja belum terdaftar di KUA," bela Dave.
Harry langsung membelokkan mobilnya masuk ke parkiran perusahaan. Setelah terparkir dengan rapi, kedua pria tampan itu pun segera turun.
"Harry, Via udah sampai belum ya? Nanti kamu suruh dia ke ruangan aku ya!" Dave langsung berlalu menuju ke ruangannya tanpa menunggu jawaban dari sahabatnya.
"Sepertinya kamu sudah benar-benar jatuh cinta sama dia, Dave. Baru juga berpisah tadi di basemen apartemen, sekarang sudah disuruh ke ruangan kamu," gumam Harry langsung menyusul Dave ke ruangannya untuk menyimpan tas kerjanya.
Sementara itu, setelah Sevia memarkirkan motornya di parkiran khusus karyawan, Dia pun langsung menuju ke tempat kerjanya. Elvira yang melihat raut bahagia di wajah sahabatnya, dia pun langsung menggoda Sevia.
"Gila tuh muka cerah banget, Via. Eh tunggu tunggu!" Elvira langsung menyibak rambut panjang Sevia yang dia gerai karena tadi sehabis keramas. "Gila ganas banget suami kamu Via, coba aku hitung,"
Sevia langsung membenarkan kembali rambutnya yang tadi disingkap oleh sahabatnya. Dia pun langsung menutup mulut Elvira agar tidak mengoceh lagi.
"Diam, Vira! Nanti ada yang dengar ...." Belum juga Sevia selesai bicara, Ines langsung menyerobot.
"Bagaimana gak ganas, dapatnya bule. Pasti tongkatnya lebih gede dari lokal. Makanya dia ninggalin Andika dan lebih memilih bule itu," sindir Ines.
"Oh, jadi karena punya Andika kecil makanya kamu mencari lagi lelaki yang punya tongkat besar. Apa lelaki yang semalam bersamamu tongkatnya lebih besar, Ines?" Kesal karena disindir Ines, Sevia pun langsung membalikkan ucapan mantan sahabatnya itu.
"Jangan asal bicara kamu! Aku tidak pernah berselingkuh. Dasar cewek murahan! Suami orang digoda, bule pun diembat," sentak Ines.
"Bukan aku yang murahan, tapi kamu! Kamu yang sudah melemparkan tubuh pada kekasihku sehingga dia berselingkuh denganmu. Namun, sepertinya Andika sudah tahu kalau bukan hanya dia yang pernah tidur denganmu, makanya sekarang dia menyesal menikah denganmu." Sevia benar-benar kesal karena Ines selalu saja memulai setiap kali mereka bertemu.
"Cih, dasar cewek kampung tidak tahu diri!" Ines langsung mengayunkan tangannya ingin menampar mantan sahabatnya itu. Namun lagi-lagi ada tangan yang menahannya.
"Apa yang kamu lakukan? Kalian berdua ikut saya ke ruang HRD."
...*****...
...Jangan lupa sawerannya ya Kakak! Biar othornya lebih semangat update....