NovelToon NovelToon
Pengantinku, Luar Biasa

Pengantinku, Luar Biasa

Status: tamat
Genre:Romantis / Misteri / Perjodohan / Cinta setelah menikah / Peningkatan diri-peningkatan identitas/sifat protagonis / Anak Yatim Piatu / Obsesi / Dijodohkan Orang Tua / Menyembunyikan Identitas / Tamat
Popularitas:15.1M
Nilai: 5
Nama Author: Sensen_se.

MISI KEPENULISAN DARI NOVELTOON! BUKAN PLAGIAT! KETERANGAN LEBIH LENGKAP DI BAB 1. MAKASIH.

****

Dibuang, diabaikan dan diasingkan jauh ke desa karena dianggap pembawa sial, tepat setelah kematian ibunya dan bersamaan kakeknya yang koma.

Gadis berusia 9 tahun harus didewasakan oleh keadaan. Berjuang sendiri menjalani kerasnya hidup seorang diri.

10 tahun kemudian, dipaksa kembali ke kota oleh ibu tiri untuk menikah dengan pria yang digadang-gadang sekarat dan hampir mati.

Ibu tirinya tidak rela putri kandungnya menikah dengan lelaki seperti itu. Akibat sebuah perjanjian keluarga, terpaksa perjodohan tidak bisa dibatalkan.

Namun ada yang janggal ketika gadis itu bertemu pria yang menjadi suaminya. Terlihat jelas pria itu sangat tampan, kuat dan tidak ada seperti orang penyakitan. Tidak ada yang mengetahui kenyataan itu.

Pria itu ternyata adalah salah satu pengusaha yang sukses dan menjadi konglomerat di kotanya. Sangat misterius dan begitu berkuasa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sensen_se., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 34. Berubah-ubah

Khansa bergerak tak nyaman, apalagi setelah mendengar sindiran dari Simon dan Hansen. Gadis itu berusaha mendorong tubuh Leon yang sedari tadi memeluknya. Namun, Leon tak membiarkannya justru semakin mengeratkan pelukan. Lengan kokohnya melingkar erat di pinggangnya.

“Sudah, jangan dengerin mereka. Anggep aja nggak ada orang,” celetuk Leon menangkup kedua pipi Khansa.

“Iya, Sa. Kita nggak denger kok.” Simon lagi-lagi menyahut yang segera mendapat toyoran dari Hansen.

“Fokus! Godain orang pacaran mulu!” sembur Hansen menoleh pada Simon.

Seketika Simon merapatkan bibirnya, kembali fokus melajukan mobilnya. Sedangkan Leon mengabaikan mereka.

“Kamu mengenal mereka ‘kan?” tanya Leon masih merengkuh tubuh Khansa, menghirup dalam-dalam aroma tubuh gadis itu untuk menenangkan emosi yang hampir meledak sedari tadi. Ketika melihat Khansa dipeluk oleh pria lain, sungguh ia tidak rela dan ingin menghapus bekas pelukan itu dengan pelukannya.

Khansa mendongak, tatapan mereka bertemu, kemudian mengangguk. “Tuan Muda Kawindra dan Tuan Muda Mahendra,” sahut Khansa lirih. Tentu saja ia mengenalnya karena mereka berdua sering wara wiri di portal berita televisi, maupun surat kabar.

“Yah, mereka adik-adikmu yang nakal,” ucap Leon tepat di telinga Khansa membuatnya kegelian.

“Ap ….” Simon hendak menyahut lagi, namun segera ditutup rapat oleh telapak tangan Hansen.

“Eeumm … bagaimana kalian bisa menemukanku? Bukannya harusnya kamu belum pulang? Katanya tiga hari di luar negeri?” cecar Khansa beruntun.

“Tadinya aku akan memberikan hukuman padamu, makanya aku percepat pulangnya,” goda Leon mengedipkan sebelah matanya.

Khansa mengernyitkan keningnya, lalu teringat dengan tragedi salah kirim foto yang menyebabkan Leon ingin menghukumnya.

“Ck! Menyebalkan. Cuma salah kirim aja kenapa dihukum sih,” cebik Khansa membuang pandangannya.

Leon menarik kembali wajah itu agar menatapnya, “Hei, kalau aku nggak pulang malam ini juga, apa yang akan terjadi padamu? Mana bisa kamu melawan puluhan orang itu tadi sendiri. Apalagi si Hendra brengsek itu berani sentuh-sentuh kamu!” sungut Leon dengan kesal.

Khansa terdiam, iya, Hendra bahkan bisa menghalau setiap gerakannya dan hapal dengan kemampuannya. Namun, Khansa tetap tidak mau mengakuinya.

“Iya, te—terima kasih,” ucap Khansa membalas tatapan Leon.

Namun tak bertahan lama, karena tidak baik untuk kesehatan jantungnya. Leon menyunggingkan senyum saat melihat Khansa menghindar seperti itu, “Masih ada yang mau dikatakan padaku selain terima kasih?” goda Leon lagi. Ia sangat suka ekspresi Khansa yang malu-malu seperti itu. Khansa menundukkan pandangannya.

Kedua tangan Leon merapikan pakaian Khansa yang berantakan, Khansa salah paham dengan perbuatan Leon, matanya mendelik dan kedua tangannya merapatkan pakaiannya dengan erat.

“Apa yang mau kamu lakukan?” sentak Khansa melebarkan matanya.

Sontak membuat Hansen dan Simon menoleh serentak. Namun, tatapan Leon yang dingin dan tajam pada mereka berdua segera beralih ke depan kembali dan pura-pura tidak mendengar.

Leon kembali menatapnya, “Kamu ingin aku berbuat apa? Mobil goyang bersamamu?” tanya Leon menggodanya.

Khansa tersentak, meneguk ludahnya yang terasa berat, “Emm … ini rumah sakitnya masih jauh nggak ya? Aku ingin segera menjenguk Bibi Fida.” Khansa merasa malu dan mengalihkan topik pembicaraan. Ia menggaruk kepalanya yang tiba-tiba gatal.

Khansa ingin melepaskan diri dari pelukan Leon, tapi lagi-lagi Leon tidak mengizinkan hal itu, Leon mencubit pinggang Khansa dan bertanya, “Ingatkah perkataanku dulu? Telepon aku kalau ada masalah yang tidak bisa kamu selesaikan.”

Khansa meringis geli, lalu menghela napas panjang. “Aku … hanya tidak ingin merepotkanmu dalam hal apa pun. Aku tidak ingin terlalu bergantung padamu. Lagi pula hubungan kita hanya sebatas kesepakatan saja, ‘kan?” jelas Khansa mengingatkan kembali perjanjian mereka.

Leon mendengkus kesal. Raut wajahnya tampak marah. Ia melepas pelukannya. “Kamu? Apa selama ini kamu masih tidak paham juga, hah? Kamu memang tidak berhati nurani, Khansa!” seru Leon berubah dingin. “Sana pindah! Jangan mendekat!” lanjutnya mendorong bahu Khansa.

Leon bersungut kesal, ia membuang pandangannya keluar jendela. Detak jantungnya semakin kencang kala emosi kembali melandanya.

Pria itu bahkan sudah melupakan perjanjian awal mereka, mencoba menunjukkan perhatian pada Khansa selama ini. Tapi, ternyata ia tidak dianggap. Bahkan merasa tidak dibutuhkan. Harga dirinya sebagai laki-laki serasa terperosok.

Khansa menautkan kedua alisnya, ia merasa sikap Leon sangat aneh, tapi dia pun menuruti Leon, menggeser tubuhnya hingga ujung pintu seberang, memberikan jarak yang cukup jauh di antara keduanya.

Khansa sadar, ia hanya pengantin pengganti yang tidak pernah bermimpi untuk menjadi Nyonya di Villa Anggrek. Karenanya, Khansa tidak pernah bergantung pada siapa pun. Jika kelak benar-benar kehilangan semuanya, ia tidak akan pernah merasakan jatuh dan sakit yang begitu dalam.

Apalagi, Khansa teringat sewaktu ia ingin menghubungi Leon kemarin yang ternyata seorang wanita menjawab teleponnya, dan mengatakan bahwa Leon sedang di kamar mandi.

Khansa menggigit bibitnya kuat-kuat. Membayangkan apa yang dilakukan oleh pria dan wanita yang berada dalam satu kamar.

Keheningan pun tercipta di mobil tersebut. Perjalanan mereka kembali sunyi. Tidak ada yang berani berbicara. Hanya helaan napas Khansa yang sesekali terdengar berat.

Simon dan Hansen juga tersentak kaget dengan perubahan Leon yang tiba-tiba. Namun mereka tidak berani menyela. Hanya  menoleh sekilas dan buru-buru kembali beralih ke depan saat Leon melemparkan tatapan tak bersahabat pada keduanya. 

Tiga puluh menit kemudian, mobil telah sampai di pelataran rumah sakit. Selama itu pula tidak ada satu pun dari mereka yang bersuara.

Setelah turun serentak, Leon yang memang sudah mengetahui kamar inap Bibi Fida memimpin jalan. Langkahnya tergesa dan cukup lebar. Untung saja Khansa terbiasa gesit, ia tidak kelimpungan mengekori tuan muda arogant itu. Khansa pun tidak mau bertanya apa pun. Ia hanya mengikuti langkah Leon dalam diam.

Hingga sampailah mereka di depan ruang inap VIP. Gerry masih setia di sana. Saat melihat tuannya berjalan mendekat, Gerry beranjak berdiri membungkukkan setengah tubuhnya untuk menyapa mereka.

“Gimana Ger?” tanya Leon.

“Penyakit beliau sudah sangat parah, Tuan. Dokter akan mengusahakan penanganan yang terbaik,” sahut Gerry dengan wajah sendu.

Khansa sudah tak mampu membendung air matanya. Tenggorokannya tercekat, tangannya menangkup bibirnya menahan isak tangisnya.

“Kenapa Kakak di luar? Apa kita nggak boleh masuk?” tanya Khansa pada Gerry dengan suara bergetar.

“Boleh, Nyonya. Silakan,” jawab Gerry bergegas membukakan pintu ruangan itu.

Khansa melangkah masuk. Ia sempat berhenti di ambang pintu, menatap tubuh renta Bibi Fida yang masih memejamkan mata.

Infus yang menggantung pada tiang penyangga, monitor detak jantung yang terdengar keras, juga selang oksigen yang menempel pada hidungnya.

“Bibi,” tangis Khansa pecah seketika.

Ia mendudukkan diri di tepi ranjang, lalu meraih jemari Bibi Fida yang terasa sangat dingin. Menempelkannya pada pipi Khansa.

“Bibi Fida harus sembuh. Sasa sangat merindukan, Bibi. Banyak hal yang ingin Sasa ceritakan pada Bibi.” Khansa mulai sesenggukan.

Leon turut memasuki ruangan. Ia merasa iba saat melihat Khansa menangis seperti itu. Langkahnya semakin mendekat, lalu menyentuh bahu Khansa. Khansa menoleh, Leon mengulurkan sesuatu di hadapannya.

 

Bersambung~

1
Yus Nita
di cerita engantin pengganti Leon gak unya kakak, yg afa adik. dan orang tya ny Ilmuwan
quena bsi
ternyata sugar papanya eh sugar daddynya
Eka suci
bener Thor dulu aku baca Khanza yg ini tapi judulnya pengantin pengganti, gambarnya juga beda apa diganti NT ya kan suka gitu aku dulu baca ya baca aja ngaa suka ninggalin jejak🤭 karya tamat jg pas baca Yura penasaran balik ke sini baca ulang dech walaupun udah tau cerita nya , ngisi waktu lah
Eka suci
aku pernah baca kisah Khansa dan Leon tapi judulnya lupa , entah yg ini atau bukan balik ke sini karena baca Yura
Adyta Leogirl
Luar biasa
syska
ᴀᴋʜɪʀɴʏᴀ ʟᴇᴏɴ ᴍᴇɴɢᴀᴋᴜɪ ᴊᴜɢᴀ...
syska
ᴋᴇʀᴇᴇɴɴ sᴀsᴀ.... ᴍᴀᴍᴀᴍ ᴛᴜ ʏᴇɴɪ ʜᴀʜᴀʜᴀ..
yurrimm
💕
yurrimm
oalah ternyata gtu yaa, baru baca note nya hehe, btw lebih enakan baca punya kamu ka karna ada narasi dan dialog yang jelas,btw yang sebelah aku pusing bacanya
𖣤​᭄☘𝑺ᴇᴎᴤᴇᴎ͠ ⍣ᶜᶦᶠ//@sensen_se: terima kasih kak yurim.... happy enjoy..
total 1 replies
yurrimm
thor ini kenapa sama karakter dan alur nya dengan judul sebelah PENGANTIN PENGGANTI ?
irma hidayat
luar biasa ceritanya bagus
Siulin Randa
Luar biasa
Atoen Bumz Bums
kok sama y cerita nya sama yg pernah ku baca
tp lupa judulnya
ceritanya dikota palembang
Milah Milah
adegan yg seru😱, lanjut Thor
Chin Hong Tan
Luar biasa
Milah Milah
khansa kok g tlp ke leon ya untuk meminta izin?
Milah Milah
/Grin//Facepalm/ bruukk, jatuh beneran tuh
Ratna Ningsih
ko anes nasa kansa ga kenal sama leo yg perna di tolong ceritanya ko gini leon ga tau yg nolong kansa g kenal yg di tolong masa jadi yeni yg di kasih imbalan
Ratna Ningsih
peran kansa pinter tpi oon dn munafik suami minta hak ga di kasih nyuruh minta sama wanita lain tpi leon sama cwe lain eh sakit hati
Ratna Ningsih: cerita ini non muslim jdi ga tau Kewajiban istri ..kn klu di islam dosa klu menolak suami
total 1 replies
Erviana Erastus
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!