Pengantinku, Luar Biasa
Silakan baca noted dulu di penghujung bab yang sangat panjang sepanjang jalan kenangan bersama mantan sebelum komentar. eeeaaakk!
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Malam yang gelap, diiringi gerimis yang membasahi bumi. Khansa Isvara, duduk seorang diri di sebuah kereta api. Orang-orang akan lebih memilih untuk bergelung di bawah selimut. Namun tidak dengan Khansa Isvara, ia harus segera berangkat dari desa menuju ke Kota Palembang untuk melangsungkan pernikahannya esok hari.
Di usianya yang ke-9 tahun, Khansa Isvara telah kehilangan ibu kandungnya untuk selama-lamanya. Sedangkan ayahnya menikah lagi dengan Maharani, yang otomatis menjadi ibu tiri Khansa. Mereka tinggal di Kota Palembang.
Suatu ketika, Khansa terpergok mendorong kakek kandungnya dari tangga hingga mengalami luka yang cukup parah. Sang ayah tak segan untuk mengirim Khansa kembali ke Desa. Karena seorang peramal mengatakan gadis itu adalah pembawa sial. Ia tumbuh dan dibesarkan di pedesaan. Orang-orang menganggap, gadis itu dikucilkan oleh keluarganya sendiri.
Kemudian, di usianya yang menginjak 20 tahun, Khansa dijemput kembali oleh ibu tirinya untuk kembali ke kota. Wanita paruh baya itu berambisi ingin menikahkan anaknya dengan salah satu keluarga besar di Kota Palembang. Diantaranya, Sebastian, Mahendra, Kawindra, Ugraha.
Leon Sebastian, seorang Tuan Muda Sebastian yang merupakan salah satu konglomerat terkaya di Negara ini. Pria yang memiliki perawakan 186 cm itu memiliki kekuasaan besar. Dia adalah pebisnis termuda dan tertampan yang menjadi penguasa dunia. Namun, selama ini belum pernah ada yang melihat wajah tampannya.
Pria itu tinggal di Villa Anggrek hanya dengan neneknya selama bertahun-tahun. Dia memiliki riwayat penyakit yang parah dan hampir sekarat. Sehingga, sang nenek ingin cucunya segera menikah untuk mendapatkan keturunan.
Mendengar kabar tersebut, keinginan Maharani bergejolak. Ia memiliki dua orang putri kandung. Namun, karena tidak menyukai pria penyakitan itu, Maharani tidak rela menikahkan kedua anak gadisnya dengan Leon. Akhirnya ia mengajukan Khansa Isvara untuk menikah dengannya. Perjanjian pun telah disepakati oleh para generasi yang lebih tua.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Khansa duduk dengan tenang, tangannya menggenggam sebuah buku. Manik matanya bergerak ke kiri dan kanan membaca kata demi kata yang tersusun di sana. Konsentrasinya buyar dan sedikit terlonjak ketika pintu kereta tiba-tiba terbuka. Desir angin dingin berembus menerpa kulitnya. Bau anyir darah menyeruak dalam indera penciumannya.
“BRUGH!”
Ekor mata Khansa memicing ketika seseorang terjatuh tersungkur di bawahnya dalam keadaan tak sadarkan diri. Tak lama berselang, sekelompok pria bertubuh kekar dengan pakaian serba hitam masuk ke dalam kereta dengan membawa senjata tajam dan hendak membunuh pria tersebut.
“Boss! Kita lenyapkan juga saksi matanya!” Salah seorang anggota itu, menyenggol lengan pria yang berperawakan besar, dengan bekas luka di wajahnya yang merupakan boss dari komplotan itu.
Kedua manik mata Khansa seketika membulat dengan sempurna. Dengan cepat, ia segera menutup buku di tangannya. Wajahnya nampak panik luar biasa.
“A—ampuni saya. To—long, jangan sakiti saya,” mohon Khansa memelas dengan menangkupkan kedua tangannya. Buku tebal tadi berada di sela tangannya.
“Hahaha!” Pria berwajah bekas luka itu tertawa menyeringai. Kakinya melangkah semakin mendekati Khansa. Matanya berkabut penuh gairah ketika melihat kecantikan Khansa, apalagi ketika menatap mata indah gadis itu.
Setelah mengatakannya, dia pun menerjang ke arah Khansa, hingga membuat bukunya terjatuh. Pria itu memeluk dengan posesif dan penuh nafsu, bos berbaju hitam itu membuang pisau di tangannya, lalu mengulurkan tangan untuk melepaskan pakaian Khansa.
Detik berikutnya, Khansa menepis tangan pria itu dan menggenggamnya dengan kedua tangan kecilnya yang putih mulus itu dengan kuat. Keadaanpun berbalik. Pria itu menengadahkan kepalanya dan melihat sepasang mata yang dingin menusuk, detik berikutnya pelipisnya ditusuk oleh sebuah jarum perak yang kecil dan panjang, lalu meninggal di tempat.
Para anak buah yang berada di samping merasa panik dan hendak menerjang Khansa, tapi tepat di saat itu, pria yang tadi terjatuh ke lantai segera berdiri dan merebut senjata di tangan pria berbaju hitam, tenggorokan para pria berbaju hitam dipotong dan terjatuh satu per satu.
Khansa sudah tahu sejak awal, meskipun pria ini berlumuran darah, tapi dia pura-pura pingsan, darah di tubuhnya adalah milik orang lain, pura-pura pingsan tidak lain hanya untuk membuat orang-orang ini lengah.
Kedua manik indah Khansa dan pria itu saling beradu. Menatap bayangan dirinya masing-masing pada bola mata keduanya. Meski pria itu tampak berantakan, namun tetap tidak memudarkan ketampanannya sedikit pun. Sedangkan pria tersebut, tertegun melihat kecantikan Khansa yang alami.
"Tuan Muda, maaf kami datang terlambat." Beberapa orang datang dengan napas terengah-engah. Yang diyakini Khansa merupakan bawahan pria di hadapannya itu.
Pria tersebut mulai mendekati Khansa selangkah demi selangkah, hingga mengikis jarak di antara mereka. Tangannya mencubit dagu Khansa. “Apa yang seharusnya aku lakukan padamu?” tanya pria itu pelan, namun penuh ketegasan.
Khansa mengerti, dia telah melihat hal seharusnya tidak dilihat, sulit baginya untuk pergi dengan selamat. Sedangkan pria di hadapannya ini lebih berbahaya dari para idiot tadi. Khansa mundur selangkah.
"Plak!"
Gadis itu memukul tangan Leon yang mencubit setengah wajahnya. “Jangan macam-macam! Saya adalah pengantin Villa Anggrek!” ucapnya bernada ancaman.
Salah satu alis tebal pria itu terangkat, Hmm … pengantinku? gumamnya dalam hati. Bibirnya menampilkan senyum menyeringai. Kedua tangannya dimasukkan dalam saku celana, raut wajahnya tampak main-main.
“Berani Anda menyentuh saya, Anda akan berada dalam masalah besar! Pernikahan di Villa Anggrek telah diketahui oleh seluruh penjuru kota. Dan menggemparkan seluruh kalangan atas. Orang di Villa Anggrek tidak akan mengampuni Anda. Terlebih lagi, 4 keluarga besar di kota Palembang!” ancam Khansa yang memang tidak tahu apa-apa. Telunjuknya bahkan mengarah pada pria itu sedari tadi. Tatapan matanya tajam dan dingin seolah hendak membunuh.
Terima kasih, ibu. Meskipun kau menyuruhku menaiki kereta murah, tapi demi mengharumkan namaku, ibu mengadakan pernikahan yang megah. Hingga diketahui oleh semua orang.—batin Khansa tak melepaskan tatapan waspada dari pria di hadapannya.
Hari ini Leon ingin dibunuh atas perintah dari mitra bisnisnya, siapa yang menyangka? Sungguh suatu kebetulan yang indah bisa bertemu dengan calon pengantinnya. Gadis berusia sekitar 20 tahun, pakaiannya berantakan, wajahnya pucat, tapi tatapan matanya justru sangat cerah dan tegas. Hal terpenting adalah dia itu pengantinnya.
Leon melepaskan Khansa, dan meninggalkan sebuah kalimat, "Kita akan bertemu lagi secepatnya." Kemudian dia pergi dengan membawa para bawahannya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Hari yang cerah setelah semalam diguyur hujan tak begitu deras. Resepsi mewah pernikahan Leon Sebastian dan Khansa Isvara akan digelar di Palace Garden sebentar lagi.
Khansa duduk di depan cermin yang menampakkan pantulan wajah cantiknya yang tertutup oleh sebuah cadar. Hanya nampak sepasang mata cantiknya. Tubuh indahnya telah terbalut gaun putih yang sangat glamour.
Terdengar langkah angkuh sepasang heels yang mendekat. Khansa menatap pantulan bayangan seorang gadis yang menatapnya sinis. Jihan Isvara, sang adik tiri semakin berjalan mendekat. Tangannya dilipat di dada. “Cih! Enggak usah bangga! Sadar diri! Kamu itu tak lain hanya seekor anjing yang dipelihara keluarga Isvara,” ucap Jihan mendecih.
Khansa berdiri dan memutar tubuhnya, “Siapa yang kamu sebut anjing?” tanyanya balik melayangkan tatapan tajam dan dingin.
“Tentu saja kamu! Siapa lagi yang ada di ruangan ini!” cetus Jihan dengan sombongnya.
Saat menyadari ada yang tidak beres, raut wajahnya berubah menjadi canggung, lalu menatap sepasang mata indah Khansa. Sejak kembali ke Kota, Khansa selalu memakai cadar, tapi hanya dilihat dari mata saja sudah bisa diketahui kalau dia pasti sangat cantik. Jihan merasa iri.
Jelas-jelas dia hanya anak kampung! Tapi sok misterius!—Jihan bergumam dalam hati.
"Sa, waktunya sudah tiba, ayo keluar!" Fauzan Isvara yang merupakan Ayah Khansa, dan Maharani sang ibu tiri membawa rombongan tamu penting ke dalam.
Khansa beranjak dari duduknya, ia melingkarkan lengan kecilnya pada lengan sang ayah dan berjalan keluar dari kamarnya perlahan.
Pandangannya mengedar, pesta telah digelar sangat meriah. Namun, satu hal yang membuat Khansa menautkan kedua alisnya heran. Gadis itu tidak melihat pengantinnya dimanapun bahkan sampai pesta berakhir.
Bersambung~
Note;
Novel ini merupakan misi kepenulisan dari Noveltoon, yang dikerjakan lebih dari 1 author. Outline yang diberikan sama sekitar 300-500 kata. Tapi ke depannya ada banyak perbedaan. Karena outlinenya semakin sedikit, sekitar 100-200kata dan harus dikembangkan jadi ribuan kata.
FYI outline dari bab 1-100 selebihnya saya mikir sendiri ya~
Jadi, kalau nemu kisah Khansa~Leon pada author lain, Kami TIDAK PLAGIAT ya gengs. yang mau lanjut baca silahkan... yang enggak juga gak masalah. tapi gausah tinggalin jejak bilang PLAGIAT!! karena ngembangin jadi ribuan kata tuh gak mudah.
Apalagi saya cuma anak tiri di sini yah.. gak pernah dipromoin ke mana2. wkwkwk.. sedangkan sebelah iklan FB, iklan IG, Banner paling Gede dong di depan. So please jangan nambah hancur mentalku! aku manusia biasa.
Tanyakan saja sama pihak NT kenapa yang dilolosin 2 author dengan misi yang sama. Padahal yang di push promosi satu doang. Saya sendiri gak tahu! Tiba2 dikontrak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 287 Episodes
Comments
⸙ᵍᵏTitian 𝐙⃝🦜Pirman 🦈
pantas aku gak asing dengan villa anggrek pernah baca komiknya Thor kamu yang buat juga ya
2024-08-10
1
G** Bp
wah sepertinya menarik jg ceritanya Thor...aku suka ,semoga tdk membosankan ya Thor alur ceritanya..
2024-06-14
2
Inggrid
udah selesai baca mulai tahun 2021 smpe selesai Tpi suka, jdi baca lgi🥳
2024-05-18
0