Menikah untuk balas dendam?
Pernikahan yang diawali sebuah kesalahan, pernikahan yang didasari sebuah pembalasan membuat trauma dan rasa takut dialami oleh sang pengantin bernama Alina.
Rasa cinta menjadi rapuh dan berubah menjadi ketakutan, sampai ketika kebenaran terungkap, jika sang pengantin tidak melakukan kesalahan apapun.
Penyesalan dan kesedihan menggerogoti hati Barata, akan tetapi dia tetap tak mau melepaskan Alina dari genggamannya.
Jangan lupa follow ig author ya: @anak_kost_joy
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anak Kost, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Trauma yang tidak disadari
***
Di mansion Barata Lewis,
Dengan panik tanpa melepaskan jasnya terlebih dahulu, Barata berlari kearah ruang kerjanya, dibukanya laptop yang ada di atas meja dan memeriksa secara detail CCTV rumahnya.
Tetapi berapa kali pun dia mencoba memeriksa yang ia lihat hanyalah jika sekitar pukul delapan malam Alina sudah masuk kedalam kamarnya dan tidak pernah keluar lagi.
"Apakah dia melakukan hal bodoh lagi? awas kau ya!" geram Barata berlari lagi ke kamarnya.
Lalu ia memeriksa kamar mandi, bawah kasur dan dia masuk kedalam ruangan yang penuh dengan baju bajunya yang di hanger dengan rapih.
Didalam ruangan itu pakaian pakaian memang tersusun rapih di lemari lemari kaca yang tertempel di dinding.
"Srek ... Srek!"
Terdengar sebuah suara dari salah satu lemari kaca paling sudut.
"Tidak mungkin kan?" gumam Barata sembari melepaskan jasnya, ia memeriksa lemari itu dan benar saja Alina ada didalam lemari itu, tertidur dengan cara meringkuk, nafasnya terdengar sedikit berat.
Barata berjongkok dan melihat Alina dari dekat, dia mengusap pipi Alina tetapi Alina merespon dengan berlebihan.
Alina yang sudah tertidur langsung tiba-tiba bangun dan menyingkirkan tangan Barata, lalu Alina menangis dengan tubuh yang bergetar.
"Ada apa? apakah kau bermimpi buruk?" tanya Barata sama sekali tidak marah saat Alina menyingkirkan tangannya dengan kasar.
"Jangan menyakiti aku, aku takut," keluh nya masih menangis dan tetap mundur sampai mentok ke sisi belakang lemari.
Matanya yang penuh dengan rasa takut dan air matanya yang terus mengalir, seperti nya trauma yang ia rasakan saat kedua pelayan itu menyiksanya, dan rasa tidak percaya semua orang kepadanya, telah menjadi rasa sakit di alam bawah sadarnya.
Dia sungguh ketakutan dan tubuhnya bergetar hebat.
Ada rasa sakit, penyesalan dan kemarahan pada diri sendiri, semua rasa itu sekaligus menghujam hati Barata, matanya yang telah terbuka lebar baru saja melihat seorang gadis yang merasakan trauma, dan semua itu karena kelalaian nya dan keputusan bodohnya saat lalu.
"Srek!"
Barata langsung menarik Alina kedalam pelukannya, dia menutupi seluruh tubuh Alina yang bergetar hebat dan memberikan nya rasa hangat, dia mengusap pelan rambutnya dan memenangkan nya.
Alina yang belum tersadar secara penuh masih mencoba melepaskan dirinya, dia memukul dan mendorong dengan kuat, dia berteriak sembari menangis.
"Lepaskan aku, lepas! jangan mendekat, jangan menyakiti aku, aku tidak salah, tolong," teriakan dan tangisannya tidak hanya memenuhi ruangan namun rasa bersalah dan hati Barata juga seperti disadarkan oleh tindakannya.
"Ssst, jangan takut, jangan takut, tidak akan lagi, mereka tidak akan datang lagi menyakiti mu," bisik Barata masih tetap mengusap pelan rambut Alina dan memeluknya erat sekali.
Tangisan dan teriakan yang perlahan mulai pelan dan menghilang, Alina kembali tertidur didalam dekapan suaminya, air matanya yang belum mengering membasahi kemeja putih yang digunakan oleh Barata.
Barata terdiam sembari memeluk Alina di depan lemari kaca sekitar tiga puluh menit, menenangkan Alina yang masih sedikit menangis sembari tidur.
Sepertinya Alina bermimpi buruk dan dia mengalami panik saat Barata menyentuhnya saat ia tidur.
Setelah memastikan Alina benar-benar tertidur Barata menggendong istrinya itu keluar dari ruangan pakaian dan merebahkan Alina di atas kasur dengan lembut, dia menyelimuti Alina dan mengusap dahi Alina yang sudah sedikit berkeringat karena mimpi buruknya tadi.
"Kau sangat lemah, bodoh dan suka menangis, membuatku jadi lupa diri dan ingin selalu melindungi mu, apakah Freya berbohong padaku? demi mendapatkan perhatian ku?" ucap Barata pelan sekali.
Dia sedang berbaring di sisi Alina, sembari memiringkan badannya agar menghadap Alina, berpangku tangan dan memperhatikan wajah Alina dengan lekat.
***
Jangan lupa komentar membangun nya ya, jangan lupa di like juga. yang baca novel ini banyak loh, kalau aku lihat di sistem ada sekitar 22.000 orang, tapi yang like 😭 tapi yasudahlah ya, kalau kalian ingat jangan lupa like aja. makasih banyak.
Stay safe and healthy yaa.. 🥰
aku udah up dari jam 7 tadi 😭
Terima kasih utk karyanya Kak & sehat2 slalu 🙏🏼💐💪🏼🤗
pola pikir pria egois adalah mereka melaknat pebinor tapi memuja dan lembut pada pelakor
begitu juga
pola pikir wanita egois adalah mereka melaknat pelakor tapi memuja dan lembut pada pebinor
dan fakta walau kalian selalu bela diri dengan mengatakan novel hanya karya, hanya halu, hanya fiktif, mau apapun itu novel adalah hasil dari pola pikir novelis itu sendiri