Nadira, gadis yang harus menerima perjodohan dari kedua orang tuanya. Ia harus menerima perjodohan ini, karena perjanjian kedua orang tuanya dulu sewaktu mereka masih sama sama duduk di bangku kuliah. Bagaimna nasib pernikahan tanpa cinta yang akan di jalani Nadira?? Apakah akan ada benih cinta hadir? Atau Nadira memilih mundur dari pernikahan karena perjodohan ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nonny Afriani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 33
Nadira kembali duduk di kursinya. Dira pun terkejut melihat nasi di piring Alby tak berkurang sedikit pun.
" Mas, kok gak makan? Gak suka ya? "
Nadira bertanya sambil melihat masakannya.
" Suka, lagi nunggu kamu aja, kamu belum makan juga kan?"
Nadira terdiam, lalu memandang Alby. Alby pun begitu.
" Sekarang kamu makan juga ya?"
Nadira pun hanya mengangguk, lalu mengisi piringnya dengan nasi dan lauk, dan mereka pun makan. Setelah selesai makan, Nadira membawa piring kotor ke dapur, lalu kembali ke meja makan, dan membantu mendorong kursi roda Alby menuju mobil yang akan membawa mereka ke rumah sakit. Saat Alby akan memasuki mobil, dengan cekatan Nadira membantu menopang tubuh Alby. Jarak mereka cukup dekat, bahkan Alby dapat mencium aroma parfum yang di pakai Nadira. Aroma yang menenangkan. Aroma sangat lembut. Sesuai dengan Nadira.
Mobil pun berjalan ke arah rumah sakit. Selama di perjalanan, Nadira dan Alby hanya diam. Nadira tampak fokus ke layar ponsel, dan Alby sesekali meliriknya.
" Ol shop kamu gimana, Dir?"
Dira yang merasa namanya di sebut, langsung menoleh kan wajahnya ke arah Alby.
" Alhamdulillah lancar, Mas."
Jawabnya dan seuntai senyum tipis tercetak di wajah Dira. Alby melihat senyum Dira, pun merasa desiran halus di hatinya. Mereka pun berbincang selama di perjalanan. Selama menikah, baru kali ini Dira dan Alby berbicara banyak. Tanpa ada rasa kaku sedikit pun.
Setibanya di rumah sakit, Dira langsung menuju ruangan teraphy. Karena sudah membuat janji terlebih dahulu. Maka Nadira dan Alby tak perlu menunggu lama. Selama Terapy berlangsung, Nadira selalu memperhatikan, bahkan terkadang Nadira refleks ingin memegang Alby yang hampir jatuh.
Setelah satu jam, kini Nadira dan Alby berada di ruangan dokter untuk konsultasi. Dan ternyata perkembangan Alby cukup baik. Alby hanya perlu banyak terapy sendiri di rumah. Dan kini mereka sedang, berada di mobil untuk kembali pulang.
" Mas, aku yakin, tak lama lagi kamu pasti akan bisa berjalan kembali."
Nadira berkata dengan wajah sumringah. Alby menatapnya dengan wajah yang tak suka.
" Kamu sudah bosan mengurusku? "
Alby berkata sambil mengalihkan pandangannya ke luar. Nadira bukannya marah, namun dia tersenyum lembut.
" Bukan, tapi aku ingin membawamu ke suatu tempat dan bertemu dengan seseorang disana."
Alby menoleh ke arah Nadira. Nadira memang masih tersenyum. Tapi entah mengapa, Alby melihat luka dimatanya, saat berkata demikian.
" Bertemu siapa? "
Alby bertanya pada Nadira. Namun Nadira mengatakan bahwa ini rahasia. Dan dia ingin memberikan kejutan pada Alby. Bahkan Nadira mengatakan pada Alby, apabila Alby sembuh sebelum hari ulang tahunnya, maka tepat di hari ulang tahun Alby, Nadira akan memberikan kado istimewa.
" Memangnya kamu tahu, kapan aku ulang tahun? "
Alby bertanya pada Nadira. Nadira hanya mengangguk.
" Dua bulan lagi kan? Benar begitu?"
Alby pun diam, dirinya mengira, selama ini Nadira sama sekali tak pernah tahu akan dirinya. Bahkan Nadira bercerita, kalau dirinya juga tahu, apa -apa saja kesukaannya, bahkan hal yang paling di bencinya.
Setibanya di rumah, Alby langsung di bawa Nadira ke dalam kamar. Dirinya berpesan pada Alby, untuk segera istirahat. Lalu Nadira pun keluar dari kamar, dan berjalan menuju dapur. Membersihkan piring kotor yang belum sempat di bereskan, karena harus segera membawa Alby ke rumah sakit.
salam kenal yah 🙏 🌹