NovelToon NovelToon
Perjalanan Waktu Putri Mahkota

Perjalanan Waktu Putri Mahkota

Status: tamat
Genre:Action / Fantasi / TimeTravel / Tamat / duniamasadepan / Mengubah Takdir / kelahiran kembali menjadi kuat / Fantasi Wanita
Popularitas:6.3M
Nilai: 4.9
Nama Author: Riza melyn

Dalam masa Revisi
__________________________________________

Xian Liu Mei. Seorang gadis cantik bergelar putri mahkota dari kerajaan Xian, Zaman kultivator. Dia mendapat gelar "Dewi Perang" oleh para musuhnya. Liu Mei bukan seorang putri manja, tapi tomboy.

Liu Mei berpindah dimensi ke zaman modern dan menggantikan posisi seorang gadis yang di khianati oleh tunangan dan sahabatnya.

Dengan bantuan ingatan pemilik tubuh dan Ruang Dimensi yang ikut berpindah, Liu Mei memanfaatkan beberapa perhiasan dan koin emas yang dia miliki untuk bertahan hidup di era modern.

Bertemu dengan 4 Pria dengan karakter yang berbeda, manakah yang akan di pilih oleh Liu Mei sebagai pasangan hidupnya?

Bagaimana kisahnya? ayo ikuti cerita ini.

~~~~~~~~~~~~~~~~

Sedikit inspirasi dari novel-novel TimeTravel yang lain, selebihnya Drakor dan imajinasi Author sendiri.

Selamat Membaca

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Riza melyn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mengawasi

"Jika banyak orang yang mendorongmu masuk kedalam jurang, percayalah. Masih ada satu dari antara mereka yang saat ini sedang berusaha melindungimu dari mereka."

Itulah kata-kata yang saat ini tergores diatas kertas putih.

Azka kembali menatap tulisan tangan yang baru saja dia tulis, merobek kertas itu lalu membuangnya ketempat sampah.

"Mengapa akhir-akhir ini aku semakin sering memimpikan Noona? apa terjadi sesuatu padanya?" batin Azka, matanya menatap foto yang selama ini dia simpan dengan baik.

Sungguh, dia sangat merindukan kakak sepupunya itu, entah bagaimana wajah kakaknya saat ini.

Apa dia masih mengingat nya?

Apa dia sudah melupakan janjinya?

Apa aku masih harus menunggu nya datang menjemputku?

Pertanyaan-pertanyaan itu terus mengusik pikirannya. Dia sudah tak memiliki siapapun lagi di dunia ini. Hanya kakaknya saja.

Dia tak pernah mengharapkan keluarga tirinya untuk datang dan membawanya pulang.

Hanya kakak saja yang dia mau.

"Noona. Dimana kau?" gumam Azka menengadahkan kepalanya menatap awan yang terus bergerak.

"Azka, ayo." panggil Sehun yang baru saja datang menghampirinya, remaja itu entah dari mana datangnya.

"Ada apa?" tanya Azka mengalihkan pandangannya kearah satu-satunya orang yang selalu ada untuknya.

"Pak Choi memanggilmu. Entah apa lagi sekarang." balas Sehun, dia merasa iba pada sahabatnya ini.

"Jangan menatapku seperti itu, Sehun. Kau membuatku merasa tak nyaman."

"Ah, maaf." balas Sehun cepat.

Azka bangkit dari duduknya, berjalan menghampiri Sehun yang berdiri beberapa meter darinya saat ini.

"Ayo pergi, aku sudah kepanasan disini." ajak Azka yang sudah sampai didepan Sehun.

"Bagaimana kemarin?" tanya Sehun.

Azka mengerti arah pembicaraan temannya.

"Kak Jin-Na membuatkan ku sup dan nasi, rasanya enak."

"Apa ibu dan kakakmu tak mencarimu?"

Azka menggeleng, "Mereka senang aku pergi dari rumah. Setidaknya, mereka menguasai rumah dan caffe ku." balas Azka cepat.

Kata siapa dia tak memiliki uang lagi, memang benar. Hanya saja semuanya dikuasai oleh kakak dan ibu tirinya. Dasar manusia serakah.

"So Hyun tak mengganggu mu lagi, kan?" tanya Sehun.

Azka menggeleng, "setiap hari dia selalu menungguku dijalan masuk gang. Aku harus berjalan memutar agar bisa menghindarinya."

Kedua remaja itu terus mengobrol sambil melangkah memasuki gedung sekolah, mereka tak menyadari, jika ada seseorang yang sedang mengawasi mereka dari kejauhan.

Tatapannya tertuju pada Azka, yah Azka.

"Noona akan membawamu pulang, segera." gumamnya lalu pergi dari sana. Kakinya melangkah memasuki salah satu mobil dan pergi dari lingkungan sekolah.

"Nona, mengapa anda hanya melihat tuan muda dari kejauhan dan tak menemuinya?" tanya seseorang yang duduk dibelakang kemudi.

"Ada yang harus ku kerjakan. Kita ke toko elektronik, ada yang ingin kubeli." ujarnya.

Mendapatkan perintah dari tuannya, segera saja dia melajukan mobil itu memasuki jalanan dan mencari alamat yang diinginkan oleh tuannya. Dia adalah Louis.

Yah, Louis keluar dari ruang dimensi dan merubah tampilannya menjadi seorang manusia. Meskipun dia mempunyai batas waktu didunia nyata, yaitu 6 jam.

"Dia sudah menderita selama ini, tapi tidak akan lagi setelah aku datang. Tunggu tanggal bermainku untuk kalian yang sudah menyakitinya." gumam Axila.

Tapi pagi setelah Axila bangun, dia segera bersiap dan pergi ke lobby hotel. Meminta pihak hotel mobil yang bisa disewanya.

Alhasil, dia dan Louis pergi ke sekolah dimana adik Axila menempuh pendidikan saat ini.

Setelah 20 menit perjalanan, Louis menghentikan laju mobil didepan salah satu toko elektronik.

"Nona, kita sudah sampai." ujar Louis.

"Aku tahu." balas Axila, segera saja gadis situ keluar dari mobil dan memasuki toko elektronik. Louis mengikuti langkah nona nya dari belakang, meskipun Louis tahu. Jika Axila bisa menjaga dirinya sendiri tapi tumbuhan berwujud manusia itu tetap mengawasi nona nya.

Terlihat beberapa orang yang sedang melihat-lihat apa yang ingin mereka beli. Tapi tidak dengan Axila, dia langsung berjalan kearah salah seorang pria yang sedang memainkan ponselnya.

"Takk! Takk! Takk!"

Merasa seseorang sedang berada didepan nya, pria itu segera mengalihkan pandangannya pada pelanggan.

"Ada yang bisa saya bantu, nona?" tanya nya dengan sopan.

"Aku membutuhkan beberapa kamera tersembunyi dan penyedap suara ditambah satu drone." ujar Axila pada pelayan itu.

Pria itu memperhatikan Axila dari atas sampai bawah, lalu mengalihkan pandangannya pada alat yang diinginkan Axila. Tangannya mengambil beberapa jenis kamera tersembunyi, lalu meletakkannya diatas meja sekaligus lemari penyimpanan ditambah penyedap suara.

"Nona bisa melihatnya dulu, sesuai kebutuhan Nona." ujarnya.

Axila mengangguk, dia mengambil kamera yang paling terkecil dan bisa diletakkan dimana saja. Lalu tangannya juga menunjuk pada penyedap suara yang berbentuk seperti stiker, alat yang bisa ditempelkan dibawah meja ataupun ditempat yang tidak mencolok. Terakhir Axila menunjuk salah satu drone yang sedang dipajang.

"Kameranya 7, dan penyedapnya lima." ujar Axila. Pelayan itu mengangguk, lalu membungkus pesanan Axila.

Axila keluar disusul Louis setelah selesai dengan transaksinya. Kembali memasuki mobil dan pergi dari sana.

 

Kini Louis sudah kembali masuk kedalam ruang dimensi, meninggalkan Axila yang sedang duduk didalam mobil sambil menatap kearah SMA Shinhwa.

Axila mengeluarkan beberapa Snack sehat dari dalam ruang dimensinya dan memakan semua Snack itu. Hampir lupa, semua Snack yang Axila beli dari supermarket saat menuju kantor Mike kemarin ia simpan kedalam ruang dimensi, agar mempermudah nya membawa kemana saja.

Setelah menunggu beberapa jam, terlihat para siswa itu mulai keluar dari dalam kelas dan berhamburan didepan sekolah.

Axila terus mencari sosok yang menjadi adik dari sang pemilik tubuh, atau sekarang sudah menjadi adiknya.

Terlihat Azka yang sedang berjalan dengan seorang remaja laki-laki yang sedang berjalan keluar dari lingkungan sekolah. Namun semua itu tak berjalan dengan baik karena ada beberapa siswa yang menghampiri mereka berdua.

Sebelah alis Axila melengkung ke atas, siapa lagi itu?.

Azka dan Sehun yang sedang berjalan dihentikan oleh beberapa siswa yang berada ditepat dihadapan keduanya.

Sehun mulai ketakutan, dia langsung menarik tangan Azka untuk berbalik arah.

Namun siapa sangka, ternyata ada juga yang berada dibelakang mereka, dan mengepung kedua remaja itu.

"Ada apa ini?" tegur salah seorang guru yang akan pulang.

"Oh, selamat sore Bu Yae-Ri." sapa para murid dengan sopan.

Wanita itu mengangguk, "ada apa ini, kalian mau melakukan apa pada Sehun dan Azka?" tanya nya to the point.

"Ah, ibu salah paham. Kami sedang menunggu Azka dan Sehun untuk pergi dan makan Tteobboki bersama." ujar salah satu dari yang lain.

"Ibu mengatakan apa sih, kami mau makan bersama. iya kan, Azka?" timpal yang lain, ia langsung merangkul pundak Azka dan meremas pundak Azka.

Dengan ketakutan Azka mengangguk, sedangkan Sehun sendiri sudah berada dalam rangkulan siswa yang lain.

"Bukankah kalian punya les tambahan, anak-anak?" ujar guru itu menatap tajam pada siswa yang selalu semena-mena pada beberapa siswa yang lain.

"Ah iya, aku harus masuk kekelas dulu. Kalian duluan saja." ujar salah satu dengan ketakutan dan menghindari tatapan guru mereka, disusul yang lain dibelakangnya.

Azka dan Sehun menatap siswa yang sudah kembali berlari masuk kedalam gedung sekolah.

"Terima kasih, Bu. Kalau begitu kami permisi dulu." ujar Azka, dia langsung meninggalkan gurunya setelah menundukkan kepalanya diikuti Sehun disampingnya.

Mereka berjalan kearah halte dan menunggu bis yang selalu mereka tumpangi agar kembali kerumah.

Axila juga menghidupkan mesin mobilnya, mengikuti Azka dan Sehun diam-diam. Lalu mengikuti bis yang mereka naik dengan tetap berada dibelakang bis itu.

Beberada menit kemudian bis berhenti tepat disalah satu halte, lalu terlihat Sehun yang turun dan melambaikan tangannya pada Azka yang masih berada didalam bis, Kemudian bis kembali melaju

Setelah Azka turun dari bis, remaja itu berjalan kaki memasuki gang rumah yang terlihat hanya bisa dilewati oleh pejalan kaki.

Axila mengambil drone miliknya dan mulai menghidupkan drone itu dan mengendalikannya mengikuti Azka dari ketinggian 10 meter diatas permukaan tanah.

Axila mengawasi jalan yang akan dilalui oleh adiknya, terlihat ada beberapa orang siswa SMA yang sedang duduk disana.

Itu merupakan jalan yang akan dilalui oleh Azka, membuat Axila merasa tak aman dengan keadaan adiknya saat ini.

Segera saja Axila turun dari mobil dan mengikuti jalan yang dilalui oleh adiknya barusan.

Mata Axila kembali tertuju pada layar ponsel yang menunjukkan Azka yang sedang berhadapan dengan beberapa pelajar SMA, diantara mereka ada beberapa yang sedang merokok. Segera Axila memasang masker berwarna hitam untuk menyamarkan wajahnya, ditambah topi Hoodie yang Axila naikkan dan menutupi kepalanya.

"So Hyun, apa lagi ini?!" Azka menatap seorang pelajar yang saat ini sedang merokok, mata mereka bertemu satu sama lain.

"Oh ada Azka yang malang. Apa kau baru saja pulang dari sekolah?" ujarnya dengan nada mengejek.

"Apa maumu!" pekik Azka dengan kesal.

"Berikan aku uang, aku mau membeli beberapa bungkus rokok untuk teman-teman ku." ujarnya memerintah.

"Aku tak punya uang."

"Ciihh! kau masih mau membohongi kakakmu ini, Azka?!"

"Aku tak pernah mempunyai kakak sepertimu! kau bukan kakakku!"

"Dasar brand@l kecil! kau mau melawanku, huh?!" bentak nya.

Kakinya langsung berlari kearah Azka, lalu menendang perut remaja itu.

Azka terpental beberapa langkah kebelakang, ingin melawan saat ini juga tak bisa. Kondisinya yang saat ini akan kalah telak.

Azka mulai pasrah saat kakak tiri dan teman-temannya mengeroyoki tubuhnya.

Namun siapa sangka, ada seseorang yang dengan lantangnya meneriaki mereka.

"Hei pelajar!"

Semua siswa SMA itu menatap pada sang pemilik suara.

"Cih, siapa lagi yang ingin menjadi makanan kita?"

"Paling seorang jal@ng." sambung yang lain.

"Pulanglah dan biarkan dia disana." ujar orang misterius itu. Tentu saja karena wajahnya dihalangi oleh masker dan topi Hoodie.

"Pulang? kau menyuruh kami pulang? hahahaha" mereka malah menertawakan orang misterius itu.

Namun dengan gerakan yang cepat, dia melemparkan kotak susu yang berada digenggaman tangannya pada wajah salah satu pelajar, membuat kepalanya terluka ditambah susu yang langsung keluar dari dalam kemasannya.

"Wooo" pekik mereka bersamaan.

Senyum terlukis dibalik masker itu. Dengan perlahan orang misterius itu melangkah kedepan.

"Kalian ingin bermain dengan ku? hmm?" ujarnya.

"Cih, ternyata hanyalah seorang jal@ng." salah satu dari mereka malah mengejek sang gadis misterius.

"Sepertinya mulutmu harus diajari dulu, yah." ujarnya yang kini sudah berada dibelakang siswa yang mengejeknya.

Beberapa pelajar menatap tak percaya pada gadis itu, yang kini sudah berada dibelakang ketua mereka.

Tangan gadis itu menampar pipi sang ketua, hanya tamparan kecil namun membuat siswa itu terlempar dan menabrak tembok yang ada.

"Woohhh" pekik semua temannya, mereka ketakutan melihat gadis itu.

"kalian mau pulang sekarang atau masih ingin bermain lagi, hmm?" ujarnya dengan suara yang lembut, namun terdengar menyeramkan.

Mereka berlari meninggalkan teman mereka yang saat ini sedang mengaduh kesakitan.

Si misterius itu berjongkok didepan Azka, lalu memberikan satu ponsel padanya.

"Hubungi kakak jika mereka mengganggumu. Entah itu di sekolah, ataupun dimana saja.

Kau mengerti?" ujarnya.

Azka mengangguk, dia juga merasa ngeri pada gadis misterius ini.

"Kau mau pulang, kan? mau kakak antar?" tawarnya.

"Tidak usah, aku bisa pulang sendiri." tolak Azka cepat.

Tapi penolakan Azka tak dianggapnya, dia langsung menarik Azka keatas punggungnya dan membawanya tanpa mengeluh berat tubuh Azka.

"Kemana arah rumahmu?"

Azka segera menunjuk arah kemana dia harus kembali, dia takut namun merasa membutuhkan bantuan sosok misterius saat ini. dengan menyusuri jalan setapak lalu berbelok ke kiri dan mendapatkan jalan yang sedikit lebih luas dari yang sebelumnya, bahkan bisa dilalui oleh mobil dan motor.

"Ini?" tanya nya pada Azka.

"Iya, kak. Disini." balas Azka, dengan segera dia turun dari punggung gadis itu dan berdiri disana.

Gadis itu mengangguk, lalu mengeluarkan beberapa lembar uang dari dalam kantong Hoodie nya lalu memberikannya pada Azka.

"Pegangan mu. Gunakan dalam keadaan apa saja." ujarnya, "Hubungi kakak jika sedang membutuhkan bantuan. Sudah kakak simpan nomor kontak diponsel itu." tunjuk nya pada ponsel yang masih digenggam Azka, lalu berbalik dan pergi dari sana.

Azka mendapatkan kesadarannya setelah seseorang menepuk pundaknya dari belakang.

"Azka, kenapa tak masuk?" tanyanya.

"Ah, kak Jin-Na. Aku baru saja tiba." balas Azka cepat, dia langsung memasuki rumah dan berakhir dikamar nya.

"Ada apa dengan anak itu?" gumam Jin-Na.

Axila memasuki mobilnya, lalu menghidupkan mesin mobilnya dan pergi dari sana.

Yah, Axila yang menolong Azka barusan.

Dia tak langsung menunjukkan dirinya pada Azka, dia ingin menangkap kejahatan yang dilakukan oleh ibu tiri Azka terlebih dahulu. Lagu pula dia bisa mengawasi Azka secara diam-diam untuk saat ini, ada sesuatu yang ingin Axila lakukan terlebih dahulu untuk Azka.

Azka menatap ponsel yang saat ini berada ditangannya, ditambah 40 ribu won yang diberikan oleh orang yang barusan.

Azka coba melihat kontak ponsel yang tersimpan, namun hanya ada satu nomor saja yang tersimpan disana. dengan nama "AL"

Azka mengganti seragamnya dengan pakaian rumah, lalu berbaring sambil terus menatap ponsel itu.

Tak beberapa lama pintunya diketuk seseorang.

Azka membuka pintunya, melihat siapa yang mengetuk pintu kamarnya.

"Kak Moonbin, ada apa?" tanya Azka.

"Ada kiriman makanan untukmu, ini." ujar seorang pria tampan didepan Azka, dia memberikan satu paket makanan dari salah satu rumah makan.

"Tapi aku tak memesan apapun, mungkinkah mereka salah kirim?" balas Azka dengan bingung.

Moonbin mengangkat kedua bahunya tanda tak tahu, "mungkin saja seseorang memesankan makanan ini untukmu. Makan saja dan tidurlah, jangan lupa untuk mengerjakan PR mu."

"Baik kak, apa kakak sudah makan malam?" tanya Azka ragu.

Moonbin mengangguk, "makan saja dan istirahat. Ini juga ada minuman aneh yang dikirimnya." ujarnya menyerahkan satu botol minuman pada Azka. Minuman rasa orange jus, sudah bisa ditebak dari tulisan nya yang menggunakan tulisan xxxxxx.

"Aku kembali ke kamar dulu." pamit Moonbin dan berlalu dari kamar Azka, sedangkan remaja itu masih bingung dengan makanan yang entah siapa pengirimnya.

Namun tak dapat dipungkiri, jika perutnya terasa sangat lapar. Azka menutup pintu kamarnya, lalu mulai membuka paket ayam yang dikirimkan oleh seseorang.

"Ini seperti tulisan Indonesia, siapa yang mengirimkan nya untukku?" gumam Azka, namun dia langsung saja meneguk minuman itu sampai habis, dia tak menyadari ada rasa yang berbeda dari minuman itu.. Ayam pedas yang dia terima juga sudah hampir habis setengahnya, namun tiba-tiba saja Azka mengingat Jin-Na yang membuatkan sup dan nasi untuknya kemarin.

Segera Azka membuang tulang ayam kedalam tempat sampah lalu membawa ayam yang masih ada untuk Jin-Na.

"Kak Jin-Na" panggil Azka dari balik pintu.

Tak beberapa lama pintu kamar gadis itu terbuka, "ada apa?" tanyanya.

"Kakak sudah makan? ada seseorang yang mengirimkan ku makan malam. Mau makan bersama?" tawar Azka.

Mata Jin-Na tertuju pada bungkusan yang berada ditangan Azka, "masuklah. Kebetulan kakak sedang makan malam" balas Jin-Na.

Didalam kamar Jin-Na terdapat satu meja yang berisi satu mangkuk nasi, ditambah beberapa potong sosis dan sayur.

Azka mengeluarkan ayamnya dan menaruhnya diatas piring yang diberikan Jin-Na.

Jin-Na juga mengambilkan satu mangkuk nasi untuk remaja itu, beserta sumpit dan satu gelas air.

"Makanlah, makan sendiri itu tak enak."

Azka tersenyum, Jin-Na menjadi sosok yang menggantikan posisi kakaknya sementara, dia benar-benar seperti seorang kakak yang perhatian pada adiknya.

"Terima kasih, kak."

Sedangkan Axila saat ini sedang tersenyum, adiknya seperti seorang wanita saja, mempunyai hati yang sangat lembut.

Axila mengawasi Azka lewat drone saat ini sedang terbang diatas atap rumah itu, terlebih kamar Jin-Na yang terbuka jendelanya.

Axila memang memesan satu paket ayam komplit untuk Azka seorang, namun siapa sangka jika ternyata adiknya malah makan dengan orang lain, dia berbagi dengan orang lain.

Minuman yang diberikan Axila juga dicampur dengan beberapa tetes cairan teratai emas yang sudah dimasak dengan air suci. Itulah mengapa minuman itu terasa agak aneh, namun tak disadari oleh Azka.

Ramuan yang bisa membantu adiknya cepat pulih pastinya.

Setelah puas mengamati Azka, Axila menginjak pedal gas dan meninggalkan rumah itu dengan drone yang sudah kembali masuk kedalam mobilnya.

 

Ada yang minta double up, kan?

ini udah author nulis. Udah dulu yah hati ini, udah 5.000 kata nih yang di update.

Bisa aja ini author buat jadi lima episode, tapi malah cuma dua aja.

Jadi gimana, mau di upload satu episode tapi lebih dari 2.000 kata, atau dua episode dengan masing-masing 1000 kata?

Dan dari suara terbanyak ada Levi yang terpilih jadi pemeran utama tokoh pria yah.

Sosok Levi akan muncul di episode besok, ditunggu yah.

Jangan lupa Like, komen dan vote nya.

Karena dukungan kalian merupakan semangat author.

1
Pipit Pipit
baca 3 kali malah😊
Astuti tutik2022
sdah pernah bca di thun 2021,tpi ingin bca lagi 🤭🤭
maria handayani
/Sweat/
Ida. Rusmawati.
/Smile/
X'tine
gilaaa... bisa kayak mendadak nich Axila... menyala Bosque 🔥 ketemu sama musuh... santuy aja Thor.. kami selalu setia pada cerita mu...
X'tine
ceritanya bikin gak bisa lepas, thor... walau mata berat... tetap lanjut Thor.. alias bergadang He He he...
X'tine
aku 💚 padamu Thor.. karena cerita nya gak bertele2..
X'tine
mantap otak Axila, cerdas dan pintar... suka... 💚
X'tine
iihhhh... mantap bgt Axila... tentara wanita.. kuat dan tangguh... keren Thor...💚
X'tine
ikut terharu Thor.. cerita author keren... tiada banding..
X'tine
waaa... tambah semangat nie prajurit berperang... ada senior Cantikkk...💪
X'tine
pasti salah asumsi nie para prajurit..'berperang' melawan musuh maksudnya
X'tine
waaa... dah mulai seru nie Thor... dah mulai berubah Axila nya.. berubah syantikkk...😜
X'tine
rasa nya terharu di rumah Mei'er...
X'tine
baru mampir Thor... menarik nich thor.. penasaran sama alur ceritanya lain dari yg lain...👍
Buke Chika
g perlu romantis thor yg begini asik dibaca,seru.romantis sudah g seru.nek kadang bacanya g sampai akhir
Buke Chika
buang aja ke laut si mike jauh2 dari si axila
Buke Chika
kira2 sm siapa ya
S. M yanie
semangat kak
Buke Chika
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!