Sequel dari Sang Pemilik Cinta
Sebelumnya, mohon maaf karena cerita ini banyak mengandung bawang, karena memang saya membuat karya ini seperti nano nano, ada sedih, bahagia, komedi, dan kebucinan seorang suami pasa istrinya.
Novel ini bukan mengedepankan tentang poligami atau pelakor, tetapi ini tentang psikologi Mario yang di hantui rasa bersalah pada adik kembarnya semasa remaja, juga tentang seorang gadis bernama Inka yang broken home, psikologi seorang anak korban perceraian di usia yang sama.
Kemudian, mereka menikah karena kesepakatan yang saling menguntungkan.
Mario yang tak percaya dengan ikatan pernikahan dan memilih live together bersama pacar-pacarnya, di jodohkan oleh sang ayah dengan anak sahabat ayahnya. Mario menolak dan lebih memilih menikahi Inka, teman dari istri sahabatnya yang baru sekali bertemu.
Di tengah pernikahan yang mulai adanya benih-benih cinta, mereka di uji dengan ujian yang membangkitkan psikologi masa lalu keduanya muncul.
Jadi, siapkan mental kalian dan hanya yang berhati baja, yang bisa membacanya sampai end.
Terima Kasih
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elis Kurniasih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
tertantang
Tok.. Tok.. Tok..
"Permisi pak, di luar ada seorang gadis ingin bertemu bapak," ucap sekertaris Mario, setelah membuka pintu.
"Siapa?" Tanya Mario, pasalnya ia sedang tidak ada janji hari ini dengan siapapun apalagi wanita.
"Namanya Adhisty, pak." Kata sekertaris itu lagi.
"Adhisty?" Batin Mario, mencoba mengingat nama itu. "Ya sudah suruh dia masuk."
"Silahkan nona." Kata sekertaris Mario yang sudah ada diuar pintu.
"Hai.. kak Mario, apa kabar?" Adhis menampilkan senyum termanisnya dengan dibalut pakaian yang super sexy.
Mario tersenyum heran melihatnya. Entah angin apa yang membawa adik Inka ke kantor Mario pagi-pagi. "Hai.. saya baik, kamu kesini disuruh Inka?"
Adhis menggeleng, "tidak."
"Lalu?" Mario bertanya bingung.
"Tidakkah kamu menyuruhku untuk duduk?" Ucap Adhis manja. "Oh ya silahkan," jawab Mario santai. Sebelumnya Mario sudah menyelidiki latar belakang keluarga Inka, tanpa Inka ceritapun Mario sudah mengetahui seperti apa sikap adik tirinya ini.
"Begini, saya tidak tahu harus memulai pembicaraan ini dari mana. Tapi saya hanya ingin memberitahu kak Mario kalau Inka itu licik. Dia masih suka bertemu mantan kekasihnya yang sekarang adalah kekasihku." Kata Adhis mencoba memprovokasi Mario.
"Maksudmu Vino?"
"Iya betul, aku pun kesal dibuatnya." Adhis memasang wajah sedih.
Tiba-tiba Adhis berdiri dan menghampiri kursi yang Mario duduki. Adhis tidak rela Inka mendapat suami tampan dan tajir seperti Mario. "Bagaimana jika kita memberi mereka pelajaran?"
"Maksudmu?" Senyum licik Mario penuh tanya.
"Ya.. kita bermesraan depan mereka," jawab Adhis santai dengan mendudukan bokongnya pada ujung meja, persis dihadapan Mario.
"Maaf, tapi aku tidak tertarik. Aku percaya inka, dia tidak akan tergoda oleh kekasihmu karena aku jauh diatasnya." Ucap Mario penuh kesombongan.
Adhis kembali menggoda Mario dengan membusungkan dadanya dihadapan Mario yang masih duduk di bangku kebesarannya. "Kamu tidak tergoda padaku Rio, aku jauh lebih cantik dan sexy dibanding Inka."
"Yah.. kamu cantik, sexy. Hmm.. tapi kakakmu lebih menarik. Gayanya yang sok galak, membuatku merasa tertantang." Mario menyeringai.
Adhis menatap Mario kesal, baru kali ini ia ditolak. Adhis langsung mengambil tas nya dan meninggalkan Mario tanpa berkata lagi. Di sepanjang jalan, ia hanya menggerutu. Tidak ada pacar Inka yang tidak bisa ia pacari. Semua lelaki yang bersama Inka pasti berakhir di pelukan Adhis dan semua barang-barang yang Inka punya juga berakhir di tangan Adhis, hingga kamar yang Inka tempati sejak kecil harus Inka relakan demi adik tirinya ini.
Mario memang playboy dan wanita seperti Adhis sudah sering ia jumpai. Justru ia tertarik pada wanita seperti Inka yang galak dan cuek. Terlebih ketika Boy, sepupu Mario menceritakan pribadi Inka.
Jadi, sebelumnya Mario bertemu Inka di acara pernikahan Jessy, Cinta mmperkenalkan Inka padanya. Disaat Cinta meninggalkan Inka dan Mario berdua, Inka tak berkata sepatah katapun, hanya Mario yang selalu memulai pembicaraan dan diakhiri dengan Mario yang ditinggal pergi.
Satu waktu di sebuah cafe, Inka tengah duduk sendirian. Disana ada Mario bersama Boy adik sepupunya. Ternyata Boy teman SMA Inka. Ia tahu betul persahabatan Inka, Mely, Jessy dan Cinta. Terjadilah percakapan antara Mario dan Boy pada waktu itu.
Boy berkata. " Lo ngeliatin cewek itu," tunjuk Boy pada gadis yang duduk jauh diseberangnya.
"Gue pernah kenalan sama tuh cewek, tapi orangnya cuek banget," jawab Mario.
"Hahaha.. emang, di sekolah ga ada yang bisa deketin dia bang." Kata Boy.
"Kenapa?"
"Ya karena galak, semua anak takut sama dia."
"Serius? dia pentolan?"
"Genk mereka tuh unik bang, semua ada. Paket komplitlah. Inka cewek galak yang di takutin seangkatan. Jessy cewek ganjen sejagad raya, hampir semua cowok yang keren pernah pacaran sama dia. Mely cewek kutu buku, namanya selalu terpampang di mading setiap akhir semester karena dia selalu jadi juara umum. Terus Cinta, cewek religi yang super alim dan ga pernah pacaran, yang jadi penasehat umum sahabat-sahabatnya." Terang Boy.
Mario senyum-senyum membuat Boy menyeringai. "kenapa lo, tertarik bang?"
Dan mulai saat itu, Mario mulai mencari tahu tentang Inka. Kemudian Tuhan memberi jalanNya dengan perjumpaan yang tak terduga. Kini Mario dan Inka akan menikah beberapa minggu lagi.