NovelToon NovelToon
BAYANG MASA LALU KELUARGA

BAYANG MASA LALU KELUARGA

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: biancacaca

Najla anerka ariyani arutama
Nama dia memang bukan nama terpanjang di dunia tapi nama dia terpanjang di keluarga dia
Memiliki 4 saudara laki laki kandung dan 3 saudara sepupu dan kalian tau mereka semua laki laki dan ya mereka sangat overprotektif akhh ingin sekali menukar merek semua

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon biancacaca, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

PART 33

Lampu senter Arlen menyorot lantai kayu yang berderak pelan di bawah kaki mereka. Suara angin malam dari jendela pecah di gang sempit rumah lama, tapi tim tetap fokus, bergerak dalam diam yang penuh strategi.

“Setiap papan lantai bisa jebakan,” kata Arlen pelan, matanya meneliti garis-garis retakan.

“Tapi pola retakannya… itu bukan acak,” tambah Najla sambil mencondongkan tubuh. “Kayak kode Morse.”

Darren memeriksa sisi dinding. Tangan-tangannya bergerak cepat, meraba permukaan dan menekan beberapa titik tersembunyi. “Gak ada sensor elektronik, tapi ada mekanisme geser. Ini pasti salah satu trik leluhur kita,” ucapnya.

Kenzi menatap simbol di dinding. Ukiran daun dan garis abstrak membentuk pola simetris, tapi tak sekadar dekorasi. “Simbol ini… kalau ditekan urutannya, mungkin ngebuka panel lain,” katanya.

Kaelan membuka kotak kecil yang mereka temukan sebelumnya, melihat surat lipat dan peta mini. “Surat ini peringatan. Jalur yang kita ikuti… itu bukan cuma fisik. Ini jebakan psikologis juga. Kalau kita panik atau terburu-buru, bisa salah langkah.”

Arlen mengangguk pelan. “Kita mulai dari jalur utama. Jangan terpecah. Setiap langkah harus dicatat. Simbol, retakan lantai, dan benda… itu petunjuk. Ingat, ini warisan keluarga, bukan hanya misteri lama. Mereka meninggalkan ini supaya yang berani… bisa paham, tapi juga bisa diuji.”

Najla menarik napas dalam, menatap teman-temannya. “Jadi… kita lagi main di papan catur masa lalu keluarga kita sendiri?”

“Ya. Tapi kali ini… kita pionnya, tapi juga raja sekaligus,” Darren menambahkan.

Arlen menyinari lantai yang tampak biasa, tapi di salah satu papan kayu, tampak bekas gesekan kecil. Ia menekan papan itu pelan. Terdengar klik halus. Panel samping terbuka, memperlihatkan tangga sempit ke bawah tanah.

“Ini… jalur rahasia,” bisik Kenzi.

“Dan kita baru di permukaan,” Arlen menekankan, matanya fokus.

Mereka menuruni tangga. Udara di bawah tanah dingin dan lembap, tapi aroma tanah dan kayu tua menenangkan sekaligus menegangkan. Setiap langkah mengeluarkan suara gesekan papan yang tak seragam.

Di bawah, mereka menemukan ruangan luas tapi gelap. Di tengahnya, sebuah meja kayu besar dengan beberapa benda tersusun rapi:

Foto-foto lama keluarga dengan wajah sebagian disobek atau ditandai.

Sebuah jam saku perak, tetes tinta merah masih menempel di sisi.

Buku catatan kulit, halaman kuning dengan tulisan tangan rapih.

Potongan peta yang menandai ruang-ruang tersembunyi lainnya.

Najla membungkuk, mengambil salah satu foto dengan tangan gemetar. “Ini… Arlen?”

Arlen melihat foto itu dengan mata menyipit. Memang dirinya muda, jaket kebesaran, tapi ada bekas darah tipis di pelipis. Najla menunjuk ke sisi lain foto, wajah seseorang disobek rapi di bagian mata. “Siapa ini?”

Raga, yang sejak tadi berdiri di pojok ruangan, menjawab pelan:

“Yang seharusnya mati… tapi kalian nggak pernah lihat jasadnya.”

Hening memenuhi ruangan. Semua sadar bahwa bayangan masa lalu keluarga bukan hanya cerita… tapi jejak yang masih hidup, menunggu untuk dipahami.

Darren menatap jam saku perak. “Tinta merah ini… kode peringatan. Biasanya, setiap anggota keluarga yang menandai jalur rahasia, pakai warna ini. Merah berarti… bahaya.”

Kaelan memeriksa peta kecil. “Bang… ini bukan jalur biasa. Ada ruang yang seharusnya tersembunyi, tapi jalurnya dibuat kelihatan kalau kita ceroboh. Jadi jebakan psikologis juga.”

Arlen menyalakan lampu senter tambahan, menyinari seluruh ruangan. “Ingat, setiap simbol, benda, dan jalur punya arti. Kita mulai dari sini, pecahkan satu per satu. Bayangan masa lalu ini… bisa mengajar, tapi juga menguji kita.”

Najla menunduk, menatap catatan kulit. “Bang, di buku ini… ada daftar nama. Sebagian dicoret, sebagian diberi simbol tertentu. Apa ini… semacam target atau petunjuk?”

Arlen mengambil buku itu. “Petunjuk. Beberapa nama yang dicoret… berarti sudah ‘keluar’ dari permainan. Yang ada simbol… itu orang yang masih bisa mempengaruhi jalur keluarga. Dan yang paling penting… beberapa nama itu mungkin… kita kenal.”

Kenzi menatap dinding, simbol yang tampak abstrak kini mulai terlihat pola. “Kalau kita salah langkah… bisa masuk jebakan, tapi kalau bener… bisa nemuin jalur berikutnya.”

Darren mengangguk. “Mental kita diuji juga. Kalau kita panik atau terlalu cepat, jebakan psikologisnya jalan. Jadi langkah pelan, tapi pasti.”

Najla menarik napas panjang. “Kita sudah pernah trauma bareng… tapi kali ini… kita lebih siap. Kita tahu bayangan itu cuma bagian dari cerita keluarga. Kita yang pegang cahaya sekarang.”

Arlen tersenyum tipis, lalu menunjuk simbol di dinding. “Oke, fase pertama: pecahkan kode simbol. Setiap simbol… berarti satu langkah di jalur bawah tanah. Kita harus urut, jangan lompat-lompat. Kenali pola mereka, jangan terburu-buru.”

Kaelan mulai menandai simbol di peta mini, mencocokkannya dengan posisi benda dan papan lantai. “Bang, kalau ini berhasil, kita bisa prediksi jalur selanjutnya sebelum ada jebakan.”

Darren memeriksa pintu samping ruangan. “Kita juga harus hati-hati sama yang mungkin ngintai dari jalur lain. Jalur bawah tanah ini… bukan cuma teka-teki fisik, tapi juga pengawasan.”

Kenzi mengangguk. “Ini… latihan paling berat yang pernah kita lakukan. Bukan cuma tubuh, tapi kepala juga. Tapi kalau kita berhasil… kita ngerti sejarah keluarga, dan kita bisa bikin bayangan itu… tau batasnya.”

Najla menatap semua teman-temannya. “Kita tim, kan? Yang dulu berantakan, sekarang lebih dari sekadar solid. Kita mulai dari sini, dan jalur ini… kita taklukkan bareng-bareng.”

Arlen mengangguk, lampu senter menyorot wajah mereka satu per satu. “Setiap langkah harus dicatat, setiap benda dianalisis. Kita pecahkan teka-teki, kita hadapi jebakan, dan kita pahami sejarah keluarga. Dengan begitu… bayangan itu akan ngerti, kita bukan lagi anak-anak.”

Mereka mulai bergerak, menyusuri jalur pertama. Papan lantai ditekan sesuai kode simbol, pintu rahasia terbuka, dan lorong sempit menuntun mereka ke ruangan kedua. Aroma kayu tua bercampur debu memenuhi udara, tapi semangat mereka tetap tinggi.

Di ujung lorong, terdapat tiga pintu kecil. Setiap pintu diberi simbol berbeda. Najla menatap simbol di pintu tengah, yang tampak seperti kombinasi bintang dan daun. “Ini… paling rumit. Tapi kalau kita salah… bisa masuk jebakan psikologis.”

Arlen menatap peta, mencocokkan simbol. “Pintu ini… jalur paling aman. Tapi kita tetap harus hati-hati. Benda di dalam ruangan… kemungkinan besar petunjuk penting untuk tahap berikutnya.”

Mereka melangkah bersamaan, hati-hati tapi mantap. Satu per satu, rahasia keluarga mulai terbuka, teka-teki demi teka-teki berhasil mereka pecahkan. Dan meskipun bayangan masa lalu selalu mengintai, tim itu tahu satu hal: mereka sekarang memegang kendali, bukan lagi korban pasif.

1
아미 😼💜
semangat update nya thor
Freyaaaa
🤩🤩🤩
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!