NovelToon NovelToon
AKU PENGANTIN PENGGANTIMU

AKU PENGANTIN PENGGANTIMU

Status: sedang berlangsung
Genre:Pengantin Pengganti
Popularitas:178.7k
Nilai: 5
Nama Author: Reny Rizky Aryati, SE.

Lucinda de Vries mengira acara wisudanya akan menjadi hari kebahagiaannya sebagai sarjana kedokteran akan tetapi semua berakhir bencana karena dia harus menggantikan kakak kandungnya sendiri yang melarikan diri dari acara pernikahannya.
Dan Lucinda harus mau menggantikan posisi kakak perempuannya itu sebagai pengantin pengganti.

Bagaimana kelanjutan pernikahan Lucinda de Vries nantinya, bahagiakah dia ataukah dia harus menderita ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 33 DATANGNYA JUWITA

Lucinda berjalan pelan menuju ruangan pantry dari rumah ini.

Arah menuju pantry melewati jalanan koridor berkarpet merah dimana bagian sisi-sisinya di lengkapi hiasan lukisan antik.

Setiap sudut ruangan di rumah ini sangatlah mewah dan berkesan unik bahkan Lucinda sangat mengagumi bagian inchi dari sudut rumah mewah ini.

Lucinda berbelok ke arah kanan sebab hanya itulah satu-satunya jalan menuju ruangan pantry. Dan sisi sudut lainnya adalah jalan buntu tanpa akses jalan yang hanya ada dinding di area itu.

Pada saat Lucinda hampir sampai di area pantry rumah, terdengar suara bel berbunyi nyaring dari arah kejauhan.

Lucinda segera menghentikan langkah kakinya yang hendak berjalan ke arah pantry kemudian memutuskan berbalik arah menuju ruangan depan.

Tampak Lucinda berjalan tergesa-gesa ke arah pintu depan rumah ini.

"Sebentar... "

Ucapnya saat dia hendak membukakan pintu depan.

"Klek... Klek... Klek... !"

Lucinda memutar gagang pintu depan rumah ini, untuk melihat siapa yang datang kemari lalu dari arah sakunya, berbunyi suara "BIP" keras.

Pandangan Lucinda segera teralihkan ke arah saku bajunya, di rogohnya isi kantung itu untuk mengambil ponsel miliknya.

Pesan terkirim dari laboratorium...

Dalam waktu bersamaan pintu depan rumah terbuka cepat.

"Selamat pagi, Lucinda !"

Sapa seseorang di depan pintu rumah mewah milik Kevin Jansen.

Tampak Juwita telah berdiri disana sembari menyapanya ramah, dan dia tersenyum simpul ke arah Lucinda de Vries.

"Juwita, apa kabarnya ?"

Senyum Lucinda mengembang manis di wajah beningnya saat dia melihat Juwita datang.

Lucinda memeluk Juwita sambil tertawa renyah.

"Kabarku baik-baik saja, kau sendiri bagaimana kabarmu, Lucinda ?"

"Ya, beginilah keadaanku, kau bisa melihatnya sendiri, ayo, masuk !"

"Terimakasih..."

"Sudah lama datang, kebetulan sekali aku sedang di belakang jadi tidak terlalu mendengar jelas suara bel berbunyi."

"Baru saja sampai kok, oh, iya, aku sudah membaca pesanmu dan aku juga membawa troli dorong bahkan ambulans untuk Sugeng..."

"Oh, ya, benarkah itu, kebetulan sekali karena aku sudah lama menunggumu, dimana semua benda yang kau bawa bersamamu itu, Juwita ?"

"Disana !"

Sahut Juwita sembari menunjuk ke arah sebuah mobil ambulans warna pink serta troli dorong beserta penutup keranda diatasnya.

"Untuk apa penutup keranda itu, tidak ada orang yang mati disini, kau tidak salah, dokter ????"

"Tidak..."

"Tapi buat apa penutup keranda di atas troli, kami tidak membutuhkannya, dokter..."

"Biar mudah saja mengangkut Sugeng dari rumah ini dan gunanya penutup keranda untuk mengelabui semua orang disini serta kamera pengawas jika kita membawa pria bernama Sugeng dari rumah ini, Lucinda."

"Oh, ya, ampun, aku hampir lupa hal itu, untung saja kamu ingatkan soal itu, dokter !"

"Nah, sekarang kamu paham, Lucinda..."

Sahut Juwita dengan anggukkan kepala ringan lalu tersenyum simpul.

"Benar juga, ya, ternyata semua benda itu ada fungsinya masing-masing, rupanya kau sudah memikirkannya matang-matang, dokter..."

"Yah, begitulah kira-kira, bagaimana kita mulai sekarang pekerjaan kita, Lucinda ?"

"Masuklah dulu !"

"Ya, baiklah, kalau begitu kita masuk dulu lalu kita lanjutkan pembicaraan ini di dalam rumah..."

"Bukan masalah apa-apa, apa dokter datang sendirian kemari ?"

"Aku datang bersama dua orang dari laboratorium dan mereka sedang menunggu di dalam mobil ambulans."

"Oh, begitu, ya, kalau begitu sebaiknya kita bergerak cepat sebelum para suster perawat datang dan pekerja lainnya di rumah ini kemari, dokter."

"Ayo, ayo, kita kerja cepat sekarang !"

Juwita sangat bersemangat dengan ajakan Lucinda, mereka berdua segera bergerak menuju lantai tiga.

Tiba-tiba Kevin Jansen datang sembari berjalan ke arah mereka berdua, dia bergerak penuh wibawa dengan tatapan tajam, masih dengan pakaian yang sama saat dia di atas, Kevin melangkah ringan penuh percaya diri.

Wajahnya yang menawan rupawan membuat Juwita terkesima saat dia melihat ketampanan Kevin Jansen

Sempat pandangan Kevin teralihkan sekilas pada Juwita yang terus-menerus memperhatikan dirinya namun dia cepat-cepat memandang kembali ke arah Lucinda.

"Lucinda..."

Sapanya sembari menyaku tangan saat dia menghampiri Lucinda yang bersama Juwita.

"Kevin, kenapa turun ?"

"Aku agak bosan selalu di dalam kamarku jadinya aku putuskan untuk turun ke lantai bawah daripada menunggu bengong sendirian, aku memutuskan menyusulmu kemari, Lucinda..."

"Mmmm..., begitu, ya..., asal kau baik-baik saja maka bukan masalah bagiku jika menyusulku kemari..."

Lucinda menghampiri Kevin lalu menggandeng tangannya.

"Perkenalkan ini adalah Kevin Jansen, suamiku, dokter Juwita !"

Kata Lucinda sembari memperkenalkan Kevin Jansen kepada Juwita.

"Salam kenal dariku, perkenalkan saya dokter Juwita asal Indonesia..."

"Salam kenal juga, dokter..."

Sahut Kevin dengan anggukkan kepala ringan namun tetap menyambut dingin.

"Suamimu sangat tampan, Lucinda... Pantas saja kamu mempertahankannya, kau benar-benar keren..."

"Ah, biasa saja, terimakasih atas pujiannya, dokter."

"Sama-sama..."

Dokter Juwita terlihat sangat senang bahkan dia tiada henti-hentinya melempar senyumannya pada Kevin Jansen.

Kevin hanya menanggapi sikap Juwita padanya dengan sikap biasa saja.

"Lucinda, katamu kalau kalian akan membawa Sugeng dari rumah ini ?"

"Iya, benar bahkan Juwita telah membawa semua benda yang kita perlukan untuk mengangkut Sugeng..."

"Benarkah itu ?"

"Yups, benar sekali, kau bisa melihatnya sendiri di luar rumahmu ini tapi ada satu persoalan yang kita lupakan, Kevin."

"Apakah itu ?"

Kevin menoleh ke arah Lucinda dengan tatapan penuh tanya.

Lucinda segera menjawab pertanyaan Lucinda sembari menunjuk ke arah atas dan setiap sudut ruangan di rumah ini.

Pandangan Kevin teralihkan cepat ke arah atas lalu mulai memahami maksud ucapan Lucinda baru saja.

"Kamera pengawas di rumah ini masih memantau keadaan di setiap sudut ruangan rumah lalu bagaimana caranya kau akan mengatasinya, Kevin ?"

"Hmmm..."

Kevin hanya terdiam sembari bergumam pelan namun pandangannya tidak teralihkan dari langit-langit ruangan rumah ini.

"Apa kau punya solusi untuk ini ?"

Lucinda bertanya seraya menoleh ke arah Kevin di sampingnya.

"Tidak..."

Jawab Kevin kalem tanpa ekspresi.

"Ya, ampun, kau ini, yang benar saja, bagaimana kau bisa tidak tahu dengan pertanyaan ini, Kevin ???"

"Karena aku memang tidak tahu apa-apa soal kamera pengawas di rumah ini, bukannya aku ini tertidur lama lalu bagaimana aku bisa tahu menahu tentang adanya kamera pengawas..."

Kevin membalas pertanyaan Lucinda dengan jawaban apa adanya.

"Tapi kan sebelumnya kau pasti sudah mengetahui adanya kamera pengawas di rumah ini, Kevin..."

"Iya, tapi bukan kamera pengintai hanya kamera CCTV, beda lah dengan kamera pengawas cara kerjanya baik itu fungsinya ataupun penggunannya juga, Lucinda."

"Aku sempat curi dengar kalau ada penjaga di ruangan kamera pengawas yang ada di rumah ini, mungkin saja saat ini mereka sudah mengetahui tentang kita, Kevin..."

"Memangnya dimana ruangan kerja mereka, apakah kau tahu sebab aku sendiri kurang tahu ruangan pengawas meski ini rumahku sendiri ?"

"Mmm..."

Lucinda bergumam pelan sembari berpikir serius lalu menganggukkan kepalanya cepat.

"Ya, aku akan menunjukkan tempatnya..."

"Baiklah, kita kesana sekarang !"

"Mari ikut aku !"

"Oke... !"

Lucinda berjalan lebih dulu dari mereka berdua kemudian disusul oleh Kevin yang melangkah di sampingnya sedangkan Juwita berjalan menyusul di belakang mereka berdua menuju ke ruangan pengawas dimana seluruh kamera pengintai bekerja di rumah ini.

1
Tamirah Spd
Cerita novel gak masuk akal,kok Kerajaan namanya klinting kuning,kayak cerita Ande ande lumut, kebetulan aku orang jokja yg mana daerah kami kasih dipimpin oleh seorang Sultan baca kok cerita nya fantasi banget,dan lagi lakonnya setengah Jawa setengah Nederland 😄😄😄
Reny Rizky Aryati, SE.: 👍👍👍👍👍👍👍👍👍
total 2 replies
Zeed
kayak triller gak sih
Zeed
misteri secret nih
Zeed
waduh konspirasi nih di kerajaan klinting kuning
Zeed
kakak rasa candu pa gimana nih kau chatarina 🤭
Zeed
dia dokter ya
Zeed
jadi bingung nih sama sikap lucinda kayak gak biasanya agak berubah nih
Reny Rizky Aryati, SE.: thanks you 👍👍👍👍
total 2 replies
Zeed
lebih keji nih ibu tiri
Zeed
wah... wah... wah... bener ada ya ibu tiri kayak nenek sihir itu
Reny Rizky Aryati, SE.: 🤣😂🤣😂😄🔨
total 2 replies
Zeed
semangat thor 💪
Zeed
🤭🤭🤭🤭🤭🤭
Zeed
🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Ghaltara
seram...
Reny Rizky Aryati, SE.: thriller...
total 1 replies
horse win
misteri nih semakin seru saja thor 💪
Reny Rizky Aryati, SE.: 👍👍👍🎂👍👍👍
total 2 replies
horse win
wah wah wah pecundang datang nih
Reny Rizky Aryati, SE.: 👍👍👍👍👍
total 2 replies
horse win
rupanya wasiat kakek ya, napa gak judulnya wasiat maut kakek saja tor 👍
Reny Rizky Aryati, SE.: 👍👍👍👍👍👍
total 2 replies
horse win
sulit dibayangkan nih nikah ma pria sekaratul maut 😄
Reny Rizky Aryati, SE.: 🎂🎂🎂🎂🎂🎂
total 2 replies
horse win
versi beda nih ma novel yang satunya ya thor, tapi mirip temanya pengantin pengganti
Reny Rizky Aryati, SE.: 👍👍👍👍👍👍👍
total 2 replies
horse win
lanjut...
Reny Rizky Aryati, SE.: 👍👍👍👍👍
total 2 replies
horse win
baru nih thor
Reny Rizky Aryati, SE.: dont worry, i am here 🎂
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!