NovelToon NovelToon
Menjadi Istri Kedua Pria Beristri

Menjadi Istri Kedua Pria Beristri

Status: tamat
Genre:Poligami / Ibu Pengganti / Menikah Karena Anak / CEO / Cinta setelah menikah / Tamat
Popularitas:28.3k
Nilai: 5
Nama Author: Rere ernie

Aruna tahu hidupnya tidak lama lagi. Demi suami dan putri kecil mereka, ia memilih sesuatu yang paling menyakitkan... mencari wanita yang akan menggantikannya.

Alana hadir sebagai babysitter tanpa mengetahui rencana besar itu. Adrian salah paham dan menilai Lana sebagai perusak rumah tangga. Namun, pada akhirnya Aruna memaksa keduanya menikah sebelum ia pergi untuk selamanya.

Setelah Aruna tiada, Adrian larut dalam rasa bersalah dan menjauh dari istri keduanya. Lana tetap bertahan, menjalankan amanah Aruna meski hatinya terus terluka. Situasi semakin rumit saat Karina, adik Aruna berusaha merebut Adrian dan menyingkirkan Lana.

Akankah Adrian berani membuka hati untuk Alana, tanpa mengkhianati kenangan bersama Aruna? Atau justru semuanya berakhir dengan luka yang tak tersembuhkan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rere ernie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter — 33.

Malam itu sekitar jam sembilan lewat sedikit, suara pintu depan terbuka pelan. Adrian yang sejak sore gelisah menunggu, segera menoleh.

Alima masuk dengan langkah tenang, seolah tidak terjadi apa pun. Wajahnya pucat, tetapi ia memaksakan senyum kecil.

“Aku pulang,” ucapnya lirih.

Adrian berdiri. “Alima, kamu ke mana? Kami khawatir—”

“Aku baik-baik saja, Pah,” potong Alima cepat, nada suaranya sedikit bergetar. “Maaf bikin panik. Tadi… ketemu teman lama.”

Adrian melihat putri sulungnya dengan tajam, firasatnya langsung aktif.

Ada yang tidak beres.

Alima tidak pernah memotong ayahnya bicara, apalagi dengan nada setegang itu.

Alana keluar dari dapur sambil membawa segelas air hangat, basah rambutnya menunjukkan ia baru selesai mandi.

“Kamu sudah pulang, Nak?” Suaranya lembut, penuh kelegaan seorang ibu.

Alima menoleh perlahan. Dan tiba-tiba, senyum tipisnya lenyap. Ia menatap Alana seolah menatap seseorang yang tidak pernah ia kenal.

“Ya, Bunda,” jawabnya datar, hampir tanpa perasaan.

Alana berhenti di tempat. “Kamu capek? Mau makan dulu?”

“Tidak usah,” Alima berlalu begitu saja ke kamarnya.

Alana dan Adrian bertukar pandang. Alana memegang dadanya, merasa ada sesuatu yang menusuk tanpa ia tahu penyebabnya.

Keesokan harinya, suasana sarapan bahkan terasa ganjil. Alana sudah menyiapkan makanan seperti biasa. Nasi goreng kesukaan Alima, telur mata sapi setengah matang, dan jus apel dingin.

Namun begitu Alima duduk, ia hanya memandang hidangan itu tanpa menyentuh.

“Kenapa? Tidak selera?” tanya Alana, berusaha tersenyum meski kecemasannya terasa jelas.

“Tidak,” jawab Alima dingin. “Aku cuma nggak biasa makan… makanan seperti ini.”

Asmara mengerutkan kening. “Maksud kakak apa? Ini makanan favorit kak Alima...”

Alima menoleh pada Asmara, tatapannya menusuk, dingin, dan bertolak belakang dengan kebaikan yang selalu ia tunjukkan selama ini.

“Kamu jangan ikut campur urusanku.“ Ucap Alima pelan, tapi keras dan jelas.

Asmara tertegun, bahkan saat masalah Rendi pun kakak perempuannya itu tak sedingin saat ini.

Adrian yang mendengar itu langsung menatap Alima, suaranya tegas namun tetap lembut. “Alima... Asmara tetap adikmu.”

“Dia bukan adikku.” Kali ini Alima mengatakannya dengan nada dingin yang mengiris.

Alana terkejut, wajahnya memucat. Alima tidak pernah berkata sepahit itu. Sementara Asmara menelan ludah, menahan hatinya yang berkecamuk.

Alima berdiri, mengambil tas. “Mulai hari ini, aku akan pergi dari rumah.”

Adrian tersentak. “Alima! Kenapa bicara seperti itu? Rumah ini rumah kamu!”

Alima menatap sang Ayah. Tatapan itu… berbeda. Ada kebingungan, ada pergulatan batin disana. Namun juga, ada bisikan yang jelas dari hasutan-hasutan Karina.

“Aku tidak nyaman di sini. Terutama… karena Asmara. Mulai hari ini, aku akan tinggal di apartemen perusahaan.”

Asmara berdiri, kursinya bergeser keras. “Kak, kamu nggak perlu pindah hanya karena—”

“Sudah kubilang, jangan ikut campur urusanku!” Alima berjalan pergi dengan wajah dinginnya.

.

.

.

Malam itu, Asmara menerima pesan dari nomer temannya.

Satria: [Mar... tolong datang ke Lunar Club. Gue ribut sama orang, butuh bantuan lo! Cepat!]

Asrama yang memang dekat dengan Satria, jadi tanpa berpikir panjang langsung mengambil kunci motornya.

Begitu tiba di depan klub suasananya ramai, lampu neon berwarna ungu menghiasi dinding. Asmara mengerutkan kening, mencoba menghubungi Satria, namun panggilannya terus dialihkan.

“Satria di mana sih?” gumamnya kesal.

Seorang pelayan menghampirinya dengan sopan. “Mbak Asmara? Tadi teman Mbak menitipkan minuman, dia bilang Mbak pasti datang.”

Asrama menaikkan alis.

“Teman saya?”

“Ya, katanya namanya Satria.”

Asrama yang memang tidak curiga serta berpikir Satria mungkin sudah tidak ribut lagi, menerima gelas itu. Di dalam gelas terdapat koktail warna merah cerah.

“Dia nunggu di dalam?” tanya Asmara.

“Baru saja masuk, Mbak.”

Walau sedikit ragu, Asmara hanya menyesap sedikit koktail itu sambil memperhatikan sekeliling. Tidak ada tanda-tanda Satria. Ia menunggu beberapa menit, hingga akhirnya memutuskan meminum sisa minumannya karena merasa haus.

Tapi beberapa detik kemudian…

Kepalanya mulai terasa ringan, pandangannya berbayang. Suara musik berdentum lebih keras dari biasanya, detak jantungnya menjadi tidak karuan.

“Apa… ini?” Tangannya gemetar saat memegang meja. Ia berusaha berdiri, namun lututnya hampir tidak bisa menopang tubuhnya.

Lalu seorang pria asing yang telah disiapkan Rendi, menghampiri sambil menahan lengan perempuan itu. “Eh, kamu nggak apa-apa? Sini, aku bantu.”

Asmara langsung menepis, tapi tenaganya melemah.

“A-aku harus… pulang…” ucapnya terbata, napas terengah.

Pria itu tersenyum miring. “Gimana kalau kamu ikut aku dulu? Kamu kelihatan butuh tempat istirahat.”

Asmara ingin berteriak, tapi suaranya hampir tidak keluar. Tubuhnya seperti terbakar dari dalam, efek obat membuatnya kehilangan kendali.

Pria itu mulai menariknya ke arah pintu belakang klub. Namun sebelum pria itu berhasil menyerretnya lebih jauh... seseorang memegang pergelangan tangan pria itu dengan sangat kuat.

“Lepaskan dia.” Suara itu dingin.

Pria itu menoleh dengan jengkel. “Eh, urusan apa lo—”

Satu detik kemudian, pria suruhan Rendi terjatuh menghantaam lantai karena pukulan keras yang tepat mengenai rahangnya.

Asmara yang penglihatannya hampir gelap, mengangkat wajahnya dengan susah payah. Yang ia lihat hanyalah samar-samar. Siluet pria tinggi dengan setelan mahal, jam tangan mewah, dan aura dingin khas para pemimpin besar.

Gadis itu mengerjap pelan. “Si… siapa…?”

Pria itu menundukkan badan, lalu mengangkat tubuh Asmara dengan kedua lengannya, seolah wanita itu tidak berbobot sama sekali. “Kau dalam keadaan berbahaya, aku akan membawamu pergi dari sini.”

Asmara ingin memprotes, tapi mulutnya tak mampu mengeluarkan suara lain selain desahan lemah.

Saat tubuhnya terbawa ke dalam mobil pria itu, kesadarannya perlahan menghilang. Yang terakhir ia dengar hanyalah suara tenang pria itu. “Aku tidak akan membiarkan siapapun menyentuhmu... gadis nakal.“

Lalu, semuanya gelap.

1
Rohmi Yatun
makasih Thor udah kasih hiburan yang luar biasa.. ditunggu karya selanjutnya.. 👍
Tiara Bella
ehhh udh tamat aja ini...
Tiara Bella: okey semoga sehat selalu ya thor
total 4 replies
DC
/Good//Good//Good//Good/
Ariany Sudjana
puji Tuhan, happy end, cerita bagus, ga terlalu panjang juga, jadi ga capek bacanya 😄
Rere💫: Makasih kasay udh baca 😍
total 1 replies
Tiara Bella
typo Thor hrsnya Alima ditulisnya asmara....yg alima nunggu satria dirmh sakit
Tiara Bella: sama² kak Rere yg cantikkk 😍
total 2 replies
Akasia Rembulan
cemburu ya
Tiara Bella
Asmara cemburu nh.... Airlangga awas ada macan ngamuk krna cembokur.....
Akasia Rembulan
berat amat ya untuk pasangan pengantin baru.. semoga badai cepat berlalu 💪
Dian Rahmawati
jgn smpe deh Airlangga tergoda sama Alima
Suanti
jangan sampai lama2 airlangga jatuh cinta pula sm alima 🤣🤣
Tiara Bella
takutnya nnti ada apa² ditengah jalan atas pernikahan asmara sm Airlangga
Ariany Sudjana
bagus Airlangga, kamu harus terbuka sama orang tuanya asmara, tentang apa yang sebenarnya terjadi. jangan bertindak bodoh seperti asmara (yang tidak pernah bisa jujur), juga si bodoh alima (yang mau saja dimanipulasi Karina)
Lovita BM
syukurlah ada Airlangga yg teges, menunjukkan posisi asmara 🧐
Suanti
alima terlalu egois penyakit nya dia bikin jadi ancaman 🤣
Dian Rahmawati
good job airlangga
Tiara Bella
good job Airlangga....masa kalah sm Alima....
Dian Rahmawati
kok alima gtu
Agunk Setyawan
masa mau dibikin sama sih dengan cerita ibunya g seru thor KLO kaya gitu
Agunk Setyawan: masa gara"alima sakit asmara ngalah
kan g seru juga
total 2 replies
Tiara Bella
Alima ko km gitu sh....sakit sh tp ko mintanya KY gitu blm tentu kan Airlangga suka sm km...
Rere💫: Banget 🤭
total 6 replies
Tiara Bella
Alima butuh pencerahan ini Thor....kasian dimanfaatin sm Karina....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!