tentang dia yang ingin mengubah hidupnya menjadi lebih baik. kehidupan pertamanya yang di perlakukan buruk hingga mati tragis dalam penyiksaan, membuat dia bertekad untuk memperbaiki hidupnya dengan mengambil keputusan yang berbeda.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon vami, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TIGA PULUH TIGA
Bel tanda istirahat pertama berbunyi, yang di sambut dengan kegembiraan para siswa. Otak yang lelah berpikir karena belajar membuat perut mereka lapar.
Gladis dan Amanda keluar dari kelas, tujuan mereka sudah pasti ke kantin. Di pertengahan jalan mereka bertemu dengan Deon, tapi wajah laki-laki itu terlihat kusut.
"Napa Yon? " Tanya Gladis penasaran. Deon menghela napasnya sebelum tersenyum kecil.
"Hanya sedikit masalah di rumah" Jawab Deon.
"Lo bisa kasih tau kita apa masalah lo, kali aja kita bisa bantu. Ya gak Glad? " Ucap Amanda yang meminta persetujuan Gladis. Tentu saja Gladis mengangguk mantap.
"It's ok, tenang aja. Kalian orang pertama yang gue repotin kalau gue butuh" Ujar Deon sambil tersenyum tengil. Dia tau kedua teman cewek nya adalah orang baik, tapi untuk sekarang dia ingin mencoba menyelesaikan masalahnya sendiri. Kalau gak sanggup baru dia akan meminta bantuan temannya.
"Deon gak tau harus cari kemana pa" Batin laki-laki itu sedih tapi wajah nya tersenyum. Senyuman untuk menutupi kesedihan, tidak buruk bukan?
Ketiga nya tiba di kantin, untung saja mereka cepat kalau tidak bisa di pastikan mereka bakalan tidak dapat meja.
"Biar gue yang pesan, kalian mau apa? " Tanya Deon setelah ketiga nya duduk.
"Gue mie bakso ayam ama es teh" Ucap Amanda.
"Lo Glad? "
"Aku nasi goreng seafood aja, minum nya sama kayak Amanda" Deon mengangguk lalu berlalu pergi memesan makanan.
Beberapa menit kemudian Deon kembali dengan seseorang yang membantunya membawa pesanan.
" Makasih bu " Ucap Deon pada orang yang membantunya yaitu seorang wanita paruh baya yang bekerja di kantin bagian mengantarkan pesanan siswa. Si ibu kantin tersenyum, bagi nya yang selama ini bekerja di sekolah Van's High School, sangat jarang para siswa mengucapkan sekedar terima kasih walau mereka tidak mengharap ucapan tersebut sebab mereka di sini bekerja. Tapi tetap saja ketika ada siswa yang mengucapkan terima kasih, membuat mereka senang dan memiliki kesan tersendiri.
" Oh iya, kalian mau daftar kelas minat kapan? " Tanya Gladis beberapa saat kemudian setelah bu kantin pergi.
" Gue gak ikut sekarang Glad, soalnya bertabrakan sama jadwal kerja gue" Jawab Amanda yang di angguki oleh Deon. Jadwal kerja part time mereka sama yaitu jam setengah empat sore sampe malam sedangkan kelas minat di mulai jam 3 setelah pulang sekolah.
"Gue mesti ngomong dulu ama bos buat ganti jadwal kerja, itu pun kalo di kasih izin" Ujar Deon yang di benarkan oleh Amanda. Gladis mengangguk mengerti. Lagi pula kelas minat tidak di wajibkan bagi seluruh siswa untuk ikut tapi bagi yang berminat aja. Nama nya aja kelas minat! Namun dalam kelas minat termasuk di dalamnya organisasi seperti klub basket, klub karate, klub sepak bola dan klub olahraga lainnya.
Lagi pula kelas minat tidak di lakukan setiap hari tapi cuma beberapa hari dalam seminggu sesuai dengan kelas si pembimbing.
Gladis mengedarkan pandangan nya ke seluruh kantin, penuh dan ramai, pikirnya. Tapi ada satu meja di sudut dekat dinding yang kosong, di sana terdapat lima kursi. Biasanya tiap-tiap meja hanya ada 4 kursi, dan ini benar-benar membuat nya bingung dan heran.
" Man" Panggil Gladis untuk meminta perhatian temannya itu. Amanda bahkan Deon melihat ke arah Gladis.
"Napa meja yang di sana kosong? " Tanya Gladis pada temannya itu, seraya menunjuk ke arah meja kosong yang terletak di sudut.
"Oohhh... Itu milik geng dragon's sword, gak ada yang berani sentuh meja mereka. Jadi kalau pun mereka gak ke kantin meja itu bakalan kosong, karna gak ada yang berani duduk di sana" Jelas Amanda. Deon mengangguk mengerti, dia tau bagaimana terkenal nya geng itu bahkan sampai ke sekolah lain tapi dia gak kenal sama mereka.
"Geng dragon's sword? " Gladis sama sekali gak tau tentang geng itu.
"Lo gak tau geng itu Glad? " Tanya Amanda cukup terkejut, soalnya geng itu sangat terkenal dengan visual anggota inti yang tak main-main. Gladis mengangguk dengan polos.
"Baru tau gue, ternyata masih ada orang yang belum tau tentang geng itu" Heran Amanda.
"Geng itu terkenal kejam gak berperasaan, kalau kita mencari masalah sama mereka atau menyinggung mereka, mereka gak bakal segan-segan menghabisi sekalipun itu cewek" Jelas Dion, dia sudah sering mendengar rumor itu.
Amanda mengangguk membenarkan, "tapi di balik sikap dingin dan kejam mereka, geng itu terkenal membantu warga yang kesulitan dan kadang-kadang membantu memberi donasi ke panti atau daerah yang terkena bencana" Sambung nya.
"Biasanya, di novel-novel yang gue baca tentang anak geng, pasti ada salah satu di antara mereka yang playboy, trus ada yang dingin ada juga yang tenang dan netral" Ucap Gladis memikirkan tentang Geng itu.
"Nah itu tuh yang beda" Celetuk Amanda sambil menjentikkan jarinya, yang membuat Gladis bingung. Beda gimana nya?
" Anggota inti geng itu ada lima, tapi semua nya dingin dan datar, mereka hanya hangat sama teman-temannya sendiri dan bercanda juga sama sesamanya aja. Trus semua nya tidak dekat dengan cewek. kalau ada cewek yang berani megang mereka tanpa izin maka siap-siap badan bakal kesungkur atau wajah kena tampar" Jelas Amanda, dia bahkan bergidik ngeri. Dia berdoa semoga selama di sini dia tidak pernah mendapat masalah dengan geng tersebut.
Mereka benar-benar kejam dan sadis, pikir Gladis. Dia juga tidak ingin mencari masalah dengan orang-orang itu.
"Mereka semuanya orang berkuasa, apalagi ketua mereka. Dia bahkan lebih kejam dari pada teman-temannya, dia juga yang paling sangat anti dengan cewek. Gak Sengaja bersentuhan dengan dia aja, wajah kita bakal babak belur apalagi nekad? " Amanda masih melanjutkan gosipnya yang di dengar antusias oleh Gladis dan Deon.
"Gimana kalau cewek itu ajak ngomong? Tapi dari jarak aman" Tanya Deon penasaran. Dia sudah memberi alarm pada dirinya untuk tidak menyinggung mereka. Kalau gak sengaja bertemu lebih baik dia langsung menghindar saja.
"Ck... Ck... " Amanda berdecak sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. Membuat kedua temannya langsung merinding. Apakah nasib mulut cewek itu bakalan tragis?
"Tatapan dingin dan tajam menusuk sebagai balasan cewek itu" Lanjut Amanda. Gladis dan Deon menghela napas lega, ternyata jauh dari pemikiran mereka.
"Aku jadi penasaran yang mana mereka, kalau seandainya gak sengaja ketemu bisa langsung kita hindar" Kata Gladis yang mendapat anggukan setuju dari Deon.
"Anggota inti geng itu lima orang yang di ketuai kak Alex. Trus ada kak Kevin, kak Lucas, kak Damian dan kak Arga. Nanti gue kasih tau yang mana orang nya kalau ketemu sama mereka" Ujar Amanda yang mendapat anggukan dari kedua temannya.
"Kak Alex? Kak kevin? Gak mungkin kan pacar sama kakak aku? Pacar aku kan lembut trus imut, kejam dari mana nya? Lalu kak Kevin juga lembut kadang-kadang resek kayak kak Ravin tapi juga sering bersikap tenang" Batin Gladis ketika mendengar nama pacarnya dan kakak nya.
Mereka bertiga kembali melanjutkan makan, sampai mata Gladis membola ketika melihat sosok yang di rindukannya memasuki kantin. Dia bangkit terburu-buru sampai membuat kedua temannya kaget dan melihat ke arah nya bingung.
"KAK ALEX...!!! " Teriak Gladis, dia berlari ke arah Alex yang saat itu memasuki kantin. Suasana kantin langsung hening, semua nya menatap Gladis dengan pandangan yang berbeda-beda.
Apa gadis itu tak sayang nyawa? Pikir mereka.
Gladis langsung melompat ke arah Alex yang di tangkap oleh laki-laki tersebut dengan mantap, omong-omong dia masih terkejut dengan kehadiran pacar nya di sini, padahal dia berencana bertemu pacarnya setelah pulang sekolah.
Posisi Gladis saat ini sedang berada dalam gendongan alex, kakinya melingkar dengan erat di pinggang pacarnya sedangkan tangan alex menahan tubuh Gladis agar tidak jatuh, kenapa pacar nya ini sangat ringan?
Tangan Gladis melingkar di leher Alex dengan indah, dia menatap Alex dengan cemberut. Tentu pemandangan itu di tonton oleh seluruh siswa yang ada di kantin bahkan ada merekam dan memfoto mereka.
Kepala mereka penuh dengan macam-macam pertanyaan yang tidak mungkin mereka tanyakan pada Alex, orang yang sangat mereka takuti.
Ekspresi terkejut itu juga menimpa teman-teman Alex dan Amanda serta Deon bahkan keduanya dengan mulut yang menganga lebar. Wajah Amanda sudah pucat begitu juga dengan Deon yang baru tau kalau itu laki-laki yang bernama Alex. Boleh kah sekarang mereka pura-pura tidak mengenal Gladis?
"Kenapa gak bilang kalau udah balik dari Jerman?" Tanya Gladis kesal.
"Kenapa berbohong hm? "
semangadddd/Determined/
grazy uup dong thor 🥲
grazy uup dong thor 🥲
grazy uup dong thor 🥲