NovelToon NovelToon
Perfect Life System

Perfect Life System

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Anak Genius / Teen School/College / Sistem / Crazy Rich/Konglomerat / Mengubah Takdir
Popularitas:88.5k
Nilai: 5
Nama Author: BlueFlame

Christian Edward, seorang yatim piatu yang baru saja menginjak usia 18 tahun, dia harus keluar dari panti asuhan tempat ia di besarkan dengan bekal Rp 10 juta. Dia bukan anak biasa; di balik sikapnya yang pendiam, tersimpan kejeniusan, kemandirian, dan hati yang tulus. Saat harapannya mulai tampak menipis, sebuah sistem misterius bernama 'Hidup Sempurna' terbangun, dan menawarkannya kekuatan untuk melipatgandakan setiap uang yang dibelanjakan.

‎Namun, Edward tidak terbuai oleh kekayaan instan. Baginya, sistem adalah alat, bukan tujuan. Dengan integritas yang tinggi dan kecerdasan di atas rata-rata, dia menggunakan kemampuan barunya secara strategis untuk membangun fondasi hidup yang kokoh, bukan hanya pamer kekayaan. Di tengah kehidupan barunya di SMA elit, dia harus menavigasi persahabatan dan persaingan.sambil tetap setia pada prinsipnya bahwa kehidupan sempurna bukanlah tentang seberapa banyak yang kamu miliki, tetapi tentang siapa kamu di balik semua itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BlueFlame, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 30. Perang

 

Pagi itu, suasana di kantor Catalyst AI bukan lagi semangat membangun, tapi kepanikan memadamkan api. Telepon di meja Sarah berdering tidak henti. Dina dan Rizki, yang bertugas media sosial, wajahnya pucat sambil menatap monitor mereka.

"Edward, ini gawat!" seru Sarah, memegang teleponnya dengan erat. "Ada tiga blog besar dan dua akun gosip yang rilis artikel bersamaan. Mereka menuduh kita adalah penipuan! Katanya, data kita mencuri privasi pengguna, dan kita adalah perusahaan abal-abal yang dibuat oleh anak SMA untuk iseng!"

Hendra, yang sedang memeriksa server, datang dengan wajah muram. "Itu baru permulaan. Server kita sedang diserang DDoS. Lalu lintasnya tidak wajar, sengaja dibuat lambat untuk para beta tester. Aku sudah mencoba mengalihkannya, tapi serangannya berasal dari berbagai IP, sangat terorganisir."

Sebelum Edward bisa merespons, Bima masuk dengan wajah merah padam. "Yang lebih parah lagi! Tadi pagi, ada orang dari Setiawan Group yang menghubungiku. Mereka menawariku gaji tiga kali lipat, posisi Lead Architect, dan saham. Mereka melakukan hal yang sama pada Pak Hendra!"

Pukulan itu datang dari segala arah. Serangan PR, serangan teknis, dan serangan langsung kepada aset paling berharga mereka. Tim itu yang tadi penuh semangat kini terlihat seperti kapal yang akan karam.

Edward berdiri di tengah kekacauan itu, wajahnya tenang seperti es. "Tenang," katanya, suaranya rendah tapi berhasil memotong kepanikan itu. Semua mata tertuju padanya.

"Mereka ingin kita panik. Mereka ingin kita saling menyalahkan," kata Edward, matanya menyapu wajah setiap anggota timnya. "Mereka menyerang kita karena mereka takut pada apa yang kita bangun. Jika kita tidak berharga, mereka tidak akan repot-repot."

Dia mengambil ponselnya, mengetik sebuah pesan singkat, lalu mengirimnya. "Mulai sekarang, aku ambil cuti seminggu dari sekolah. Aku akan di sini 24/7 bersama kalian."

Keputusan itu mengejutkan semua orang. Tapi itu juga memberi mereka kekuatan. Jika CEO mereka, seorang siswa SMA, bersedia mengorbankan studinya untuk perusahaan ini, siapa mereka untuk menyerah?

"Bima, Pak Hendra, tolak tawaran mereka. Uang mereka tidak bisa membeli visi kita," kata Edward. "Sarah, Dina, Rizki, siapkan pernyataan resmi. Kita akan tanggapi tuduhan itu, tapi tidak dengan emosi. Kita akan tanggapi dengan data. Reza, aku butuh kamu untuk sesuatu yang lain."

Mereka terus bekerja tanpa henti selama 48 jam. Kantor itu berubah kembali menjadi markas perang. Edward mengambil cuti sekolahnya, mengirimkan tugas-tugasnya via email, dan memusatkan seluruh energinya di kantor. Dia tidur di sofa, makan mie instan, dan minum kopi tanpa henti.

Di malam kedua, saat tim lain sudah kelelahan, Edward mengumpulkan Hendra, Bima, dan Reza di ruang meeting.

"Mereka menyerang kita dengan cara kotor," kata Edward, menatap papan whiteboard yang kosong. "Jadi, kita akan membalas dengan cara yang lebih cerdas. Kita tidak akan menyerang mereka secara langsung. Kita akan menggunakan kekuatan mereka sendiri untuk melawan mereka."

Dia menggambar logo Setiawan Group. "Mereka sedang membangun citra sebagai penyelamat UMKM dengan 'Nusantara Digital Hub'. Itu adalah senjata PR terbesar mereka. Kita akan hancurkan citra itu."

"Bukankah itu mustahil?" kata Bima. "Mereka punya dana tak terbatas untuk pemasaran."

"Tidak," kata Edward, matanya berkilat. "Setiap benteng punya titik lemah. Aku butuh kalian untuk mencarinya. Reza, aku mau kau menganalisis semua materi promosi, semua video, dan semua demo publik dari Nusantara Digital Hub. Cari sesuatu yang tidak konsisten. Sesuatu yang terasa terlalu bagus untuk menjadi kenyataan."

"Bima," lanjut Edward. "Aku mendengar kabar bahwa platform mereka menggunakan beberapa library open-source. Aku mau kau menyelidiki kode sumber dari library-library itu. Cari tahu apakah mereka mematuhi lisensinya. karena kebanyakan perusahaan besar ceroboh dengan hal ini."

Ini adalah serangan balik yang sangat spesifik dan berisiko. Tapi tim itu setuju. Mereka mulai bekerja, menggali informasi dari domain publik, mencari celah di armor raksasa itu..

*** 

Tiga hari kemudian, dini hari, Reza memanggil mereka. "Aku menemukan sesuatu!"

Mereka berkumpul di depan monitor Reza. Di layar ada sebuah video demo dari Nusantara Digital Hub. Di video itu, mereka menunjukkan fitur "prediksi penjualan otomatis" yang sangat mengesankan.

"Lihat ini," kata Reza, mempercepat video. "Prediksinya terlalu sempurna. Akurasinya 99%. Itu tidak mungkin di dunia nyata dengan data yang berantakan seperti yang dimiliki UKM."

"Lalu?" tanya Hendra.

"Aku meng-cross-check prediksi mereka dengan data historis harga komoditas publik yang ada di internet. Ternyata, model prediksi mereka tidak memprediksi masa depan.. Mereka mencuri data dari beberapa sumber, lalu mempresentasikannya sebagai prediksi. Ini penipuan!"

"Tapi itu belum cukup. Itu bisa dibilang sebagai "kesalahan teknis".

Tepat saat itu, Bima yang sedang menyelidiki kode library, berseru. "Gila! Aku menemukannya! Aku menemukan bomnya!"

Bima menunjukkan layarnya. Di sana ada sebuah potongan kode dari sebuah library open-source yang sangat populer untuk visualisasi data. Library itu menggunakan lisensi GPL, yang mewajibkan siapa pun yang menggunakannya untuk membuat kode sumber turunannya juga terbuka untuk publik.

"Platform Nusantara Digital Hub menggunakan library ini secara internal, tapi mereka tidak pernah merilis kode modifikasi mereka ke publik," jelas Bima. "Mereka melanggar lisensi. Ini bukan hanya kesalahan, ini pelanggaran hak cipta. Jika ini terbuka, citra mereka sebagai perusahaan teknologi inovatif akan hancur. Mereka akan terlihat seperti pencuri."

Edward menatap kedua temannya itu. Senyum tipis, penuh kemenangan, muncul di wajahnya. "Ini senjatanya."

Dia mengambil alih keyboard. "Sarah, siapkan siaran pers. Bima, siapkan laporan teknis yang detail dan mudah dimengerti oleh media. Reza, siapkan infografis yang membandingkan klaim mereka dengan kenyataan. Kita akan rilis semuanya secara bersamaan dalam 24 jam."

Malam itu, saat seluruh tim sibuk mempersiapkan "serangan" mereka, Edward duduk sebentar di sofa. Dia merasa lelah, tapi juga puas. Dia mengambil ponselnya, tanpa sadar membuka chat dengan Aurora.

Layar itu masih kosong. Senyap.

Rasa frustrasi itu kembali muncul, tapi kali ini berbeda. Ini bukan lagi kekosongan yang membingungkan. Ini adalah... kesepian. Di tengah perang besar yang ia perjuangkan, ada satu bagian kecil dari dirinya yang berharap ada satu orang yang bisa dia ajak bicara, yang bisa mengerti tekanan ini tanpa harus dia jelaskan.

Edward mengetik sebuah pesan. 'Kita akan menang.'

Dia menatap pesan itu lama.

Lalu menghapusnya. Dia tidak bisa mengganggunya. Aurora mungkin sedang marah, atau mungkin sudah tidak peduli.

Dia tidak punya waktu untuk drama remaja.

Edward menarik napas dalam-dalam, lalu kembali fokus pada pekerjaan. Perang harus dimenangkan dulu. Baru setelah itu, dia bisa berpikir tentang hal lain.

1
Diah Susanti
diatas saldonya 12jt kurang 20rb, beli apartemen harganya 15jt, trus yang 3jt 20rb dapat dari mana untuk tambahannya 🧐🧐🧐
Fel N: Terima kasih, Kak, sudah bertanya. Jadi, uang awal Edward adalah Rp10.000.000 dalam bentuk tunai (cash). Setiap kali Edward membelanjakan uangnya untuk sesuatu, jumlah uang yang dibelanjakan itu akan dilipatgandakan setelah itu masuk ke rekeningnya.
Sementara itu, Rp3.000.000 lainnya merupakan sisa uang tunai milik Edward yang belum digunakan (belum di belanjakan).

Kalau masih ada masukan dan saran mohon jangan sungkan untuk di sampaikan yah.😌
total 1 replies
Aditya Rinjani
makin makin bagus ceritanya

semangat thorrrr
Aditya Rinjani
ceritanya sangat menarik, walaupun lokasi nya cuma di sekitar sekolah saja

semoga chp kedepannya bisa di lingkungan yg lebih luas, semangat thorr
Fel N: Terimakasih, kak.

kalau ada kritik dan saran mohon jangan sungkan untuk di sampaikan yah.😌
total 1 replies
Dhea¹⁹
baru update thor
Fel N: iya, makasih.☺️♥️
total 3 replies
Dhea¹⁹
semangat Thor d tunggu kembali nya
Fel N: Terimakasih ☺️
total 1 replies
Dhea¹⁹
mau lawan Edward dengan modal pas²an mending suren aja Viktor
Hendra Saja
kapan team dibentuk Thor....apa saya yg kelewat baca....atau memang waktunya maju 900 tahun kemudian thor🤣🤣🤣
Fel N: Terimakasih, kak , udah bertanya ☺️. jadi teamnya udah di bentuk di chapter 24 kak... Mungkin kakak bacanya kelewat, nanti di baca ulang aja yah...☺️

kalau masih ada kritik dan saran jangan sungkan untuk di sampaikan.😌
total 1 replies
Dhea¹⁹
tambahkan 1 chap lagi Thor gantung amat
MR,win Ellefent
menunggu karya selanjutnya
MR,win Ellefent
karya ini sangat bagus karena didalamnya bukan hanya mengandung cerita biasa tetapi juga memberikan pemahaman tentang menjalankan sebuah bisnis
Fel N: Terimakasih, kak☺️...

Kalau ada kritik atau saran mohon jangan sungkan untuk di sampaikan.😌
total 1 replies
MR,win Ellefent
sya sangat menyukainya 👍
Dhea¹⁹
kasih paham Edward dengan uang tak terbatasmu
Dhea¹⁹
satu doang thor🤣
Fel N: iya, satu dulu yah. soalnya aku ada kelas pagi...
total 1 replies
Dhea¹⁹
ini dia yang d tunggu ketegangan nya lanjut Thor
Dhea¹⁹
baru nih baca lanjut Thor semangat 💪
Syaeroni
update thor
ellyna munfasya
update thorr
Ardi Provision
pasang perban juga kontak pisik thoor, selama seminggu gak mungkin kurang dari 50x kontak pisik
Fel N: Iya, kak. Notifikasi sistem memang sengaja tidak ditampilkan di bab ini, karena kalau ditampilkan semua, cerita akan penuh notifikasi dan bisa mengganggu alurnya. Tapi efek misi tetap berjalan di latar, jadi tidak perlu khawatir, kak. jika masih ada kritik atau saran mohon di sampaikan yah.
total 1 replies
Ardi Provision
lagi ada misi yang hadiah penggandaan 1000x tapi mc tidak jeli bidang bisnis sangat bertolak belakang sama penjelasan kejeniusan mc
Fel N: kalau masih ada kritik atau saran mohon jangan sungkan untuk di sampaikan.
total 2 replies
Ardi Provision
kompetisi siapa yang menang?
hadiah nya mana?
Fel N: Terimakasih, kak . karena udah kasih tau. aku baru lihat tadi ternyata bagian babak final nya memang nggak ada. sekarang udah aku revisi yah kak...

kalau masih ada kritik atau saran mohon jangan sungkan untuk di sampaikan yah.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!