Keputusan gegabah membuat Sekar harus menderita, suami yang ia terima pinangannya 5 tahun lalu ternyata tak membawanya ke dalam kebahagiaan. Sekar harus hidup bersama ibu mertua dan kedua iparnya yang hanya menganggapnya sebagai pembantu.
Sekar yang merasa terabaikan akhirnya memilih kabur dan menggugat suaminya. Bagaimana kisah selanjutnya?
Ikuti ceritanya setiap episode. Aku mohon jangan di lompat. Terima kasih 🙏🏼
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mami Al, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bagian Ketigapuluhtiga
Hari ini Sekar balik ke kampungnya karena urusan pekerjaannya telah selesai di kota mantan suaminya. Reno tiba-tiba datang dan berniat ingin mengantarkan Sekar pulang.
"Aku sudah memiliki janji dengan Ryan!" kata Sekar.
"Dia masih mendekati kamu?" tanya Reno dengan wajah kesal.
"Kebetulan dia ada urusan di sana, maka sekalian jalan!" jawab Sekar.
"Alasan dia saja itu," kata Reno.
"Mau alasan atau tidak, kamu tak seharusnya melarangku berteman atau dekat dengan siapapun," ucap Sekar.
"Sekar, aku mengakui salah karena telah mengabaikan kalian. Bisakah kamu memberikan aku kesempatan sekali lagi?" pinta Reno memohon.
"Aku....."
Tiiit....
Suara klakson mobil membuat ucapan Sekar terhenti. Ia memiringkan kepalanya melihat ke arah depannya, mobil yang dikendarai Ryan sudah menunggunya.
"Reno, aku pamit!" ucap Sekar sembari menyeret kopernya, ia melangkah menuju mobil.
Ryan turun dan membuka bagasi belakang kendaraannya. Ia sempat menoleh sejenak ke arah Reno yang terlihat menahan cemburu.
Sekar masuk ke mobil begitu juga Reno, mobil pun meninggalkan kos-kosan.
Reno balik ke rumahnya, ia menjatuhkan tubuhnya ke sofa dengan wajah mendongak ke langit-langit rumah. Ia memijit pelipisnya meskipun kepalanya tak pusing.
"Dari mana kamu?" tanya Lastri menghampiri putranya di ruang tamu.
"Dari tempat Sekar," jawab Reno.
"Mau apa lagi kamu menemuinya?" tanya Lastri.
"Rencananya aku mau mengantarkannya dan ingin bertemu Arya tapi pria sialan itu lebih dulu mendekatinya," jawab Reno lagi.
"Pria sialan?" Lastri menautkan alisnya.
"Siapa lagi kalau bukan keponakannya Pak Karman yang dari dulu mengejar Sekar," kata Reno kesal.
"Biarkan saja dia mengejar Sekar," ucap Lastri.
"Bu, aku tidak mau Sekar dekat dengannya. Bagaimana nasibnya Arya?" ujar Reno.
"Kalau memang Sekar menikah lagi, kamulah yang harus mengurus Arya," kata Lastri.
"Bagaimana kalau Sekar enggak mengizinkan aku merawatnya?" tanya Reno.
"Kamu bicara baik-baik dengannya," jawab Lastri.
-
Sekar tiba di kampung halamannya pukul 4 sore. Arya yang sangat merindukan ibunya segera berlari mendekat dan lantas memeluknya erat.
"Aku senang Ibu pulang!" kata Arya mendongakkan kepalanya menatap sang ibu.
"Ya, Ibu sudah bekerja di sini lagi. Jadi, kamu tidak perlu lagi bersedih!" ucap Sekar.
"Asyik!!" Arya berteriak kegirangan.
"Hai, Arya!" sapa Ryan yang berdiri di samping Sekar.
Arya menatap heran pria disamping ibunya.
"Ini Om Ryan!" kata Sekar.
Arya tetap tak mengenal sosok dihadapannya.
"Mungkin dia sudah lupa!" ucap Ryan tersenyum.
"Aku memang enggak ingat, Bu!" kata Arya.
"Ya sudah, tidak apa-apa!" ucap Ryan lagi.
Sebelum Ryan berpamitan kepada keluarganya Sekar, pria itu sempat mengobrol singkat.
"Dia siapa Sekar? Kenapa dia mengantarkanmu pulang?" tanya Bibi Sumi.
"Dia keponakannya tetangganya aku dulu, Bi. Kami bertemu lagi waktu dia kebetulan sedang makan di restoran dengan teman-temannya," jawab Sekar.
"Apa dia sudah beristri?" tanya Bibi Sumi lagi.
"Belum, Bi." Jawab Sekar.
Bibi Sumi tersenyum mendengarnya.
"Kenapa kamu senyum-senyum?" tanya Paman Rahmat kepada istrinya.
"Sepertinya dia sangat cocok untukmu!" jawab Bibi Sumi menatap Sekar.
"Bibi, ada-ada saja!" kata Sekar geleng-geleng kepala.
"Ya, kalau memang dia ingin serius denganmu Paman setuju saja. Asal dia benar-benar bertanggung jawab!" ucap Paman Rahmat.
"Aku belum kepikiran menikah lagi, Paman. Aku mau fokus mengurus dan merawat Arya," kata Sekar.
"Ya terserah kamu saja, kami berharap kamu mendapatkan yang terbaik!" ucap Paman Rahmat.
***
Reno baru saja pulang bekerja, di rumahnya lagi kedatangan tamu. Lastri pun memperkenalkan sepasang suami istri paruh baya dan putrinya.
"Reno, duduklah dulu!" kata Lastri.
"Ada apa ini, Bu?" tanya Reno yang bingung tiba-tiba diajak duduk bergabung.
"Begini Reno, Ibu mau menjodohkanmu dengan putri mereka," jawab Lastri sembari tersenyum ke arah ketiga tamunya.
"Bu, aku belum mau menikah dalam waktu dekat," kata Reno menolak dijodohkan.
"Kalian boleh berteman dulu, tak usah buru-buru menikah," ucap Lastri.
"Jika ujungnya kami tidak cocok, jangan dipaksakan menikah, ya!" kata Reno tanpa basa-basi.
"Iya, aku setuju!" sahut putri tamunya.
"Ya, sudah. Kami tidak akan memaksa, jika memang cocok syukur kalau tidak, ya, bagaimana lagi. Memang bukan jodohnya!" ucap si tamu pria.
Kira-kira 15 menit setelah Reno duduk dan mengobrol dengan tamu ibunya, ketiganya pun pamit pulang.
"Bu, aku tidak suka dengan cara Ibu ini!" kata Reno selepas tamunya berlalu.
"Kamu masih muda dan butuh pendamping hidup!" ucap Lastri.
"Tapi, aku belum mau menikah. Masih banyak yang harus aku pikirkan!" kata Reno beralasan.
"Kamu masih memikirkan Sekar?" tebak Lastri.
"Enggak, Bu!" sangkal Reno.
"Jangan berharap lagi padanya, dia tak mau lagi menjadi menantu di keluarga ini!" kata Lastri kemudian berlalu karena kesal putranya selalu menolak menikah lagi.
mergo sekar sih kesusu nrimo ibuk e. sak iki ibuk e gk seneng kr Ryan. trus piye keputusanmu milih Ryan po milih ibuk mu.
kayak si jule ntar kl anak dah besar br nyari dng Kata kunci Ibu Menyesal. alah Preet lah..