NovelToon NovelToon
MISTERI TELAGA GINTUNG

MISTERI TELAGA GINTUNG

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Cinta Beda Dunia / Iblis / Mata Batin / Roh Supernatural / Tumbal
Popularitas:30.2k
Nilai: 5
Nama Author: Siti H

Novel ini hasil collab antara Siti H dan Mom Young penulis novel 'Santet Pitung Dino'.

Sumber: Mbah Tainah, Desa Tiga Sari, kecamatan Jatenegara. Tegal-Jawa Tengah.

Diangkat dari sebuah kisah nyata. Kejadian ini terjadi sekitar tahun 1968 silam, dimana seorang pemuda miskin harus terjebak oleh sesosok makhluk ghaib Ratu Ular bernama Nyi Arum Lopa.

Tanpa sengaja, ia bertemu dengan Nyi Arum Lopa dibawah pohon Gintung yang tumbuh tinggi menjulang dan berusia ratusan tahun.

Dibawah pohon Gintung itu juga terdapat sumber mata air yang membentuk sebuah telaga kecil dengan airnya yang sangat jernih.

Karena persekutuannya itu, membuat pemuda bernama Saryat mendapatkan wajah tampan dan tidak pernah tua, serta harta yang melimpah. ia memulai usahanya dengan menyewakan gamelan saat setiap ada hajatan, dan harus dikembalikan sebelum pukul 12 malam..

Ada apa dengan gamelan tersebut, dan bagaimana kisa Saryat dengan sang Ratu Ular Nyi Arum Lopa?

ikuti novel ini selan

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Suta-2

"Hah!" Karyo ikut terkejut setelah keduanya mengamati sosok mayat itu dari dekat. "Apa yang terjadi padamu, Sut? Yo kok ngenes ngenes awakmu?" ucap Karyo menimpali, dan ia merasakan deguban jantungnya memburu.

"Iya, kenapa sampai begini parah?" Tejo membenarkan ucapkan Karyo, sembari memperhatikan tubuh Suta yang melepuh dengan warna menghitam bagaikan gosong, ditambah lagi cairan pekat darah yang membalur sekujur tubuh pria itu.

"Bahkan senjatanya menghilang," Karyo menatap bagian selangka milik Suta, dan benda yang merupkan kebanggan bagi para pria itu telah menghilang tak berbekas.

Keduanya saling pandang dengan tubuh yang gemetar. "Panggil warga lainnya, agar kita makamkan," pinta Tejo, ditengah rasa ketakutannya.

Karyo hanya menganggukkan kepalanya, lalu mengambil sepedanya, dan mengabarkan hal itu pada siapa saja yang ia temui.

Saryat yang sedang meneguk kopinya dikejutkan oleh Karyo yang datang dengan tergesa-gesa dan menuju ke arahnya.

Sejujurnya Saryat ada merasa marah pada pria itu, sebab sudah membuatnya begitu sangat kesal, karena pria itu ikut andil dalam pernikahan paksanya terhadap Suketi.

"Eh, Yat. Kamu kebetulan ada sini, tolong bantu kabari warga, kalau Suta sudah meninggal, tubuhnya melepuh dan gosong, ada dibagian Utara." teriak Karyo, dan seolah ia tak memiliki sebuah kesalahan apapun, sehingga begitu mudahnya berteriak pada Saryat.

Pruuuupt

Saryat menyemburkan kopi dimulutnya dsn belum semoat tertelan. Sedangkan Karyo sudah kembali mengayuh sepedanya, sebelum ia sempat bertanya lebih jauh.

"Suta? Meninggal? Kenapa begitu cepat?" ada banyak pertanyaan yang memenuhi benaknya.

Saat bersamaan, Tainah keluar dari dalam rumah karena mendengar dengan sekilas.

"Ada apa, Le?" tanya Tainah dengan rasa penasaran. Ia baru saja berdebat dengan puteranya soal pernikahan mendadak yang menyebar ke desa dan sampai ke telinganya.

Akan tetapi, Saryat membantahnya, dan mengatakan jika ia dijebak oleh wanita tersebut, dan menceritakan kronologinya.

Dengan jawaban yang tenang, akhirnya Tainah dapat menerima kenyataan yang sebenarnya sangat pahit baginya.

Ia harus mendengar sindiran dari tetangga, jika Saryat setelah kaya menjadi sangat semena-mena, karena sudah berani menggoda istri orang.

Hal itu didapatkannya, karena Suta menyebarkan gosip yang tak sedap pada puteranya.

"Katanya Suta meninggal dunia, Mbok. Mayatnya ada dibagian Utara," Saryat beranjak bangkit dari duduknya. Tentu saja ia terkejut, sebab saat tadi ia baru saja bertemu dengan pria itu, dan bahkan Suta memalakinya.

"Duh Gusti, yo kok iso, (Ya, Tuhan, kok bisa)?" wajah Tainah tampak sama kagetnya.

"Gak tau, Mbok," sahut Saryat. "Aku mau le sana, mau liat seperti apa kondisinya," Saryat beranjak dari tempatnya.

"Ikut, Yat," si Mbok tak ingin ketinggalan, dan mereka berjalan bersamaan.

Dikejauhan, tampak Kang Tejo sedang berdiri menatap dengan gelisah pada jasad Suta yang sudah terbujur dengan kondisi yang mengenaskan.

Tampak beberapa warga mulai berdatangan. Mereka dikejutkan dengan penemuan jasad Suta yang tak biasa.

"Duh, Gusti, apa yang terjadi pada Suta?" ucap Tainah dengan perasaan yang kalut. Ia menitikkan air mata, meskipun pria itu sudah menyebarkan fitnah pada puteranya, tetapi dengan kondisi jasadnya yang sangat mengenaskan, membuat ia merasa iba.

Sedangkan Saryat sebaliknya. Ia merasakan hatinya sangat takut. Sebab ia melihat kondisi yang sama dengan jasad Tono.

Wajah Saryat memucat. Ia tidak menduga jika Suta mengalami naas yang begitu sangat mengerikan.

"Bukankah ini belum waktunya untuk memberikan tumbal? Lalu mengapa Nyi Arum Lopa membunuh Suta?" gumam Saryat dengan perasaan was-was, dan ia merasa bergidik ngeri. Apalagi saat melihat perkutut Suta yang terpotong.

Sepertinya Nyi Arum sudah menggigitnya, terlihat bekas cabikan taring disana.

Jantung Saryat kembali berdetak lebih kencang, saat ia melihat perut Suta seolah bergerak, dan sesuatu yang ingin melesak keluar dari sana.

Saag bersamaan, terdengar suara langkab pedati yang ditarik oleh kerbau milik Kang Tejo baru saja tiba. Gerobak itu rencananya akan dipakai untuk panen jagung, tetapi tertunda karena akan dipakai membawa jasad Suta menuju rumahnya meski tak begitu jauh tetapi tetap saja berat untuk memikulnya.

Saat mereka akan mengangkatnya, tiba-tiba saja mereka dikejutkan dengan gerakan yang seolah hampir menembus kulit perut Suta yang melepuh dan rusak parah.

"Hah, apa itu?" Tejo menunjuk kearah perut Suta, dan mereka menatap dengan kebingungan serta rasa takut yang sangat luar biasa.

Saryat sendiri juga penasaran, sebab pergerakan tersebut sangat cepat, dan mereka yang hendak mengangkat jasad pria malang itu, terpaksa meletakkan kembali, sebab sesuatu menembus kulit Suta, dan terlihat kepala seekor ular berwarna hitam tampak menyembul dari kulit perut yang tertembus.

Sontak saja hal itu membuat semua orang tersentak kaget. Suasana sesaat panik dan seolah dunia terhenti sejenak.

"Ular!" pekik mereka bersamaan, lalu berhamburan begitu saja, dan menjauhi jasad Suta yang terbiar begitu saja.

Deguban jantung Saryat memburu. Ia tak tahu apa yang saat ini sedang terjadi. Mengapa Nyi Arum Lopa sampai membunuh Suta?

Ular itu bergerak keluar dari perut jasad Suta yang sudah mulai mengeras.

Ukurannya cukup besar, dan warna sisiknya hitam mengkilap. Hewan melata itu merayap keluar dari perut Suta dengan lumuran darah yang memenuhi tubuhnya.

Warga semakin panik. Mereka ingin mengambil kayu, sebab ingin membunuh ular tersebut, tetapi gerakannya cukup gesit, dan seolah seperti tipuan mata belaka.

Wuuuuus

Ular itu menghilang dibalik semak, dan membuat warga saling pandang. Perasaan mereka campur aduk.

Kini mereka harus segera menguburkan jasad Suta, apapun yang akan terjadi, pemakamannya akan segera dilakukan.

Melihat ular itu sudah pergi, kini warga kembali mendekat, lalu mengangkat jasad Suta dan mengantarkan ke rumahnya.

Kematian Suta menjadi perbincangan yang cukup menggegerkan, dimana seekor ular telah membunuhnya.

Saryat merasakan dunianya berputar. Namun ia berusaha untuk bersikap biasa saja.

Sementara itu, Suketi yang sedang memadu kasih dirumah Saryat tampak terengah-engah.

Ketiga pria itu sudah meninggalkannya le hutan untuk mencari hewan ternak.

Ia merapikan pakaiannya, lalu kembali pergi ke sungai dan mencuci pakaiannya.

Trrrraaatak

Terdengar bunyi gemeretak dari kamar rahasia milik Saryat. Dimana sebuah kotak peti berukuran cukup besar tiba-tiba dihantarkan secara ghaib, setelah Suta dimakamkan.

Para iblis menghantarkan hadiah kepada Saryat sebagai bentuk ucapan terimakasih atas kematian Suta.

Sementara itu, ketiga pekerja yang tadi barus saja menggilir Suketi terlihat sedang tertawa terbahak-bahak.

"Mimpi apa kita semalam? Dapat juragan yang royal, dan juga dapat bonus apem dari bininya," terdengar ocehan yang sangat menjijikkan dari mulut ketiganya.

Mereka tertawa dan bersiul dengan perasaan senang.

"Iya, bakal betah kalau kerja begini," Sahut Setu dengan wajah sumringah.

"Kita harus pandai menyimpan rahasia ini, jangan sampai ketahuan," Rebo mengingatkan.

Ketiganya saling pandang dan kompak dalam kemaksiatannya.

1
FiaNasa
ngeri kali efek digigit ular gibug itu
FiaNasa
hidupmu selamanya tak kan tenang saryat,,kau akan dihantui rasa bersalah & tertekan oleh NYI Arum lope
FiaNasa
kasihan tono
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
kasiannn bangetttt
Reni
kenapa g langsung kabur wae g usah bawa apa2 itu ntar duit emas yg didapat jadi ular juga 😬😬😬
Reni
ya Allah sungguh makin brutal nyi lopa saat cemburu , gimana nasib sarimah dan keluarganya 😬
Ayu Putri
ya Allah JD banyak korban Thor,GK sesuai perjanjian
Ayu Putri
KLO jaman dulu ditempatku liat yg begituan GK bakalan diambil Thor yg ada malah tambah takut
Endah SR
alah..alahh.. yg ada giliran kamu yg jd tumbal klo bawa pedatinya 😩
itu pedati bisa berubah jd ulaarrrr..
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
seremm ya Bun..
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
waduhhh kang Tejo....takut bngt gagal
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
seremmm
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
ciee ciee sarimah
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
hayoloh si lopa marah🤣
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
ciee ciee, tuhkan saling suka🤣🤣🤣
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
sarimah, yu bantu saryat
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
nih ini sarimah😎😎😎😎
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
semoga aja, kan yg saryat suka itu nama nya siapa ya lupa, Sumirah Samirah atau siapa gitu, dia kan lagi pesantren, semoga aja pas dia balik bisa bantuin saryat lepas dari si lopa itu
Sulis Wati
sereemm thoorrrr
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
hayoloh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!