NovelToon NovelToon
Dicintai Penguasa Posesif

Dicintai Penguasa Posesif

Status: sedang berlangsung
Genre:Kriminal dan Bidadari / Penyesalan Suami / CEO / Mafia / Nikah Kontrak / Konflik etika
Popularitas:31.1k
Nilai: 5
Nama Author: Aida

Naora, seorang wanita yang dijadikan taruhan oleh suaminya yang sering menyiksanya selama dua tahun pernikahan. Ia dengan tega menyerahkan Naora pada lawannya yang seorang penguasa.

Damian, seorang Bos mafia yang kejam seketika menaruh rasa iba pada Naora saat melihat luka-luka di tubuh Naora.

Sikap Damian yang dingin dan menakutkan tidak ada ampun pada lawannya tapi tidak sedikitpun membuat Naora merasa takut. Hatinya sudah mati rasa. Ia tidak bisa merasakan sakit dan bahagia. Ia menjalani hidup hanya karena belum mati saja.

Namun tanpa diduga, hal itu malah membuat Damian tertarik dan ingin melepaskan Naora dari jerat masa lalunya yang menyakitkan.
Akankah Damian bisa melakukannya dan terjebak dalam rasa penasarannya ?

Minta dukungan yang banyak ya teman-teman 🫶 Terimakasih 🙏

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aida, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hamil

Damian begitu sibuk hari ini. Ia mengunjungi Perusahaannya yang jarang sekali ia datangi. Perusahaan yang sebenarnya hanya menjadi kedok atas bisnisnya yang lain.

Disepanjang perjalanan menuju ruangannya, seluruh karyawan menunduk hormat. Tangan kanannya yang lain bernama Emil lah yang selama ini memegang tanggung jawab di Perusahaan Damian yang bergerak di bidang tambang.

"Ada yang mencoba meretas data Perusahaan, Tuan". Kata Emil menunjukkan data di laptop.

"Tidak perlu heran. Bukankah sering terjadi". Balas Damian acuh.

"Tapi aku menemukan pelakunya berasal dari luar negeri". Ujar Emil lagi.

"Bukankah musuh ku datang dari segala arah ?". Kata Damian tanpa beban.

Lukas dan Emil yang mendengar itu hanya bisa diam dan mengangkat kedua bahunya. Damian sangat susah diberi tau. Atau memang ia tidak sayang dengan perusahaannya ini.

"Apa saja yang harus aku kerjakan hari ini ?". Tanya Damian lagi dengan malas. Tangannya sibuk mengetik sesuatu di ponsel mahal nya.

"Ada dua perusahaan yang ingin bekerja sama dengan kita. Dan keduanya ingin bertemu denganmu, Tuan". Lapor Emil.

"Hem. Kau atur saja agar hari ini semuanya selesai dan aku tidak perlu datang lagi kemari". Ujar Damian masih fokus pada ponselnya.

"Tuan, kalau kau tidak sayang pada perusahaan mu ini, biar aku saja yang memimpinnya dan aku akan mengajukan pengunduran diriku". Celetuk Lukas.

"Apa yang kau katakan ?". Tanya Damian pelan namun dengan nada dingin menusuk. Disertai dengan tatapan mengerikan seperti hendak menerkam musuh.

Lukas menelan salivanya dengan susah payah. Ia merutuki dirinya sendiri. Kenapa bicara seperti itu.

"Aku lupa belum membelikan mu kopi, Tuan". Katanya kemudian lari secepat kilat tanpa menoleh kebelakang lagi. Sedangkan Emil menutup rapat mulutnya agar tawanya tidak keluar.

"Kerjakan tugasmu". Tegur Damian dengan muka masam.

..

Naora sudah cantik dengan mengenakan gaun lengan panjang motif bunga-bunga warna kuning. Sangat cocok dengan kulitnya yang seputih susu. Rambutnya ia kepang ke samping dengan beberapa anak rambut yang ia biarkan tergerai di depan telinga.

Sesudah sarapan ia memutuskan menuju perpustakaan milik Damian. Tempat favorit nya yang lain selain taman bunga.

Naora menemukan buku cerita ksatria perang dan putri yang sakit-sakitan. Ia tertarik untuk membacanya. Ia mengambilnya dan duduk di depan lemari.

Ia melupakan jika sudah memiliki ponsel dan saat ini ada seseorang yang memendam rasa kesalnya akibat pesannya tidak direspon oleh Naora.

Naora menghabiskan semua seri dari buku cerita itu hingga hari hampir menunjukkan jam makan siang. Lalu ia mendengar pintu perpustakaan diketuk dari luar.

"Siapa ?". Teriak Naora pada seseorang di depan pintu.

"Aku anak buah Tuan Damian, Nyonya". Kata sebuah suara yang tegas.

Naora melangkah kearah pintu dan membukanya. Nampak seorang pria muda seusia Lukas dan berbadan kekar berdiri di hadapannya.

"Ada apa ?". Tanya Naora menatap pria tersebut.

"Tuan mencari mu, Nyonya. Sejak tadi ia menghubungi mu tadi tidak kau respon". Jelas pria itu.

"Menghubungi ku ?". Naora berpikir keras apa maksud dari anak buah Damian tersebut.

"Tuan mengatakan kau tidak mengaktifkan ponselmu, Nyonya". Kata pria itu lagi saat menangkap kebingungan di wajah Naora.

"Astaga. Aku lupa jika memiliki ponsel". Katanya menepuk keningnya sendiri.

Pria di depannya hanya tersenyum kecil. Tapi memang diwajah Naora tidak nampak kepanikan atau ketakutan mendengar Damian menunggunya.

"Terima kasih. Aku akan membereskan buku-buku ini dulu". Kata Naora masuk lagi ke dalam.

"Nyonya, biar aku saja. Kau segera pergilah ambil ponselmu dan balas pesan Tuan. Apa kau tidak takut dia memarahi mu". Pria itu sungguh heran. Naora seperti tidak ada takut-takutnya dengan sosok Damian.

Padahal setahunya, Naora pernah melihat Damian menembak seseorang di taman belakang dan menghajar anak buahnya yang dinilai terlalu lamban.

"Baiklah. Terima kasih". Kata Naora menyerahkan buku di tangannya kemudian ia meninggalkan ruangan itu dan kembali ke kamar.

Dapat Naora tangkap kecemasan dari wajah pria tersebut. Mungkin ia takut jika Damian akan bertambah marah padanya jika Naora tidak segera melihat ponselnya.

Naora menghidupkan ponselnya. Layar ponsel menyala dan menampakkan gambar koala lucu. Kemudian rentetan pesan dari nomor 'Suami tampanku' mulai masuk.

Siapa lagi yang memberinya nama seperti itu jika bukan orangnya sendiri. Sungguh sangat percaya diri.

Meskipun sudah lama tidak menggunakan ponsel. Tapi Naora masih ingat bagaimana cara menggunakannya. Bahkan di pikirannya sudah terbersit untuk menonton drama Asia favoritnya seperti dulu sebelum menikah dengan Aldric.

Naora membalas pesan Damian yang sudah seperti narasi cerita. Berawal dari sapaan singkat yang manis hingga beberapa kata-kata yang menggambarkan kekesalan hatinya.

Saat masih mengetik pesan, ponsel dalam genggamannya nya bergetar menandakan panggilan masuk dan Naora segera menekan tombol hijau.

"Halo.."

📞 "Apa kau baru bersemedi dalam gua sampai tidak melihat pesan-pesan ku". Teriak Damian dari seberang sana. Suaranya begitu memekakkan telinga sampai Naora menjauhkan ponsel dari telinga nya.

"Maaf, Boo. Aku sedang membaca di perpustakaan dan lupa jika sudah memiliki ponsel". Jawab Naora datar seperti biasanya.

📞 "Baiklah. Tidak apa-apa. Lain kali kemanapun bawa ponselmu meskipun di dalam mansion". Suara Damian tiba-tiba memelan ketika mendengar panggilan kesayangan dari Naora.

"Iya. Ada apa kau menelfon ? Apa ada sesuatu ?". Tanya Naora yang sama sekali tidak memikirkan perubahan sikap Damian.

📞 "Kau sudah makan atau belum ?"

"Sudah. Tadi pagi. Ini hampir jam makan siang. Tapi aku belum lapar".

📞 "Meskipun tidak lapar tetap makanlah. Jangan sampai sakit itu akan merepotkan ku".

"Iya". Jawab Naora singkat. Tidak dirumah, tidak di ponsel. Semua yang Damian katakan benar-benar menjengkelkan.

Setelah mengobrol kesana kemari untuk beberapa saat akhirnya panggilan terputus.

Naora memutuskan untuk ke dapur dan makan. Melihat di meja makan banyak sekali makanan lezat membuat perutnya yang sejak tadi tenang kini meronta-ronta minta diisi.

Bagaimana bisa Naora melewatkan makanan selezat ini. Ia begitu bersyukur dengan apa yang ada di depan matanya.

Dulu saja saat bersama Aldric ia jarang makan seperti ini dan hanya diberi makan roti dan air putih.

..

"Al, aku hamil". Teriak Almire sambil melempar sebuah kertas putih kearah Aldric.

"Memangnya kenapa ?". Tanya Aldric tanpa peduli dengan apa yang Almire katakan. Ia duduk di sofa sambil menyalakan rokoknya.

"Aku hamil anakmu. Bisa-bisanya kau bertanya kenapa ?". Almire sungguh marah dengan apa yang Aldric katakan.

"Kita sudah sering tidur. Bukankah kehamilan bukan hal yang aneh ?". Tanya Aldric seperti mengejek. Ia juga mengarahkan asap dari mulutnya ke arah Almire.

"Kurang ajar kau. Aku sedang hamil. Jangan merokok di depanku". Kata Almire marah sambil memukul lengan Aldric. Tapi Aldric sama sekali tidak memperdulikan apa yang dilakukan oleh Almire.

..

Dukungan nya mana nih ? Othor kasih dua bab ya..

Bintang lima nya jangan lupa ya. Kalau kalian suka karya ini tolong di kasih bintang 🌟

1
Maria Lina
bisa gk thor tiap hari double up mwlulu
Reni Anjarwani
lanjut trs thor doubel up
ms. S
Damian.. mmg butuh balas dendam ke aldrich atas nama Noura... jadi gemes aku sama Damian
Reni Anjarwani
lama ngak up doubel up thor
Aida: Iya kak, ada kesibukan. Kalo sudah agak longgar author double up🤭🙏
total 1 replies
ms. S
dami dah ga perjaka... jebol juga pertahanan Damian 🤣🤣
Gustinur Arofah
𝚊𝚔𝚑𝚒𝚛𝚗𝚢𝚊 𝚑𝚒𝚕𝚊𝚗𝚐 𝚙𝚎𝚛𝚓𝚊𝚔𝚊 𝚓𝚞𝚐𝚊 𝚢 𝚍𝚊𝚖𝚒🤣🤣🤣🤭🤭🤭
Wulan
kurang panas thor 🤭🤭
Aida: Aduh takut kebakaran kak🤭
total 1 replies
Alisa Keysa
karya ya bagus
kalea rizuky
lanjut
ms. S
tak sawer Thor Ben semangat
Aida: Makasih banyak kaka🙏👍
total 1 replies
Reni Anjarwani
semanggat up banyak thor
Gustinur Arofah
😚😚😚😚😚😚🤣🤣🤣🤣
Gustinur Arofah
makin bucin si bambang🤣🤣🤣🤣🤭🤭🤭🤭
Reni Anjarwani
makasih thor sdh doubel up , doubel up trs thor bagus ceritanya
ms. S
sama.. aku juga senyum2 sendiri lihat gemes dan bucinnya Damian.. lanjut .. lanjut
Susilowati Jais
semangat thor
Aida: Makasih kaka🙏 jangan lupa di subscribe karya othor ya kak😍
total 1 replies
Reni Anjarwani
keren thor doubel up thor
Reni Anjarwani
doubel up thor
ms. S
nambah.. nambah
Sri haryani
naora yg dipeluk ak yg senyum-senyum😄😄😄
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!