"Heh, anak sialan! Pergi kamu dari
rumah ini. Keluar!! Gak sudi aku
nampungmu lagi!!" usir Bu Elanor.
membuat Alvin yang sedang melamun
segera terperanjat.
"Berhenti bicara yang tidak-tidak
Ela!!" hardik pak Rohman.
"Kamu pilih aku dan anak anak yang
keluar apa anak sialanmu ini yang keluar
pak!?" teriak Bu Elanor membuat pak Rohman terkejut.
Beliau tak pernah berfikir akan
dihadapkan pada situasi se rumit ini.
"Alvin yang akan keluar pak buk"
ucap Alvin.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fantastic World Story, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
33 Perlombaan
Hari berlalu, lomba olimpiade semua
mata pelajaran pun telah di depan mata.
SMA SANG JUARA mengirim setidaknya
45 siswa dari kelas 10, mereka berangkat
mengendari bus yang telah disediakan
oleh sekolah.
Dan disinilah Alvin, berada di kursi
nomor 2 paling belakang, duduk bersama
Alex, ya Alex teman dekat Alvin itu
nyatanya memang cukup pintar. Tak
heran sih, sebagai anak dari pemilik
sekolah, tentu saja Alex pasti memiliki
guru privat yang disediakan orang tuanya.
"Itu si Arumi fix jadian sama si Daffa
Vin?" tanya Alex yang memang sering
memperhatikan Arum.
Alvin pun mengangguk sebelum
menjawab.
"Udah 2 mingguan jadian, nembak
dikelas" jawab Alvin.
"Wah bisa bisanya si Arumi, padahal
Daffa kan ceweknya banyak" gumam Alex,
sejujurnya ia sendiri juga memiliki
perasaan tersendiri untuk gadis yang juga
disukai oleh Alvin itu.
Sedangkan Alvin hanya
mengedikkan bahu, mencoba terlihat
acuh.
"Sayang sekali" gumam Alex lagi.
"Kamu suka sama Arumi?" tebak
Alvin dengan asal.
Namun Alex hanya mengangguk
membuat Alvin terkejut.
Dari kapan? Maksudku kalian saling
kenal?" tanya Alvin yang semakin kepo.
"Dari SMP, dia kan satu gereja sama
aku. Pas paduan suara tuh suaranya
lembut banget vin, coba deh kapan-
kapan kamu dengerin sendiri" jelas Alex
membuat Alvin mengangguk.
"Ya setidaknya mereka seiman dan
seamin"batin Alvin.
Tak berapa lama, mereka pun samapai
di Dinas pendidikan kabupaten setempat.
Ya, mereka memang lomba disana.
Sesampainya disana, sudah banyak
sekali murid dari sekolah lain, memakai
seragam Pramuka, sebagai mana cara
lomba yang diadakan untuk memperingati
hari Pramuka. Setidaknya sekitar 250
peserta lomba, dari seluruh SMA di
kabupaten tempat tinggal Alvin. Namun
Tentu saja tak akan menyurutkan semangat Alvin.
Semua peserta lomba berkumpul di
aula besar, lembar ujian pun mulai
dibagikan, waktu 1,5 jam yang diberikan
kepada peserta lomba, untuk
menyelesaikan soal sebanyak 100
pertanyaan dari 4 mata pelajaran, yakni
matematika, bahasa Inggris, bahasa
Indonesia dan IPA.
Bagaikan robot, seluruh peserta lomba
segera membaca dan mengerjakan soal
demi soal dengan antusias dan cepat,
termasuk Alvin.
"10 menit lagi waktu yang tersisa
untuk kalian mengerjakan soal ujian
sebelum dikumpulkan, harap memeriksa
dengan teliti kembali, jangan lupa nama
dan identitas kalian" peringatan dari
seorang pengawas ujian.
Para peserta lomba pun terlihat mulai
gelisah ketika mendengar peringatan
tersebut, sementara Alvin tampak tetap
tenang, ia yang sudah menjawab seluruh
pertanyaan yang ada hanya memeriksa
dan meneliti kembali identitas dirinya.
"Waktu habis, silahkan kumpulkan
kertas ujian kalian!" ucap pengawas ujian
ketika jarum jam menunjukkan waktu
ujian telah usai.
Seluruh peserta lomba pun mulai
mengumpulkan lembar jawaban mereka
satu persatu, ada yang masih berusaha
menambah jawaban, ada pula yang
berusaha menyalin jawaban temannya di
saat yang lain sibuk mengumpulkan
lembarannya.
"Istirahat l jam, sembari menunggu
hasil ujian kali ini. l jam lagi kita kembali
kesini dan melihat hasilnya ya" ujar pengawas ujian tersebut seraya
meninggalkan aula dengan membawa
seluruh lembar jawaban para peserta
lomba.
Para peserta lomba pun segera
berhamburan keluar aula, terlihat Arumi
dan Daffa yang berjalan bergandengan
melewati Alvin dan Alex.
"Cuk" umpat Alex kesal.
Disaat para murid SMA SANG JUARA
memilih berkumpul dan makan bersama,
nasi kotak yang dibagikan oleh pihak
sekolah,
Alvin dan Alex justru melipir pergi,
mencari tempat yang tenang dan sepi.
Sebenarnya karena enggan melihat Arumi
dan Daffa yang selalu menempel.
Bahkan Daffa terlihat sangat
membatasi gerak Arumi.
"Belakang situ aja yukk vin,
sepertinya aman kalau sambil ngerokok"
ajak Alex begitu melihat pohon beringin
besar.
"Oke' jawab Alvin seraya mengikuti
Alex.
Mereka pun menghabiskan nasi kotak
yang diberikan oleh sekolah, lalu
menyulut rokok sebagai penutup makan
siang mereka.
"Gimana tadi vin, lancar??" tanya
Alex membahas pertanyaan soal lomba
tadi.
"Aman, belum ada yang bikin puyeng
kan" jawab Alvin seolah meminta
persetujuan, yang langsung di angguki
oleh Alex.
"Aku malah mikir soal tadi terlalu
mudah untuk anak SMA kayak kita" ujar Alex seraya menyembulkan asap rokok
dari mulutnya.
"Berati aman nih ya, buat lanjut babak
berikutnya" ucap Alvin penuh
semangat.
"Aman dong!" Sahut Alex.
Ya, perlombaan kali ini memang
terbagi menjadi 3 babak, babak pertama
baru saja mereka lalu bersama dengan
250an peserta yang lain. Babak berikutnya
adalah 100 besar, lalu babak terakhir yang
belum mereka ketahui, sebab beritanya
masih simpang siur.
Usai menghabiskan waktu istirahat,
mereka pun kembali 10 menit sebelum
pengumuman 100 besar peserta dilakukan.
Sebelum kembali ke aula, Alex dan
Alvin ke kamar mandi terlebih dahulu.
Tak disangka saat keluar dari kamar mandi, mereka justru berpapasan dengan
Arumi yang juga baru keluar dari kamar
mandi perempuan.
"Alvin" sapa Arumi.
"Eh iya rum" jawab Alvin yang
sedikit terkejut sebab Arumi menyapanya.
"Maaf ya kalau aku tadi gak nyapa
kamu sama sekali, itu si Daffa orangnya
cemburuan banget" ujar Arumi merasa tak
enak.
"Halah santai" jawab Alvin.
"Buang aja rum, cowok kayak gitu"
sahut Alex menimpali.
"Eh jangan dong" cicit Arumi.
"Kalian jadi deket ya sekarang.,
padahal dulu aja saling tonjok pas pertama
masuk" ujar Arumi.
Belum sempat Alex dan Alvin menjawab Arumi, Daffa sudah datang dan
segera nmembawa Arumi dengan menarik
tangannya.
"Kalem boss!" ucap Alex pada Daffa,
yang hanya di respon dengan sebuah jari
jempol yang ia tunjukkan pada Alex.
Sesampainya di aula, tak lama
kemudian seorang panitia lomba pun
datang dan mengumumkan nama nama
peserta lomba yang masuk dalam 100 nilai
tertinggi.
Setidaknya ada 15 dari 50 murid SMA
SANG JUARA yang masuk dalam l00
besar. Diantaranya ada Alvin, Alex,
Azam, Ratih, Arumi, Daffa dan 9 siswa
lainnya.
"Baiklah, tingkat soal pertanyaan akan
sedikit lebih sulit lagi di babak kali ini.
Dan untuk babak selanjutnya, kami hanya akan mencari 30 peserta dengan nilai
terbaik diantara kalian semua" ujar panitia
lomba.
"Oleh karena itu, saya harap
pergunakan waktu kalian dengan baik
untuk l jam kemudian, karena soal soal
yang saya bagikan inilah yang akan
menjadi penentu siapa yang layak dan
tidak untuk tetap berada disini" ujar
seorang pengawas yang memberikan
lembar soal ujian.
Hening, usia lembar soal ujian
dibagikan, para peserta lomba kembali
fokus dalam mengerjakan soal, benar saja
soal pertanyaan kali ini tingkatannya jauh
lebih sulit dari sebelumnya.
Membuat mereka harus berfikir
sedikit lebih keras lagi. Tak terasa satu jam
telah berlalu, kali ini mereka hanya diberi
waktu istirahat selama setengah jam untuk menunggu hasil koreksi.
Lagi-lagi Alvin dan Alex memilih
merokok di sudut yang terlihat sepi.
"Yang ini sedikit sulit ya Lex" komen
Alvin membahas soal yang baru saja
dikerjakan.
"Mosok gitu aja sulit vin, perasaan
masih gampang itu" jawab Alex ngece.
"Iyo sih, tapi tetep aja ada beberapa
pertanyaan yang kelihatan menjebak
banget" ujar Alvin.
"Terus gak yakin lolos nih" ejek Alex.
"Yakin lah, lolos kok pasti" jawab
Alvin optimis.
Keduanya baru sadar jika waktu
istirahat telah usai, saat bel tanda masuk
kembali berbunyi.
Keduanya pun berlari dengan tergesa menuju aula.
"BRUKK" Alex bertabrakan dengan
seorang gadis dari SMA lain.
Alvin pun membantu gadis
tersebut.
"Kamu ga... Ga papa?" tanya Alvin
sedikit gugup, ketika melihat wajah gadis
tersebut.