Cinta terlarang antara Camilla dan Luis berakhir tragis setelah keduanya kembali dipertemukan. Sepuluh tahun yang lalu, hubungan mereka masih terjalin sebagai anak tiri dan ayah tiri. Sejalannya waktu mereka terpisah karena perceraian antara Anna dan Exel Luis Adam's karena ibu kandungnya Camilla mengkhianati cinta Luis. Mereka akhirnya dipertemukan kembali setelah Camilla beranjak dewasa namun perasaannya telah berubah yang tidak lagi menganggap Excel Luis sebagai ayah tirinya tapi lebih kepada seorang kekasih.
"Bagaimana perjalanan Camilla mencari ayah tirinya setelah 10 tahun mereka berpisah?"
"Apakah Camila sadar bahwa Excel Luis tidak lagi menganggapnya anak tiri namun seorang gadis yang ingin ia miliki seutuhnya?
"Ikuti kisah cinta mereka dalam judul Daddy Is Mine.."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sindya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
5. Pertemuan Yang Mendebarkan
Tiba di apartemennya, Camilla disambut oleh petugas cleaning service yang menolong Luis membukakan pintu unit kamarnya.
"Nona Camilla. Apakah nona sudah sembuh?" tanya nyonya Aleta.
"Sudah mendingan nyonya," sahut Camilla yang sudah berdiri di depan pintu kamarnya.
"Lantas di mana ayahmu, nona? Apakah beliau tidak menjemput nyonya di rumah sakit?" tanya nyonya Aleta sambil melihat ke arah pintu lift.
"Ayah...? Maksud nyonya bosku yang berengsek itu yang berani menyentuh tubuhku itu? Nyonya Aleta mengetahui saat aku dibawa olehnya ke rumah sakit?" tanya Camilla.
"Bos..? Tuan itu mengaku kalau dia adalah Daddy-nya nona Camilla bukan bos. Nona Camilla coba periksa cctv. Disitu terekam wajah tuan itu saat dia sangat cemas akan keadaan nona kemarin," tutur nyonya Aleta.
Merasa penasaran, Camilla segera masuk ke dalam unit apartemennya. Nyonya Aleta melanjutkan tugasnya ke kamar penghuni lain. Betapa kagetnya Camilla melihat tampang pria yang ada di dalam cctv itu.
"Daddy....? Camilla menutup mulutnya sambil memanggil Daddy berkali-kali.
Ting...tong....
Camilla terhenyak. Ia mendekati layar monitor cctv melihat siapa yang tamunya saat ini. Lagi-lagi ia menjerit kegirangan. Tanpa menunggu waktu lama lagi, Camilla segera membuka pintu itu dengan cepat. Kedua pasang mata itu terbentur dalam tatapan. Mengamati setiap pahat wajah mereka yang telah berubah jauh karena termakan usia.
Tidak ada kata. Hanya senyum yang disertai cairan bening menghias mata indah mereka. Mata keduanya memiliki bola mata biru. waktu seakan berhenti. Hanya udara sekitar mereka yang sanggup masuk ke dalam rongga paru-paru keduanya.
"Camilla, sayang...!" ucap Luis dengan suara tercekat karena saking bahagianya.
"Dad ..! Apakah ini Daddy ku?" tanya Camilla masih merasa pertemuan mereka adalah mimpi.
Keduanya langsung berpelukan. Menangis haru melepas kerinduan yang selama sepuluh tahun mereka pendam dalam diam. Luis membawa masuk gadisnya ke dalam kamar.
Agar pertemuan mereka tidak terlihat oleh orang lain mengingat Luis cukup terkenal di kalangan pebisnis yang mungkin saja merekam pertemuan mereka secara diam-diam.
"Sayang. Maafkan Daddy. Maaf sudah membuatmu jatuh sakit. Maaf sudah membuat kamu kehujanan. Maaf tidak mengenalimu lebih awal," ucap Luis lalu mencium kening dan kedua pipi Camilla bertubi-tubi. Lalu kembali merangkul tubuh putri tirinya itu.
Camilla masih saja menangis dalam pelukan Luis. Ia tidak bisa berkata apapun kecuali ingin melepaskan rindunya saat ini. Setelah cukup puas menangis, Camilla baru meleraikan pelukannya pada Luis yang setia menunggunya tenang.
"Daddy. Maaf sudah mengabaikan mu terlalu lama. Daddy mau minum apa?" tanya Camilla sambil mengusap sisa air matanya.
"Tidak usah repot-repot sayang. Kamu baru sembuh dari sakit. Tadi Daddy menjemputmu di rumah sakit tapi kamu sudah tidak ada di sana. Daddy sangat panik dan buru-buru menyusulmu ke sini," jelas Luis.
"Kenapa Daddy tidak menunggu ku saat aku dirawat? Kenapa juga membohongi aku kalau yang mengantarkan aku ke rumah sakit adalah tuan Alex? Itulah sebabnya aku pulang karena tidak mau tuan Alex menyentuh tubuhku walaupun tujuan untuk menolongku," rajuk Camilla.
"Awalnya mau buat kejutan untukmu, malah Daddy dibuat terkejut olehmu. Kamu ini sangat nakal ya...!" ucap Luis memencet hidung mancungnya Camilla.
"Lepaskan Daddy...! Entar hidungku seperti Pinokio."
"Baiklah. Sekarang bersiaplah mulai sekarang kamu tinggal dengan Daddy. Jangan tinggal di sini sendiri..! Daddy tidak mau kamu tidak terurus sana sekali apalagi saat kamu jatuh sakit kemarin. Untung Daddy datang tepat waktu membawamu ke rumah sakit," pinta Luis membuat Camila hanya menatapnya cengo.
"Daddy. Apakah keluargamu tidak keberatan kalau Daddy membawaku tinggal bersama dengan kalian?" tanya Camilla kuatir.
"Hei, baby ..! Sampai saat ini Daddy masih betah menjadi seorang duda. Kecuali kamu mau menjadi istrinya Daddy," goda Luis membuat wajah Camilla merona merah.
Tiba-tiba saja jantung Camilla merasa berdebar kencang. Perasaannya menjadi berbeda saat Luis melempar candaan seperti barusan. Apa lagi tatapan Luis menatapnya penuh kekaguman.
"Hei...! Kenapa jadi bengong sayang? Maaf, Daddy hanya becanda. Ayo kita berangkat. Pelayan Daddy sudah menyiapkan hidangan makan siang untuk kita. Rumah Daddy tidak jauh dari apartemenmu ini," ucap Luis yang sebenarnya memiliki perasaan yang aneh juga pada Camilla.
Perasaan yang tidak lagi sama seperti sepuluh tahun yang lalu. Perasaan yang tergantikan layaknya seorang kekasih.
"Baiklah dad. Tunggu sebentar...! Camilla mau ganti baju dulu. Camilla tidak mau terlihat jelek di depan Daddy." Camilla beranjak berdiri lalu masuk ke kamarnya.
"Jangan lama-lama sayang...!" pekik Luis lalu menghampiri album foto yang berada di atas meja belajar Camilla.
Camilla menutup pintu kamarnya lalu bersandar sejenak dibalik pintu sambil mengusap dadanya. Tersenyum bahagia menutup mata membayangkan kembali tatapan aneh ayah tirinya.
"Ternyata daddyku sangat tampan saat aku melihatnya tadi. Kenapa jantungku jadi berdebar seperti ini? Ini sangat memalukan." Camilla segera bersiap-siap untuk berdandan secantik mungkin. Ia ingin daddy-nya bangga jalan bersamanya nanti.
"Jadi putrinya Daddy harus cantik. Ah ..! Wajahku masih terlihat pucat. Aku akan membuatmu makin menawan. Kamu harus cantik ya sayang...!" ucap Camilla sedang merayu wajahnya agar terlihat aura kecantikannya makin bertambah.
Luis membuka album itu dimana ada foto Camilla yang tumbuh dari usia bayi hingga berusia 17 tahun. Foto-foto Camilla sekolah dan ternyata gadis itu memilih tinggal di asrama sekolah. Sekolah khusus wanita. Dan bagian akhir foto itu, Camilla menulis sebuah kalimat.
"Daddy. Camilla cukup kuat untuk tidak mudah jatuh cinta pada pria tampan manapun kecuali sudah bertemu dengan Daddy suatu saat nanti. Kapan hari itu akan tiba? Tidak Rindukah Daddy padaku...? I love you Daddy." Luis tersenyum membaca kalimat itu.
Tidak lama pintu kamar itu dibuka. Luis segera kembali duduk di sofa sambil melihat ponselnya. Camilla menghampirinya.
"Daddy. Ayo kita berangkat sekarang...!" ajak Camila dan Luis tampak terhenyak melihat penampilan Camilla yang terlihat lebih cantik dan lebih segar. Jantungnya kembali berdegup merasakan keanehan pada dirinya. Jiwa lelakinya yang sempat terbenam karena kecewa pada satu wanita seakan dibangkitkan kembali oleh Camilla yang merupakan putri tirinya.
Luis memberikan lengannya untuk digandeng oleh Camilla." Jangan memanggilku Daddy saat di depan orang lain. Jadilah kekasih Daddy saat ada di tengah orang lain yang tidak mengenal kita, kamu paham sayang!" pinta Luis sebelum pintu kamar itu terbuka.
"Baiklah tuan Luis...! hamba siap melayani tuan," canda Camilla dan keduanya terkekeh.
Dalam beberapa menit keduanya sudah berada di dalam mobil milik Luis. Sepanjang jalan Camilla hanya diam menikmati keindahan kota.
"Camilla. Apakah kamu sudah punya pacar sayang?" tanya Luis walaupun ia tahu jawabannya adalah tidak.
"Kekasihku hanya daddy. Camilla tidak ingin yang lainnya," ucap Camilla serius namun ia juga tersenyum malu.
Luis menarik nafas dalam. Terlihat gelisah karena gelora jiwa lelakinya berkobar di dalam sana untuk melakukan lebih pada Camilla.
"Ya Tuhan. Kendalikan aku agar aku tidak kalap pada putriku sendiri...!" batin Luis lalu meraih tangan Camilla untuk ia kecup.
jangan merusak kepercayaan org lain