NovelToon NovelToon
Harem Putri Bunga

Harem Putri Bunga

Status: sedang berlangsung
Genre:Dunia Lain / Fantasi Wanita / Cinta Istana/Kuno
Popularitas:4.4k
Nilai: 5
Nama Author: rozh

Sering di-bully, hingga dikirim ke ruangan seorang dosen yang dikenal aneh, dia masuk ke dalam sebuah dunia lain. Dia menjadi seorang putri dari selir keturunan rakyat biasa, putri yang akan mati muda. Bagaimana dia bertahan hidup di kehidupan barunya, agar tidak lagi dipandang hina dan dibully seperti kehidupan sebelumnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rozh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16. Tepung Ubi.

Singkong liar banyak mereka temui, bahkan memenuhi gerobak besar.

"Kak, lihat ubi ini berubah warna, kebiruan!" seru Jack. Padahal awalnya tadi berwarna putih.

"Karena ini singkong liar beracun. Tidak apa-apa, jangan cemas Tuan Muda, saya tahu cara mengelohnya. Ayo!"

Hutan ini masih memiliki sedikit air, sebelum benar-benar kering. Setidaknya, Deana masih bisa menyimpan stok air beberapa hari lagi untuk mereka.

"Permata essen kita sudah terpakai dua buah untuk menyimpan air. Sisa tiga permata Essen lagi. Tapi, kita butuh banyak air untuk mengolah singkong liar ini." Deana tampak berpikir keras.

"Bukankah bulan depan akan mendapatkan jatah untuk putri lagi, Kakak ambil saja gandum, sisanya koin atau kepingan emas, agar bisa ditukar jadi permata Essen." Jack mengusulkan.

Kemarin Jack baru saja melihat cara kerja energi Essen itu. Memperluas ruang yang di katakan oleh Deana itu seperti gentong yang terbuat dari tanah liat yang di isi air. Seharusnya satu gentong itu hanya bisa terisi 100 liter air, jika dimasukkan permata Essen kemampuan tendon itu bisa menampung 100 kali lebih banyak air.

"Iya, hanya saja permata Essen ini level rendah, hanya bisa bertahan untuk jangka waktu tiga bulan, hanya sampai musim gugur, tidak bisa untuk musim salju."

"Tapi, musim salju kita tidak butuh air, butuh api dan penghangat, kita sudah mengumpulkan banyak kayu bakar, kita bisa mengambil salju dan kepingan es, lalu memanaskan menjadi air?"

"Kita butuh permata Essen untuk penyimpanan makanan, kita tidak bisa keluar dan bebas bergerak selama musim salju. Ada banyak monster, belum lagi kita harus waspada, jika-jika monster mendekat atau jebakan di luar halaman sudah hancur semua, berbeda dengan musim gugur ini, musuh kita hanya perampok dan stok makanan."

Jack dan Deana sama-sama termenung.

Tiba-tiba Jack punya ide. "Bukannya kakak kemarin menemukan tanah liat di rawa saat mengambil daun berduri, bagaimana kalau membuat banyak gentong?"

"Tanah liat itu pasti sudah kering!"

"Kita bisa basah kan lagi dengan air yang tersisa ini? Jadi, buat gentong, dan simpan air yang tersisa di dalam gentong tanpa memakai permata essen!"

Deana menatap Jack. "Anda memang pantas menjadi suami Putri, saya melupakan ide itu. Baiklah, mari kita membuat gentong dulu, semoga bisa mengumpulkan banyak air, merendam singkong liar ini, sebelum mata air ini kering total."

Deana, Putri dan Jack sudah sampai di rawa yang kering itu. Tanahnya hanya sebagian kecil yang masih agak basah, waktu musim semi kemarin, itu lubuk yang menghidupi banyak ikan.

"Lihat Kak, sebagian tanah liatnya masih basah."

Deana dan Jack membuat gentong berbagai bentuk. Ada yang kecil besar dan tentu saja karya Jack terlihat lucu, tidak rapi dan tidak simetris. Seharian mereka sibuk membuat gentong dari tanah liat itu, yang kering mereka basah kan, yang basah langsung mereka buat.

Menunggu Gentong bisa di pakai, Deana dan Jack kembali mencari singkong liar di sekitar sana, mereka mendapatkan singkong yang banyak.

"Ini bahkan bisa kita jual untuk membeli permata Essen!" seru Deana saat melihat tumpukan singkong liar.

Gentong sudah kering, ada yang sudah bisa digunakan beberapa. Deana mengupas kulit singkong dengan bersih, lalu memasukkan ke dalam gentong sampai penuh, mengisinya dengan air.

Gentong-gentong berisi ubi singkong liar yang direndam telah berbaris dengan banyak, menumpuk di sana.

"Ini direndam beberapa hari dulu, sampai air mata air ini kering, kita bisa mengganti-ganti air rendaman ubi ini!" Deana berkata pada Jack.

Mereka telah melewati musim gugur lebih dari sebulan. Air mata air sudah kering kerontang, tapi stok air mereka masih sangat banyak, karena sebelum mata air kering, mereka tidak pernah memakai air simpanan, mereka selalu memakai air mata air.

Ubi yang mereka rendam diperiksa oleh Deana sebelum di masak atau ditumbuk. Jika masih terlihat bintik-bintik atau ada sedikit kebiruan, kuning, maka itu akan dibuang Deana karena racunnya sukar hilang. Tapi jika sudah putih mulus, maka racunnya sudah hilang, yang sudah putih bersih, maka rendaman terakir untuk penyimpanan mereka sudah selesai, hanya tinggal memasukkan garam pada ubi dan air baru yang bersih.

"Na tuk pa?"

Putri bertanya pada Deana, hampir tiap malam dia selalu menumbuk ubi singkong liar itu bersama Jack.

"Membuat tepung ubi. Jika kerajaan Nerluc sering makan gandum dan tepung gandum, maka tepung ubi ini juga sangat bagus, bisa membuat banyak makanan, di simpan dalam waktu lama seperti tepung gandum," jelas Deana.

"Ntar Na!" Putri bertepuk tangan.

Singkong liar yang mereka panen saat itu sudah mendapatkan banyak tepung ubi. Deana juga telah mencoba memasak ubi dan tepung ubi. Dia berhasil membuang racunnya dengan baik.

"Yang Mulia dan Tuan Jack mau makan mi?" Deana bertanya.

"Iya, Kak mau," jawab Jack dan Putri pun mengangguk antusias.

"Hamba akan membuat mie dari tepung ubi," kata Deana.

"Bukankah mie terbuat dari tepung terigu? Biji gandum yang dihaluskan sampai lembut hingga menjadi tepung terigu, kak? Saya melihat ayah mengolah mie untuk kerajaan, itu terbuat dari biji gandum yang dihaluskan."

"Benar Tuan Muda, untuk pengolahan mi di istana, digunakan tepung gandum, karena memang kerajaan Nerluc sering menggunakan gandum, akan tetapi tepung ubi juga bisa di olah menjadi mi. Saya akan memasaknya."

Deana mengolah tepung ubi itu menjadi mi. Aromanya sangat wangi, rasanya juga enak, sedikit berbeda, namun tipis perbedaannya dengan mi tepung gandum.

"Enak, Kak."

"Tepung ini bisa kita jual, dan mi ini juga, kita akan menjual tepung ubi ini saat menjemput dana konsumsi istana, mungkin kita harus menggunakan satu permata Essen untuk menyembunyikan barang bawaan sampai di pasar."

"Iya, tidak apa-apa jika berkurang satu permata Essen, namun kita banyak dapat gantinya dengan bisa menjual tepung ini serta air," kata Jack. "Aku yakin tepung ubi akan laris terjual kak, tepung ini bukan hanya bisa di olah menjadi mi, tapi kue dan juga makanan lainnya." Jack tersenyum, dia telah mencicipi berbagai masakan yang dibuat Deana dari tepung ubi beberapa waktu ini.

"Ya, benar."

Hari ini adalah waktu penjemputan dana konsumsi untuk Putri, mereka bertiga keluar dari hutan membawa gerobak kecil saja, dua gentong berukuran kecil, namun di dalamnya sudah ada permata Essen.

Deana memeriksa kediaman, semua baik-baik saja, terlihat tak ada tamu yang datang, tak ada jejak sedikitpun sekitar kediaman.

Ke-eesokan hari, pagi-pagi sekali Deana telah memasak beberapa kue dan mi yang dibantu oleh Jack. Setelahnya, mereka membersihkan diri dan makan, lalu mendorong gerobak kecil ke pasar. Untungnya selama perjalanan mereka tak menemukan kendala.

"Tepung ubi, tepung ubi, satu kantil satu keping emas!" Deana bersorak. "Tepung ubi, bisa membuat mi, kue dan bahan makanan lainnya, murah saja, 1 kantil satu keping emas!" Deana kembali bersorak menjual dagangannya.

Dua orang pria mendekat, penampilannya seperti preman. "Dari mana kau mendapatkan tepung ubi, kau mencuri punya siapa?" Dia melotot. "Ini adalah kawasan kekuasaanku!" ancamnya.

Deana mengeluarkan plakat. "Aku pelayan darah putri Laeouya, anak selir ke-69, tepung ubi ini adalah jatah putri, putri hanya memakan tepung gandum, jadi saya menjualnya dengan murah, saya pelayan darah adalah pemakan daging, jadi saya tidak butuh tepung ubi sebagai makanan utama," kata Deana tegas.

Dua pria itu mundur. Di kerajaan Nerluc, hanya sesama pangeran atau putri yang bisa mengusik, kalau rakyat biasa atau bangsawan rendah tidak bisa mengganggu seorang putri walaupun anak selir.

Setelah itu beberapa orang mencoba mendekati. "Benarkah tepung ubi bisa dibuat menjadi mi?"

"Tentu, lihat, ini makanan yang saya buat dari tepung ubi sebagai cemilan. Cicipi saja. Kami memiliki banyak ubi dan tepung jatah makanan putri, karena putri hanya memakan tepung gandum, jadi saya menjual tepung ubi dengan harga murah. Ini bisa membantu kalian yang susah mendapatkan makanan!"

"Ya, benar. Satu kantil satu keping emas itu murah, dari pada satu kantil gandum berjamur harga 5 keping emas." Salah satu dari mereka mendekat. "Kalau begitu, tolong beri aku 5 kantil tepung ubi." Dia tampak tersenyum puas setelah mencicipi sepotong kue buatan Deana yang terbuat dari tepung ubi.

"Saya juga menjual air bersih, satu tabung bambu seharga 10 koin." Deana menunjuk batang bambu yang bersandar di tepi lapaknya. Panjang bambu itu sekitar setengah meter saja.

Bambu ini telah dia kumpulkan dan buat saat musim semi, dia menyimpan di atas loteng kediaman, tadi saat mereka mendorong gerobak, bambu ini kosong di susun tidur saja, saat sampai di pasar, Deana perlahan mengisi bambu dengan air yang ada di gentong, menyandarkannya di dinding meja lapaknya.

"Benarkah?" Seseorang tampak antusias. Di musim kemarau seperti ini air sangatlah mahal. "Itu beneran air bersih? Harga 10 koin?"

"Ya benar. Air ini hanya beberapa batang saja, saya menjualnya terbatas, dan saya menjual tidak dengan bambunya juga, jadi kalian harus punya wadah air masing-masing."

"Baiklah. Saya akan mengambil tempat air. Tolong, saya akan membeli air itu semuanya!" serunya.

"Dia butuh waktu pulang untuk mengambil wadah, bagaimana jika kau menjual padaku? Aku akan membeli air mu 20 koin satu tabung?" Terdengar suara seseorang yang memakai seragam putih.

"Kau!" Putri menatap pria berpakaian putih itu tak berkedip, dia tahu siapa pria di depannya ini!

1
Cindy
lanjut kak
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
Lina Hibanika
penasaran dengan kelanjutannya,, jangan lama-lama up nya ya author yg baik hati 🤗😉
Rozh: Oke. terimakasih sudah membaca cerita sederhana aku kak🌹🙏🏻
total 1 replies
Lina Hibanika
ceritanya seru
Lina Hibanika
beuh ngaku koki kelas satu,, ga taunya sungguh mengecewakan 😒
Cindy
lanjut kak
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
Rozh: Oke. terimakasih sudah membaca cerita sederhana saya ya🌹🙏🏻 semoga suka dan selalu menarik, up nya setiap sore atau malam ya🌹
total 1 replies
Cindy
lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!