Sesama Author tolong saling menghargai, dilarang mampir jika hanya skip skip saja dan baca setengah-setengah, 🙏
Sebuah pernikahan harus didasari oleh kejujuran dan rasa saling percaya, tapi apa jadinya jika seorang Suami selalu berbohong kepada Istrinya dan lebih memilih menuruti semua keinginan Orang tua serta Keluarganya dibandingkan dengan keinginan Sang Istri?
Yuni selalu berharap jika Sang Suami bisa menjadi sandaran untuk dirinya, tapi ternyata semua itu hanya menjadi angan-angannya saja, karena Hendra bahkan tidak pernah membela Yuni ketika dia dihina oleh keluarga Suaminya sendiri.
Akankah Yuni bertahan apabila keluarga Sang Suami selalu campur tangan dalam rumah tangganya?
Baca kisah selengkapnya dalam Karya saya yang berjudul 'Suamiku Boneka keluarganya'.
Mohon dukungannya untuk Karya-karya receh saya, 🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rini Antika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33
Yuni memutuskan pergi ke Perusahaan untuk membuat perhitungan dengan Hendra. Meski pun pada awalnya Yuni tidak ingin berurusan lagi dengan Hendra, tapi dia sudah merasa kesal dengan sikap Hendra yang semakin menjadi-jadi.
"Mia, tolong jaga Bapak ya, Mbak mau ke luar dulu. Kalau ada apa-apa, kamu cepat kabari Mbak," ucap Yuni.
"Iya Mbak, hati-hati." jawab Mia.
Mia tidak banyak bertanya, apalagi semalam Yuni sudah mengatakan ingin menemui Hendra.
Jarak dari Rumah Sakit ke Abadi Grup tidak terlalu jauh, jadi Yuni hanya membutuhkan waktu sekitar seperempat jam saja, apalagi Yuni sengaja menggunakan jasa ojeg online.
Sekarang masih jam istirahat, jadi Yuni langsung melangkahkan kakinya menuju kantin.
"Yun, kamu sudah sampai? Bagaimana kabar Bapak?" tanya Heni dengan memeluk tubuh Yuni.
"Bapak masih belum ada perkembangan, Hen." jawab Yuni.
"Kamu yang sabar ya. Semoga Bapak cepat sembuh," ucap Heni yang di Amini oleh Yuni.
"Yun, aku tidak menyangka jika Suami kamu tega sekali mengkhianati pernikahan kalian. Kamu lihat sendiri, sekarang mereka sudah terang-terangan memamerkan kemesraan di depan umum," tutur Heni.
Yuni mengepalkan kedua tangannya melihat Hendra dan Lisa yang tengah tertawa bahagia, bahkan Lisa terdengar membicarakan Yuni kepada beberapa rekan kerjanya yang berada di sana.
"Kalian tau kan si Yuni yang bekerja sebagai cleaning service itu? Dia sebenarnya adalah Istri Mas Hendra," ujar Lisa sehingga membuat semua orang terkejut.
"Masa sih Lis? Pak Hendra kan Manager keuangan, kenapa dia bisa memiliki Istri tukang bersih-bersih?" ujar salah satu Teman Lisa.
"Si Yuni kan hanya lulusan Paket C, jadi tidak mungkin dia bekerja menjadi Sekretaris seperti aku," ejek Lisa.
"Hendra, gue gak percaya kalau selera loe hanya seorang cleaning service. Gue jadi penasaran perempuan seperti apa yang sudah membuat loe jatuh hati," ujar Teman Hendra.
Lisa berusaha menjelek-jelekan Yuni di hadapan Hendra dan Teman-temannya. Dia tidak tau jika Yuni sudah berdiri tidak jauh dari tempatnya.
"Kalian pasti akan syok ketika melihat si Yuni. Dia itu hitam, jelek, dekil, bau, makanya Mas Hendra bisa sampai berpaling darinya," ucap Lisa dengan tertawa.
Prok prok prok
Yuni tepuk tangan ketika menghampiri Hendra beserta yang lainnya. Hendra begitu terkejut melihat kedatangan Yuni, lain hal nya dengan Lisa yang sengaja menantang Yuni dengan pandangan merendahkan.
"Terimakasih banyak pujiannya Nona Lisa. Saya tidak tau jika Anda suka sekali memuji orang lain," ucap Yuni dengan tersenyum.
"Yu_yuni," ucap Hendra dengan tergagap.
Hendra begitu kagum melihat wajah Yuni yang semakin cantik, begitu juga dengan Teman-teman Hendra yang langsung berbisik-bisik memuji kecantikan Yuni.
"Ternyata Yuni tidak seperti yang Lisa katakan ya. Kalau cleaning service nya seperti Yuni sih aku juga mau," celetuk salah satu Teman Hendra.
"Iya, ternyata Yuni lebih cantik dari Lisa," puji Teman Hendra yang lainnya sehingga membuat Lisa merasa kesal.
Wajah Lisa memerah menahan amarah, begitu juga dengan Hendra yang tidak rela ketika melihat Teman-temannya menatap kagum kepada Yuni.
"Yun, semua ini tidak seperti yang kamu pikirkan. Tadi Lisa hanya bercanda," ucap Hendra sehingga membuat Lisa semakin kesal.
"Mas, apa maksud kamu berbicara seperti itu?" tanya Lisa, tapi Hendra mengacuhkan Lisa begitu saja.
"Yun, bagaimana kabar Anak-anak? Nanti sore aku berencana akan menemui mereka," ucap Hendra dengan memegang tangan Yuni.
"Tolong singkirkan tangan kotor mu," ucap Yuni dengan menepis tangan Hendra.
"Alhamdulillah Anak-anak sehat. Mereka justru semakin baik setelah ke luar dari rumah keluarga kamu," sambung Yuni dengan nada penuh sindirian.
Lisa tidak tinggal diam saja, dia bergegas duduk di antara Yuni dan Hendra. Apalagi dia takut Hendra akan kembali berpaling kepada Yuni.
"Yuni, mau apa lagi kamu ke sini? Apa kamu belum puas bersenang-senang dengan si OB?" ujar Lisa.
Baru juga Lisa selesai bicara, Bayu menghampiri Yuni sehingga membuat Lisa kembali melontarkan sindirian.
"Eh panjang umur. Baru juga di omongin, orangnya udah datang. Kalian memang benar-benar pasangan yang serasi," sambung Lisa dengan tertawa.
"Berani-beraninya kamu_" ucap Bayu, tapi Yuni langsung mencegah Bayu yang sudah terlihat emosi.
"Kalian semua lihat sendiri. Mata Yuni sudah rusak, makanya dia lebih memilih seorang OB dibandingkan Suaminya yang menjabat sebagai Manager keuangan," ucap Lisa dengan tertawa.
Teman-teman Lisa dan Hendra ikut tertawa, tapi seketika tawa mereka terhenti setelah mendengar perkataan Yuni.
"Seorang OB lebih baik segala-galanya dibandingkan dengan seorang Manager keuangan yang tidak pernah menafkahi Anak dan Istrinya."
Hendra begitu malu karena Yuni sudah membongkar kelakuannya.
"Yun_" perkataan Hendra terhenti karena Yuni kembali angkat suara.
"Hebat kamu Mas. Kamu ternyata baik sekali terhadap orang lain, bahkan kamu mampu mentraktir mereka, tapi kamu tidak pernah mampu menafkahi Anak dan Istri sendiri," ucap Yuni dengan tersenyum mengejek.
Hendra hanya diam, sedangkan Lisa langsung angkat suara karena dia tidak terima Lelaki yang dicintainya direndahkan di hadapan orang lain.
"Tutup mulut kamu Yuni. Kenapa kamu tega sekali merendahkan Mas Hendra? Seharusnya sebagai seorang Istri kamu menutupi aib rumah tangga kamu."
"Tidak usah sok bijak. Kamu sendiri sudah merendahkan harga diri kamu sebagai seorang perempuan. Tidak ada perempuan baik yang merebut Suami orang lain. Seharusnya sebagai sesama perempuan kamu juga menghargai perasaan perempuan lainnya," ujar Yuni.
"Apa kamu tidak sadar diri kalau kamu sendiri sudah berselingkuh?" ucap Lisa.
"Apa kamu punya bukti kalau aku sudah berselingkuh? Sedangkan aku memiliki banyak bukti perselingkuhan kamu dan Mas Hendra?" ucap Yuni.
Hendra bingung ketika mendengar perkataan Yuni mengenai bukti perselingkuhannya dengan Lisa.
"Yun, apa maksud kamu?" tanya Hendra yang merasa penasaran.
"Kamu tanyakan saja kepada selingkuhan kamu yang sudah mengirimkan banyak foto tidak senonoh kalian," jawab Yuni.
Lisa tidak mau kalah. Dia kembali angkat suara untuk berdebat dengan Yuni.
"Wajar saja Mas Hendra selingkuh, yang namanya kucing di kasih ikan pasti tidak akan menolak, apalagi ikannya masih segar, tidak seperti kamu yang bau ikan asin," ejek Lisa.
"Yuni, kamu sendiri yang tidak becus menjaga Suami. Jadi jangan pernah menyalahkan orang lain," sambung Lisa dengan bangganya.
Lisa mengira Yuni akan menangis, tapi ternyata Yuni malah tersenyum menanggapi perkataannya.
"Jadi pelakor saja bangga. Silahkan saja kamu ambil Mas Hendra, karena sampah pantasnya memang dengan sampah lagi."
"Kamu_"
Yuni memotong perkataan Lisa sehingga membuatnya diam tidak berkutik.
"Aku memang tidak becus menjaga Suami, tapi seorang Suami yang baik akan selalu menjaga pandangan dari perempuan yang bukan mahramnya."
"Hanya manusia bejat yang bisa disamakan dengan kucing, karena manusia memiliki akal dan pikiran. Jadi, seharusnya dia tau jika yang dilakukannya adalah sebuah dosa besar yang akan menyebabkan sebab dan akibat."
"Sudah sepuluh tahun kami bersama. Aku menemani Mas Hendra dari nol, bahkan aku rela mengorbankan cita-cita ku demi mendukung dia menggapai cita-citanya. Tapi ternyata ini balasan yang dia berikan kepada ku," ucap Yuni dengan tersenyum miris.
Jangan pelit like ya, dukungan Teman-teman adalah semangat untuk Author.
Mohon bacanya jangan lompat-lompat. Terimakasih, 🙏
Sehat dan sukses selalu untuk semuanya, 🤲
*
*
Bersambung