"Saya berharap dimasa depan nanti kita akan berjumpa lagi, tapi tidak sebagai teman. melainkan sebagai pasangan yang sudah terikat secara Agama mau pun Negara. Saya akan menjadi seorang Ayah, sedangkan kamu menjadi seorang Ibu bagi anak-anakku kelak." Itulah kata-kata yang diucapkan oleh seorang siswa laki-laki kepada Yuri saat kelulusan sekolah, akankah mereka berdua bisa dipertemukan kembali dikemudian hari? Lalu siapakah siswa laki-laki itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pajar Wati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 33
05.30
“Ya, Allah! Jam berapa ini? Aku keasingan!”Buru-buru
aku turun dari ranjang menuju kamar mandi, selepas itu langsung ambil air wudu.
Namun ada yang aneh saat aku selesai berwudhu.
“Lah, kok aku bisa ada di sini?” Kulihat
sekeliling kamar mandi, ada yang aneh dari tempat ini. Aku berjalan keluar kamar untuk melanjutkan sholat shubhku yang
masih tertunda.
Selesai sholat aku
keluar dari kamar, kuintip dari balik pintu. Sepi, hening tidak ada orang sama
sekali, persekian detik aku baru ingat kalau aku lagi ada di aparteman kak
Alex. Kututup mulutku dengan kedua tanganku, saking ngantuknya semalam menunggu
lampu nyala aku sampai mengginap di sini.
“Astagfirullah, kok
bisa sih aku tidur di kamar cowok.” Kupukul kepalaku, aku merasa bersalah
karena berani tidur di tempat laki-laki yang bukan pasangan halalku.
“Kamu lagi ngapain di
situ?”
“Astagfirullah!”
“Kaget ya? Maaf
ya.” Aku kaget, tiba-tiba saja dia nongol di depan mataku. Rasanya jantungku mau
copot.
“Kita sarapan dulu
yuk, saya sudah buatkan sarapan untuk kita berdua.” Ia membalikkan badannya
menuju dapur, aku mengikutinya dari belakang. Sesampainya di dapur kami berdua
sarapan bersama tanpa adanya obrolan, 20 menit kemudian kita sudah selesai
sarapan aku akan pamit untuk pulang ke rumah.
“Kak, mohon maaf kalau
saya sudah bikin repot Kakak.”
“Kok kamu bilang kaya
gitu sih sama saya? Saya enggak merasa direpotkan kok., justru saya senang ada
kamu di sini.”
“Kalau Kak Alex bilang
kaya gitu, saya makin enggak enak. Saya mau pamit pulang ke rumah.”
“Saya antar kamu
pulang ya.”
“Enggak usah Kak, saya
bisa pulang sendiri dari taksi online.” Terlihat raut wajah kecewa, tapi mau
gimana lagi. Aku tidak ingin merepotkan di lebih dari ini.
Akhirnya aku sampai di
kostanku, aku merasa lelah bukan lelah fisik melainkan lelah batin. Aku merasa
harga diriku sudah tidak ada lagi saat aku dilecehkan oleh atasanku sendiri.
Aku sudah memutuskan untuk tidak lagi bekerja di sana, lebih baik aku pindah ke
tempat kerja lain dari pada harus bertemu dengan Adi di tempat kerja, membuatku
semakin tidak aman. Semoga kedepannya tidak ada lagi laki-laki seperti Adi di
tempat aku bekerja.
…
Selepas Yuri pulang
dari apartemennya, ia bersiap untuk pergi ke kantor. Alex terlihat murung
karena dia tidak bisa mengantar Yuri pulang ke rumahnya.
“Saya antar kamu
pulang ya.”
“Enggak usah Kak, aku
bisa pulang sendiri.”
“Tapi, kenapa kamu
harus pulang ke rumah? Hari ini kamu enggak masuk kerja.” Seketika Yuri
tertunduk, terlihat tubuhnya sedikit gemetar membuat Alex heran.
“Kamu kenapa? Kamu
masih sakit?”
“Sekali lagi terima
kasih, maaf sudah banyak merepotkan Kakak.” Yui berjalan cepat keluar
aparteman, Alex pun mengejarnya.
“Yuri, tunggu dulu.”
Semakin Alex mengejar semakin cepat Yuri berlari. Alex pun menyerah mengejar
Yuri yang sudah pergi jauh, ia tidak tahu kenapa Yuri bisa seperti itu. Ia
yakin sekali pasti ada sesuatu yang tidak beres.
“Pak, Pak Alex?”
panggil Ali, dari tadi ia memanggil bosnya namun tidak ada jawabannya karena
bosnya terus melamun padahal ia sudah sampai di kantornya.
“Pak, kita sudah
sampai.” Ali menyentuh pundak bosnya agar ia tersadar dari lamunannya, setelah
disentuh Alex pun tersadar.
“Maaf, kamu tadi
ngomong apa?” Alex bertanya seperti orang kebingungan.
“Kita sudah sampai
kantor.” Alex melihat ke arah kaca mobil, ternyata benar ia sudah sampai di
tempat kerjanya.
“Ayo kita turun.”
Selama bekerja di kantor, Alex tidak pernah focus ia selalu melakukan kesalahan
dalam bekerja. Sampai-sampai ada berkas penting yang salah ia tanda tangani.
“Pak, kenapa kontrak
dari PT. Darma ditanda tangani? Bukankah Bapak menunda sampai adanya kejelasan
dari PT. Darma.”
“Heh, masa sih?” Ali
menyerahkan berkas yang tadi bosnya tanda tangani. Untung saja Ali mengecek
kembali berkas penting ini. Alex memijitkan pangkal hidungnya, gara-gara
memikirkan Yuri ia sampai salah dalam melakukan pekerjaan.
“Maaf Ali, saya tidak
focus bekerja. Untuk masalah ini biar saya yang urus.”
“Kalau begitu saya
permisi.”
“Iya.” Alex bangun
dari kursi kerjanya, berjalan ke arah kulkas. Ia merasa tenggerokkanya terasa
kering. Ia menghabiskan minum dalam sekali teguk hingga tandas.
…
"Hari ini Yuri tidak masuk ya?" Adi bertanya kepada Airin, ia masih belum
melihat Yuri masuk hari ini. Padahal jam sudah menujukan pukul 9 pagi,
seharusnya Yuri masih masuk kerja.
“Hari ini Yuri katanya lagi enggak enak badan, tadi dia kabari saya
lewat pesan.”
“Kok dia kabarinya lewat kamu? kenapa enggak ke saya?” Airin hanya
mengangkat kedua bahunya menandakan ia tidak tahu.
“Oke, makasih ya. Mungkin saya harus hubungi dia kenapa dia kasih
kabarnya lewat kamu.” Adi kembali ke ruang kerjanya, ia mikirkan keadaan Yuri
yang tidak masuk kerja, ia yakin sekali alas an Yuri tidak masuk kerja pasti
bukan kerana tidak enak badan, pasti karena dirinya. Sesampainya di ruang kerja
ia langsung membanting pintu membuat karyawan yang lain kaget.
…