Sebelumnya, Li Chang Su merupakan tentara wanita yang berbakat. Setelah mendapatkan gelang naga perak dari kakek misterius, dia terpaksa pindah dimensi ke zaman kuno. Dia ditakdirkan untuk menjadi istri raja perang yang terkenal berdarah dingin. Masalahnya, zaman kuno ini dipenuhi dengan binatang mutasi.
Setelah menikah, keduanya berpetualang untuk mencari penyebab dari merajalelanya binatang mutasi. Karena itu, keduanya memiliki kedekatan yang pasti, cinta tumbuh di hati Li Chang Su. Raja Perang yang berdarah dingin itu ternyata mampu patuh di depan istrinya. Memanjakannya di antara pertarungan binatang mutasi.
Bisakah gelombang binatang mutasi ini diatasi? Bagaimana kisah cinta keduanya yang ditakdirkan gelang naga perak berjalan? Akankah semua misteri terungkap?
Jangan lupa ... Ikuti kisah keduanya dalam novel ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Risa Jey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mu Xianzhai Mengikuti Arus
MU XIANZHAI menyipitkan mata. Mengingat-ingat apa yang sebenarnya terjadi semalam. Mu Hongzhi berkata dia ketiduran dan lupa untuk menjaganya.
Awalnya pria itu ingin mengundang beberapa guru spiritual atau tabib yang berpengalaman dalam hal ini. Tenaga dalam Mu Xianzhai kacau. Meridian pecah hingga muntah darah setiap kali tidak mampu menahannya.
Semalam, itu yang terparah. Hingga dia berpikir keras untuk mencari orang yang bisa menyembuhkannya. Mu Xianzhai sendiri bingung. Dia memperhatikan gelang naga perak di pergelangan tangan kirinya, acuh tak acuh. Sekali lagi, Mu Hongzhi terkejut dengan itu dan bertanya apa yang sebenarnya terjadi semalam.
Lalu Mu Hongzhi juga melaporkan beberapa pembunuh yang datang saat Mu Xianzhai tak sadarkan diri. Dan tiba-tiba saja mereka terbunuh oleh jarum beracun. Seorang pelayan juga terbunuh. Diduga sebagai mata-mata. Seharusnya pelayan itu sering keluar-masuk halaman Rongyu berada.
"Mati karena jarum beracun?"
Mu Xianzhai tampaknya berpikir keras. Siapa kira-kira yang membantunya?
Tapi gelang naga perak ini ....
Dia berusaha mengingat apa yang terjadi semalam. Meski koma, pikirannya cukup sadar. Dia bisa mendengar sayup-sayup suara lembut dan menenangkan seorang gadis. Memintanya untuk menelan obat. Dan saat pandangannya teralih lagi ke gelang naga perak, jantungnya tiba-tiba berdegup kencang.
Seharusnya .... Seharusnya itu adalah Li Chang Su. Su'er nya datang. Itu pasti dia. Tapi kenapa gadis itu tidak kembali padanya?
Dia pasti ada di ibukota. Ia harus mencarinya dengan hati-hati. Setelah merasakan gelombang kegembiraan dalam hatinya, Mu Xianzhai bernapas sedikit lebih cepat. Membuat Mu Hongzhi khawatir.
Tapi sebelum dia mengatakan apapun, Mu Xianzhai lebih dulu menyela, "Kirim seseorang untuk diam-diam mengamati pergerakan Ye Tianli!" Katanya.
"Hah? Ye Tianli?" Mu Hongzhi bodoh lagi untuk sementara waktu, "kenapa harus mengamatinya? Sepupu, aku tahu dia cantik dan menawan karena baju merahnya. Tapi .. sepupu, kamu harus normal untuk mencintai kakak ipar yang belum ditemukan!"
Dia buru-buru berkata untuk menyadarkannya dari benturan koma.
"Apakah Ye Tianli yang mengirim pembunuh itu?" Tuduhnya.
Ingatlah! Masih ada Li Chang Su! Pikirnya penuh persembahan.
"Bodoh! Aku tidak memiliki sepupu bodoh sepertimu!"
Tiba-tiba saja Mu Xianzhai ingin memuntahkan seteguk darah mudanya, "Amati dia. Apakah terhubung kembali dengan orang berjubah hitam itu atau tidak!"
"Sepupu, apa kamu jatuh cinta dengan orang berjubah itu? Ini tidak baik! Kakak ipar harus ditemukan! Betul! Kakak ipar harus ditemukan. Mungkin orang berjubah itu laki-laki. Sepupu ... Mengapa kamu—"
"Banyak omong!"
Mu Xianzhai kehabisan kesabarannya dan menendang pria bodoh itu ke luar kamar.
Mu Hongzhi yang malang di lantai pun terkejut dan segera bangkit. Sebelum dia berteriak lagi, pria di dalam sudah memberi peringatan. Lagi, meminta untuk memanggil tabib pribadi. Dengan perasaan bingung, Mu Hongzhi pergi dan meminta tabib memeriksa kondisi sepupunya.
Saat dia hendak pergi untuk memberi perintah pada orang-orang kepercayaan, salah satu penjaga gelap datang dan melaporkan apa yang terjadi pagi ini. Rongyu tidur dengan seekor ular. Mendapatkan kabar ini, bukannya panik, dia justru tertawa senang. Lalu segera kembali menemui sepupunya untuk melaporkan ini.
"Sepupu, aku punya informasi lain," katanya seraya masuk.
"Sudah memerintah orang?"
Alih-alih penasaran dengan informasi itu, Mu Xianzhai yang tengah diperiksa hanya bertanya.
Mu Hongzhi menggosok hidungnya yang tidak gatal, sangat percaya diri, "Sudah!"
"Informasi apa?" Tanyanya.
"Rongyu tidur dengan seekor ular sanca semalaman," jawabnya sedikit terkekeh.
"Bagaimana bisa ada ular di halaman istana?"
"Aku tidak tahu. Semalam aku tertidur. Tapi penjaga berkata jika ular itu kemungkinan besar masuk melalui jendela yang terbuka. Lalu meringkuk di atas kasur untuk menemaninya," pada akhirnya dia tertawa.
Tapi Mu Xianzhai tidak berpikit demikian. Justru merasa jika ini disengaja. Mungkinkah Su'er nya Semalam Mu Hongzhi tertidur. Rasanya ini tidak logis. Jika itu Li Chang Su, pasti akan datang diam-diam. Pertama, buat Mu Hongzhi tertidur. Lalu masuk tanpa ketahuan oleh penjaga gelap.
Pada saat itulah, dia memberinya obat. Tabib sendiri terkejut saat melihat beberapa botol berisi pil putih yang terletak di meja nakas. Semua ini adalah obat untuk merawat tubuhnya.
Terutama sangat bagus untuk memperbaiki jaringan meridian yang patah. Mengonsumsi ini secara rutin, maka tubuh akan pulih sepenuhnya tanpa ada gejala sisa kultivasi.
Tabib itu sangat ingin mengetahui siapa yang membuat pil. Sangat bagus. Jika ini ada di pasaran, harga perbutir akan melebihi seratus koin perak. Ini juga harga lelang di awal. Tanpa diduga, sebenarnya Mu Xianzhai memiliki banyak dari mereka. Ini membuat tangan tabib itu gemetar ketika memegang botolnya.
Tiba-tiba saja Mu Hongzhi menyambar botol pil dari tabib itu, menyipit mata, "Kalau begitu jangan pegang. Jika itu jatuh, bukankah sia-sia saja!"
"...," Tabib yang tidak berdaya.
Mu Xianzhai mengusir mereka semua. Masalah Rongyu yang didatangi ular, dia tidak peduli. Hari antara dia dan putra mahkota untuk bertemu tinggal menghitung hari. Transaksi ini harus menguntungkan, tapi juga membuat pihak lawan tidak menggerakkan tangan untuknya.
Diam-diam dia membelai gelang naga perak dengan penuh suka cita. Hanya Li Chang Su yang bisa membujuk gelang ini. Tidak ada yang bisa menenangkan naga perak selain dirinya. Dia hanya perlu mengikuti arus dan diam-diam mengamati ibukota.
Dia berteriak pada pelayan yang ada di luar untuk memanggil pengurus rumah tangga. Hal ini harus didiskusikan dengan orang-orang dalam untuk memperindah halamannya. Gadis itu, tidak perlu memiliki halaman sendiri. Cukup untuk satu ranjang dengannya di masa depan.
Bukankah para gadis suka bunga? Dia akan meminta seseorang untuk menanam banyak bunga di halaman ataupun sudut istana. Seharusnya tahun ini, Li Chang Su berusia lima belas tahun. Sudah cukup untuk usia pernikahan.
Dia bangkit dari ranjang dan melepaskan zaoshan-nya yang masih melekat. Lalu memanggil dua pelayan yang selalu menyiapkan kebutuhannya.
"Siapkan air mandi. Raja ini akan melakukan perjalanan ke Istana Kekaisaran."
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Li Chang Su mengalami demam semalam. Yang sungguh tidak diduga. Selain karena kehilangan banyak tenaga dalam, dikarenakan cuaca dingin membuat tubuhnya rentan sakit. Karena hal ini juga, dia sulit untuk mengobati dirinya.
He Ze keluar sambil membawa obat penurun demam dan roti tawar serta selai. Walau Li Chang Su enggan makan, dia harus mengambil beberapa gigitan sebelum akhirnya minum obat.
Berbaring di ranjang dengan selimut yang cukup tebal, salah satu pelayan penginapan tahu gadis itu sakit. Jadi dengan baik hati mengirim sup dan minuman penghangat tubuh.
Tuan pemilik restoran berkata jika Li Chang Su telah membayar penginapan ini dengan harga yang melebihi pasar, sehingga pelayan gratis akan disediakan.
Gadis itu hanya berterima kasih padanya. Pelayan pergi dengan senyum ramah. Mengatakan jika ada sesuatu, bisa memanggil seseorang di luar.
Setelah itu, Li Chang Su dengan tenang membuat dirinya hangat. Di saat demam, kepala menjadi pusing, tubuh tidak nyaman serta tidak memiliki tidur yang baik. He Ze tidak berdaya untuk ini. Hanya bisa membantunya untuk mengurus hal lain.
"Kamu ceroboh lagi," He Ze berkata.
"Siapa yang menyuruhku untuk menemuinya. Bukankah kamu?!" Li Chang Su mencibir, tapi bibirnya agak pucat.
"Tapi aku tidak memintamu untuk mentransfer energi tenaga dalam padanya. Hanya perlu obat saja bukan?"
"...," Dia tidak mau berdebat dengan binatang kecil berbulu itu.
"Katamu, apakah dia akan mengenali aku semalam?" Tanyanya tiba-tiba serius.
"Dengan gelang naga perak, seharusnya mungkin. Tapi jika dia bodoh, lupakan saja."
"....," Entah kenapa dia selalu merasa jika He Ze berharap Mu Xianzhai menjadi bodoh.
Selama setengah hari, Li Chang Su beristirahat. Demamnya sedikit turun. Hanya sedikit. Karena kehilangan banyak energi tenaga dalam, proses penyembuhannya juga sedikit terhambat. Dia sungguh tidak berdaya. Setelah mengganti pakaiannya yang basah karena keringat, dia memilih berbaring lagi.
Tanpa diduga, sosok berpakaian merah sudah bertengger di jendela. Yang lagi-lagi membuat Li Chang Su memutar bola matanya. Terlalu malas harus berbicara dengan pria itu setiap kali bertemu.
"Kenapa di sini?" Tanyanya.
"Kamu sakit?"
Ye Tianli tidak langsung masuk, tapi menyipitkan matanya seraya memegang kipas lipat dengan sembrono.
"Hanya demam," jawabnya acuh tak acuh.
Pada akhirnya, pria playboy itu masuk dan memeriksa suhu tubuhnya. Tangannya yang sedikit dingin membuat Li Chang Su merasa nyaman di dahinya. Sangat panas. Bagaimana mungkin haya demam. Wajah Li Chang Su menjadi merah karena tubuhnya yang demam.
Ye Tianli tahu, semalam gadis ini berlari menuju istana raja perang. Ketika kembali, tubuhnya lemah. Menurut tebakannya, gadis itu harus menyembuhkan seseorang dengan ilmu tenaga dalam. Sehingga dia sendiri melupakan kesehatan. Dia mendesah. Kadang dia menyukai sifat gadis ini yang acuh tak acuh dan tidak tertarik padanya.
Semakin seorang gadis sulit didapat, dia semakin ingin mendapatkannya. Orang lain mungkin tidak tahu jika dia sendiri memiliki beberapa selir di halaman belakang.
Semua selirnya tidak bisa cemburu pada wanita manapun karena dirinya sendiri seorang playboy. Jika mereka tidak suka, keluarlah dari kediaman Ye.
"Apakah kepalamu masih pusing?" Tanyanya perhatian.
"Yah ... Sedikit."
Li Chang Su tidak berbohong. Dia tidak memiliki pemikiran apapun selain merasa jika Ye Tianli memperlakukannya seperti seorang dermawan.
terima kasih 💚
semoga selalu sehat dan semangat membuat karya baru 💕