NovelToon NovelToon
MADU YANG KU NAFKAHI

MADU YANG KU NAFKAHI

Status: sedang berlangsung
Genre:Pihak Ketiga / Suami Tak Berguna / Selingkuh / Romansa
Popularitas:8.4k
Nilai: 5
Nama Author: Hasri Ani

Mursyidah Awaliyah adalah seorang TKW yang sudah lima tahun bekerja di luar negeri dan memutuskan untuk pulang ke kampungnya. Tanpa dia tahu ternyata suaminya menikah lagi diam-diam dengan mantan kekasihnya di masa sekolah. Suami Mursyidah membawa istri mudanya itu tinggal di rumah yang dibangun dari uang gaji Mursyidah dan bahkan semua biaya hidup suaminya dan juga istrinya itu dari gaji Mursyidah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hasri Ani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

PANIK

Rukmini mendekati Gunadi yang duduk termenung seorang diri di depan rumah. Sudah hampir setengah jam dilihatnya anaknya itu hanya diam saja.

"Belum berangkat Gun? Ibu lihat sejak tadi kamu melamun saja, apa yang kamu pikirkan?" Rukmini menarik kursi yang ada di dekat Gunadi lalu mendudukinya.

"Kepalaku pusing bu, pikiranku kacau." Gunadi memegang pelipisnya setelah itu mengacak-acak rambutnya.

"Apa masalahmu? Ada masalah di kiosmu?" Gunadi menggelengkan kepalanya lemah, lalu menghempaskan napas yang terdengar berat.

"Aliya sudah tau semuanya bu. Dia sudah tau kalau aku sudah menikah lagi dan --"

"Tau dari siapa? Adiknya, Aini? Atau tetangganya yang tua itu?" potong Rukmini. Gunadi kembali menggeleng.

"Bukan bu, bukan dari mereka berdua. Wanita tua itu saja tidak punya henpon dan mungkin juga nggak tau cara pakainya. Sedangkan Aini tidak akan berani memberitahu kakaknya itu. Aku sudah mewanti-wanti dia agar tidak menghubungi kakaknya waktu di pemakaman ibunya dulu," ucap Gunadi menanggapi.

"Itu kan masalah ibunya yang meninggal, tapi kalau tentang kamu menikah lagi kan nggak," sanggah Rukmini.

"Aliya taunya semalam bu. Dia curiga saat melihat foto pernikahanku dengan Astuti yang di gantung di dinding rumah walaupun foto itu tidak terlalu jelas dilihatnya, lalu dia juga nggak sengaja melihat foto-foto yang ibu pajang di rak kemarin. Kenapa ibu taro foto Astuti dan Celia di situ? Kan sekarang jadi masalah... Aliya minta cerai bu."

"Hah! Minta cerai? Ya sudah kabulkan aja keinginannya itu, ceraikan dia sekarang!" ujar Rukmini jengkel. "Ibu memang sengaja menarok poto di sana supaya tetangga kita yang jauh yang ikut arisan jadi tau kalau Astuti adalah istrimu bukan si Mursyidah lagi." Wanita itu terus saja menggerutu tidak mau disalahkan oleh anaknya.

"Ya nggak bisa begitu bu. Dia kan sumber uang kita," sahut Gunadi tanpa peduli ocehan ibunya.

"Apa sih mau itu perempuan? Kenapa dia nggak mati aja di sana sekalian!" umpat Rukmini. Gunadi menoleh pada ibunya itu.

"Jangan begitu bu, kasian nanti Amar nggak punya ibu," ujar Gunadi pada ibunya yang mudah sekali mendoakan yang buruk untuk Mursyidah.

"Kenapa kamu yang marah? Harusnya kamu berterima kasih sama ibu, nanti kalau dia mati kan kamu yang dapat warisannya." Rukmini berdiri dari duduknya

Dan meninggalkan Gunadi sambil mengomel. Gunadi menggeleng-gelengkan kepalanya melihat sikap ibunya yang mudah sekali mengumpat dan mengatakan keburukan untuk orang lain.

**

Dua minggu telah berlalu. Kepanikan mulai melanda Gunadi dan keluarganya. Lelaki itu sudah tidak memegang uang sama sekali dan kios tempatnya berjualan pun sepi pembeli. Pagi ini dia kembali meminta uang pada Astuti istrinya.

Astuti mengambil dua lembar uang berwarna merah yang dia selipkan diantara lipatan bajunya dalam lemari. Setelah menghitung sisanya ia kembali menyimpan uang itu. Itu adalah simpanannya yang tidak diketahui oleh suaminya. Sudah dua minggu suaminya itu tidak memberinya uang dan selama itu pula dia mengutip sedikit demi sedikit uang simpanannya untuk kebutuhan sehari-hari.

Astuti berjalan keluar menemui Gunadi yang sedang menggendong Celia. Sudah dua hari anak itu rewel karena sedang sakit.

"Nih mas! Cepat di ganti ya mas, aku nggak enak sama temanku. Sudah lima ratus ribu semuanya," kata Astuti sembari memberikan selembar uang seratus ribu yang dia pegang. Dia sengaja berdusta dengan mengatakan jika itu adalah uang yang dia pinjam dari orang lain.

"Kok lima ratus ribu?" protes Gunadi. Lelaki itu

Menyerahkan Celia pada Astuti karena anaknya itu merengek ingin digendong oleh ibunya.

"Lha iyalah! Waktu itu kamu juga minta seratus ribu terus buat belanja dapur dan juga kemarin aku bawa Celia berobat. Itu semua nggak kamu hitung, itu kan kewajiban kamu mas!" Astuti sewot menanggapi protes suaminya tersebut.

"Dek... sementara jual dulu aja perhiasan kamu, nanti kalau mas punya uang mas ganti."

Astuti yang saat itu sedang menepuk-nepuk lembut punggung anaknya menoleh cepat pada Gunadi. Matanya mendelik tidak suka dengan ucapan suaminya itu.

"Nggak! Aku nggak akan pernah menjual perhiasanku. Uang dapur dan semua kebutuhan rumah tangga kita adalah kewajibanmu, ngapain bawa-bawa perhiasanku!"

"Perhiasanmu itu juga kan mas yang beli, apa salahnya jika dijual dulu nanti mas belikan lagi." Bujuk Gunadi.

Lelaki itu saat ini benar-benar sedang bingung. Isinya kiosnya semakin berkurang dan hanya tinggal sedikit.

Banyak pembeli yang kecewa karena barang yang mereka inginkan tidak ada. Saat ini Gunadi buth suntikan dana untuk menambah barang dagangannya. Satu-satunya jalan yang terpikirkan olehnya saat ini adalah menjual perhiasan istrinya yang banyak itu.

"Kan memang kewajibanmu membelikan istri perhiasan mas dan sekarang semuanya itu hak aku, kamu nggak bisa memintanya lagi!" bantah Astuti.

"Aku nggak minta, cuma pinjam sementara. Nanti aku ganti kalau sudah ada uangnya." Gunadi berusaha meyakinkan Astuti. Istrinya itu tetap bersikukuh menolak, tidak seperti istri pertamanya yang gampang luluh jika dirinya sudah mengeluh dan kesusahan.

"Nggak! Pokoknya nggak! Bu... tuh mas Gun suruh aku menjual perhiasanku!"

Astuti berteriak pada Rukmini saat melihat ibu mertuanya itu keluar dari rumah sebelah. Rukmini berjalan menghampiri anak dan menantunya.

"Memang untuk apa kamu menyuruh Astuti menjual perhiasannya Gun?"

Rukmini berdiri di sebelah Astuti dan meraba kening Celia yang berada dalam gendongan menantunya tersebut.

"Tentu saja untuk kebutuhan sehari-hari rumah tanggaku, bu. Satu lagi aku juga butuh tambahan modal bu, isi kiosku sudah nggak ada. Saat ini aku nggak punya uang kemana lagi aku harus minta tolong," kata Gunadi menjelaskan. Raut wajahnya berkerut karena kesal.

Rukmini terdiam mendengar penjelasan anaknya. Dia tahu anaknya itu sedang dalam kesulitan keuangan karena kiriman yang diharapkan belum juga datang dan mungkin saja tidak akan pernah datang lagi. Rukmini yakin jika Mursyidah sudah menghentikan kirimannya dan tidak akan memberi biaya lagi pada Gunadi apa pun alasannya.

"Ibu setuju dengan Gunadi, Ti. Memang sebaiknya kamu jual dulu salah satu perhiasanmu untuk menambah modalnya, terus ibu minta sedikit karena arisan kemarin ibu masih hutang dan minggu depan sudah masuk arisan yang baru." Rukmini ikut membujuk menantunya.

Astuti merenggut seketika karena tidak suka mendengar ucapan ibu mertuanya. Tadinya dia mengadu berharap mendapat pembelaan dari ibu suaminya tersebut.

"Iihh! kenapa harus perhiasan aku? Kenapa nggak punya ibu aja! Perhiasan ibu kan juga banyak dibeliak mas Gun," bantah Astuti yang membuat Gunadi berang seketika. Lelaki itu menggebrak meja dengan kedua tangannya sehingga menimbulkan suara yang keras dan membuat terkejut semua yang ada di sana termasuk juga Celia. Bocah perempuan itu menangis kencang. Tangisannya melengking dan tidak bisa ditenangkan. Astuti dan Rukmini menjadi panik karenanya. Mereka berdua khawatir karena celia yang sedang sakit.

Di saat yang bersamaan sebuah pesan masuk ke ponsel Gunadi hingga pria itu cepat membacanya.

kita] [Bulan depan aku pulang dan mengurus perceraian

Gunadi tertegun membaca kalimat pesan tersebut. Saat ini dia benar-benar bingung sekaligus juga panik. Apa yang harus dilakukannya? Dia tidak menyangka akan seperti ini akhirnya. Semua rencana yang dia susun buyar sudah. Saat ini dia tidak punya simpanan sama sekali dan pernikahannya akan segera berakhir. Penderitaan sudah menunggunya di depan mata. Gunadi memejamkan matanya karena penghilatannya yang sudah mulai berkunang-kunang. Lelaki itu jatuh tersandar di kursi yang tadi di dudukinya.

"Gunadi!"

"Mas!"

Rukmini dan Astuti menjerit karena panik.

1
Siti Zaid
Author..terima kasih selalu update ceritanya berkali2...cerita makin menarik..kakak tunggu terus sambungan cerita nya...🤭
Hasri Ani: heheee makasi kembali sudah mampir... 😁😁
total 1 replies
Siti Zaid
Malangnya mursyidah bersuamikan Gunadi..sepatutnya dia merasa bimbang dan risau akan keselamatan mursyidah..malah harta warisan yg difikirkan😠benar2 benalu siGunadi
Ma Em
Gunadi bkn nya sedih mendengar kabar bahwa Mursydah kecelakaan dan meninggal eh malah senang karena akan dapat warisan , tdk taunya Mursydah nya msh sehat segar bugar tambah cantik lagi pasti Amar akan menyesal .
CB-1
semakin menarik ceritanya..makasih author cantik sehat slalu biar makin banyak update nya
Hasri Ani: aamiin.. semoga suka dengan cerita nya😁😁
total 1 replies
CB-1
penasaran apa yg di sembunyikan kinasih
Siti Zaid
Author..terima kasih sudah update berkali2..terbaiklah👍👍👍
Hasri Ani: makasih kembali sudah mampir say... 😁😁
total 1 replies
Siti Zaid
Betapa tidak tahu malu Astuti..sudah rampas suami mursyidah..malah duit hasil titik peluh mursyidah pun dia nak juga..dasar benalu...😠
N Wage
semangat Thor...kutunggu lanjutannya.
N Wage
TOP👍👍👍👍♥️♥️♥️
aku suka cerita halu yg realitis.
N Wage
dan cahaya adalah anak Gunadi yg gak diakui oleh Gunadi.
N Wage
apakah Kinasih pernah selingkuh sama Gunadi?
Ma Em
Bagus Mursydah kamu jgn tertipu lagi sama suamimu yg mokondo itu Mursydah cuma di porotin duitnya doang untuk kasih menyenangkan istri mudanya juga keluarganya , balas semua perbuatan Gunadi yg sdh membohongimu Mursydah buat si Gunadi menyesal .
Hasri Ani: sabar saaayyy sabaaar🤭🤭🤭
total 1 replies
Siti Zaid
Geram banget pada Gunadi..bohong terus ya hidupnya sekarang..takut ketahuan...sayang semua kelakuan busuknya sudah diketahui sama mursyidah...
Siti Zaid
Terima kasih author selalu update ceritanya...👍👍👍penasaran apakah ada rahsia yg disembunyikan kinasih..
Siti Zaid
Nyaris ketahuan sama Gunadi..kalau ketahuan bisa2 nya gagal rancangan mursyidah...
Ma Em
Sudah tdk sabar Thor Mursydah bertemu dgn Gunadi setelah melihat Mursydah cantik pasti Gunadi kaget , tapi Mursydah tetap hrs cerai sama Gunadi biar Mursydah berjodoh dgn ayah temannya Amar 😄😄
Hasri Ani: 🤣🤣🤣ketika jodoh diatur netizen🤣🤣🤣.. hehehe makasi sudah mampir semoga tetap suka ceritanya..
total 1 replies
Siti Zaid
Author ditunggu lanjutannya ya..nak lihat bagaimana mursyidah membalas sakit hatinya pada suami dan juga madunya😠
Hasri Ani: makasi say sudah mampir.. sehat selalu
total 1 replies
Siti Zaid
Terima kasih author sudah update beberapa episode lagi👍👍👍
Siti Zaid
Mursyidah..perempuan yg dikhinati itu harus kuat dan tabah..bangunlah dan balas semua perbuatan suami mertua dan madu mu itu...biar mereka menyesal kerana telah mengkhanati kamu😠
Siti Zaid
Cerita yg menarik..author anda hebat kerana bisa bikin cerita bisa bikin hati panas bila membacanya..terbaik👍👍👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!