Mengisahkan tentang Ling Yi, seorang gadis desa yang mendadak kehilangan kebahagiaannya akibat suatu bencana tak terduga.
Bukan karena musibah, melainkan karena peristiwa kebakaran yang di sengaja oleh pasukan jahat dari suatu organisasi rahasia.
Di saat itu pula, Ling Yi juga menyadari bahwa ia memiliki suatu keistimewaan yang membuat dirinya kebal terhadap api.
Malam itu, kobaran api yang menyelimuti rumah mungilnya itu akhirnya menjadi saksi bisu tentang kepedihan, kesedihan, kemarahan, serta kebencian yang memuncak dalam tekadnya untuk membalaskan dendam.
"Tidak bisa aku maafkan! Penderitaan ini, aku pasti akan mengingatnya seumur hidupku!"
"Akibat ulah mereka, aku sampai harus kehilangan ibuku, ayahku, tempat tinggal, serta semua harta bendaku,"
"Aku bersumpah! Suatu hari nanti, aku pasti akan menghabisi mereka semua dengan apiku sendiri!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SSERAPHIC, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hari Yang Baru
Beberapa jam kemudian, Xiao Feng tersontak bangun setelah ia tidak sengaja tertidur. Matanya langsung menoleh ke kanan dan ke kiri, memperhatikan sekeliling terowongan itu yang terlihat kosong yang membuatnya mengernyit heran.
"Sudah berapa lama aku tertidur? Dimana dia? Apa dia masih belum kembali? Kemana dia pergi?" gumam Xiao Feng dalam hatinya penuh kebingungan, tentang kemana perginya Yan Cheng sebenarnya.
Xiao Feng pun berdiri perlahan. Ia meregangkan tubuhnya yang terasa kaku, berusaha rileks untuk bisa menikmati kedamaian dan menyambut hari yang baru.
Xiao Feng berniat untuk keluar dari terowongan itu, untuk mencari tau tentang keberadaan Yan Cheng. Namun, sebelum itu, tiba-tiba Xiao Feng teringat dengan Ling Yi.
"Dia sudah bangun atau belum ya?" tanya Xiao Feng dalam hatinya. Rasa penasaran pun akhirnya membawa Xiao Feng melangkah menuju ruangan tempat para sandera di kurung. Di ambang pintu, Xiao Feng melihat bahwa orang-orang di sana masih tertidur dengan lelapnya.
Xiao Feng pun tersenyum tipis saat sepasang matanya berhasil menemukan sosok yang ia cari, Ling Yi, yang masih terlelap di sebelah ayahnya.
Meski tempat itu memang kurang layak untuk di huni, namun setidaknya Xiao Feng cukup merasa lega melihat para sandera bisa tidur nyenyak di tempat itu tanpa adanya lagi gangguan dari pasukan jahat yang telah menyiksa mereka selama ini.
Tidak ingin mengganggu tidur nyenyak mereka, Xiao Feng pun memilih pergi meninggalkan terowongan itu dengan menaiki anak menaiki tangga. Sesampainya di atas, Xiao Feng dibuat tersenyum lega saat melihat pintu gua yang kemarin gelap, kini sudah bercahaya terang, menandakan bahwa pagi telah tiba.
Xiao Feng pun melangkah keluar dari gua, hingga menemukan pemandangan tak terduga yang membuatnya terkejut. Dari kejauhan, ia melihat Yan Cheng datang mendekati gua dengan membawa beberapa prajurit berkuda, yang tak lain merupakan prajurit dari istananya sendiri, kerajaan Fengming.
Xiao Feng lalu menyeringai, merasa tak percaya melihat tingkah pria yang baru saja menjadi sahabatnya itu. Ia pun langsung mengerti maksud Yan Cheng melakukan itu semua.
"Oh... jadi begitu ya?" ucap Xiao Feng terkesan, setelah mengetahui maksud Yan Cheng yang sebenarnya.
"Hai, apa kau mencariku?" ucap Yan Cheng sembari menyeringai, saat dirinya sudah sampai tepat di hadapan Xiao Feng.
"Jadi kau berbohong padaku, ya? Berani sekali kau ini," ucap Xiao Feng sembari memukul pelan dada Yan Cheng.
"Akh... baiklah, aku minta maaf. Tapi, mereka semua membutuhkan ini, kan?" ucap Yan Cheng dengan sedikit menyombongkan dirinya.
Xiao Feng pun tersenyum menatap para prajuritnya yang sudah membawa banyak perbekalan makanan dari istana, untuk diberikan kepada sandera sebagai sarapan pagi.
"Hm, kau benar. Baiklah, aku memaafkan untuk kali ini," ucap Xiao Feng sembari menyeringai, dan bergantian menyombongkan dirinya. Mereka berdua pun akhirnya tertawa bersama.
"Prajurit, siapkan makanannya. Aku akan memanggil mereka semua untuk sarapan bersama di sini," perintah Xiao Feng pada prajuritnya.
"Baik tuan!" jawab prajurit itu dengan lantang.
Ternyata benar, kemarin malam Yan Cheng tidak kembali, melainkan ia pergi sendirian menuju Kerajaan Fengming, istana Xiao Feng. Dengan kemampuannya yang dapat berubah wujud menjadi bayangan, Yan Cheng pun bisa sampai hanya dalam beberapa menit saja.
Sesampainya di sana, ia lalu meminta bantuan kepada para prajurit untuk ikut bersamanya dan menghantarkan perbekalan makanan untuk para sandera, hingga akhirnya mereka semua tiba di markas Malam Hitam tepat pada pagi harinya.
Di saat prajurit sibuk menyiapkan makanan, Xiao Feng dan Yan Cheng pun memasuki gua dan menuruni anak tangga menuju terowongan bawah tanah.
"Apa Ling Yi masih tidur?" tanya Yan Cheng pada Xiao Feng. Xiao Feng pun mengangguk.
"Iya, sepertinya ia tidur dengan sangat nyenyak saat bersama ayahnya," jawab Xiao Feng sambil tersenyum.
"Syukurlah," jawab Yan Cheng sambil tersenyum tipis.
Di ujung anak tangga, ternyata mereka bertemu dengan Ling Yi yang hendak naik.
"Kalian? Darimana saja kalian?" tanya Ling Yi bingung, dengan sepasang matanya yang masih terlihat sayu.
"Kamu sudah bangun? Apa tidurmu nyenyak?" tanya Xiao Feng menghampirinya. Ling Yi pun mengangguk, dan tersenyum bahagia.
"Tentu saja. Itu adalah tidur paling nyenyak yang aku harapkan sejak lama. Tidak ada yang lebih baik daripada melihat wajah ayahku di sampingku," ucap Ling Yi dengan sedikit terharu, karena akhirnya ia bisa bertemu lagi dengan ayahnya yang ternyata masih hidup.
Xiao Feng dan Yan Cheng pun tersenyum dan turut bahagia dengan apa yang Ling Yi alami.
"Silahkan, semuanya. Tidak perlu sungkan. Nikmatilah dan makan hingga kenyang," ucap Xiao Feng kepada warga yang telah berhasil di evakuasi ke luar gua.
"Ayo pak, bu, silahkan di makan," ucap Ling Yi dengan lembut.
Para warga pun mengucapkan ribuan terima kasih kepada mereka, dan menikmati sarapan yang sudah di hidangkan oleh para prajurit. Begitu pula Ling Yi, Xiao Feng, dan Yan Cheng, serta para prajurit yang ikut sarapan bersama-sama.
Mereka sarapan pagi sembari mengisinya dengan obrolan ringan, dan bercanda tawa bersama. Para warga pun juga menceritakan bahwa selama mereka di dalam sana, mereka sudah di jadikan budak oleh pasukan Malam Hitam, dan sangat jarang di beri makan.
Mereka bahkan juga di paksa bekerja setiap hari, dan sering mendapat siksaan berupa cambukan dari pasukan-pasukan itu. Oleh karena itu, mereka sangat bersyukur karena hari ini mereka semua bisa bebas dari siksaan Malam Hitam.
Berhubung para warga itu sudah tidak memiliki tempat tinggal, Xiao Feng pun memutuskan untuk memulai proyek pembangunan pemukiman di wilayah kekuasaan Kerajaannya yang memang masih baru, dan mengajak para warga untuk tinggal, dan menjadi rakyat di wilayahnya itu.
Xiao Feng pun menjanjikan kepada mereka, bahwa mereka semua akan tinggal di tenda pengungsian untuk sementara waktu, sembari menunggu proyek pembangunannya selesai. Dan setelah itu selesai nanti, barulah warga desa itu bisa tinggal di rumah baru mereka masing-masing.
Begitulah murah hatinya Xiao Feng, yang memiliki sifat dermawan juga bijaksana persis seperti ayahnya. Dalam sekejap, ia pun berhasil menuai ribuan pujian dan ucapan terima kasih dari para warga yang berdecak kagum dengan kebaikan hatinya.
Seusai sarapan, mereka semua pun membereskan tempat itu bersama-sama, kemudian memutuskan untuk berangkat menuju Kerajaan Fengming dengan hati yang bahagia.
"Tunggu, semuanya!" ucap Ling Yi.
Belum jauh mereka melangkah, tiba-tiba saja Ling Yi meminta mereka semua untuk berhenti. Xiao Feng dan Yan Cheng pun menoleh menatapnya.
"Ada apa, Ling Yi?" tanya Xiao Feng penasaran.
"Kenapa, Ling Yi? Ada apa?"
🤗