Mencinta kembali, apakah mungkin bagi Dewi Bhuana Joyodiningrat. Diusianya yang sudah lebih dari kepala 4 sekarang, dirinya kembali dihadapkan oleh 2 pria dari masa lalunya.
Ditinggalkan begitu saja, membersarkan anaknya sendirian. Dan kini orang itu kembali hadir berbarengan dengan orang lain dari masa lalunya.
Hendra Kusuma dan Aji Kurniawan. Satu adalah mantan suaminya, dan yang satu adalah temannya.
Siapakah dari kedua pria itu yang bisa membuat Dewi kembali mencinta?
Akankah putri Dewi yang bernama Aisya menerima kembali sang ayah yang meninggalkan mereka bahkan saat dia tidak diketahui sudah ada?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Loving Again 09
"Bagaimana kabar Tante, Ais?"
"Alhamdulillah baik, Mas Abra. Mas tidak masalah menjemput ku. Mas sedang tidak sibuk kah?"
"Tenang saja, yang jadi next pimpinan kan Kak Akhza jadi aku mah santai, Ais. Ya sudah balik dulu yuk ke rumah. Kamu sementara tinggal di tempat kami kan?"
Aisya menganggukkan kepala, dia memang akan tinggal dikediaman kakak dari sang ibu untuk sementara waktu. Mungkin sampai ibunya kembali dari luar jawa.
Tapi yang pasti, dengan tinggal di kediaman Rama dan Sita, mobilitas ke RSMH dan Universitas Nusantara lebih cepat dan mudah.
"Pakde sekarang sudah tidak ke perusahaan kah, Mas?"
"Masih kok, Ayah masih ke perusahaan. Aku dan Kak Akhza katanya belum bisa dilepas sendiri hahaha."
Aisya ikut tertawa. Terkadang jika melihat kedekatan para sepupunya dengan ayah mereka, cukup membuat Aisya yang tidak memiliki ayah merasa iri.
Namun ketika mengingat kejadian kemarin, Aisya tidak lagi memiliki rasa iri itu. Ia bersyukur malah, tidak harus mengenal ayah kandungnya yang tidak bertanggungjawab.
Meskipun cerita aslinya belumlah diketahui oleh dirinya, tapi Aisya sudah bisa menduga-duga.
"Abang di rumah tidak ya?"
"Kalau jam-jam segini, kayaknya di A-DIS deh. Abang pulang sore. Tapi kadang Abang pulang lebih cepet kalau si kembar lagi susah buat dikendalikan."
Aisya sering mendengar hal itu, kakak sepupunya yang satu memang sedang sibuk-sibuknya di rumah karena memiliki anak kembar. Dia jadi sedikit merasa bersalah kemarin karena meminta tolong.
Drtzzz
Ponsel Aisya berbunyi. Rupanya itu dari Kai. Ia berpikir Kai akan tidak secepat itu memberikan hasil atas permintaanya tersebut. Namun ternyata tidak demikian. Kakak sepupunya tersebut nyatanya menelpon untuk memberitahu tentang apa yang ingin Aisya ketahui.
"Ais, aku sudah mengirimkannya melalui email ya. Nanti cek saja. Ah iya sudah sampai rumah?"
"Iya Bang, makasih ya. Maaf jadi ngerepotin Abang. Padahal Abang sedang sibuk. Ini masih di jalan. Sebentar lagi sampai."
"Ish tidak masalah. Itulah gunanya keluarga. Ya sudah kalau begitu. Katakan kepada Abra, jangan ngebut membawa mobilnya."
Aisya hanya tertawa, di tidak akan menyampaikan itu kepada Abra. Karena pada dasarnya dia pun kadang suka melakukan hal tersebut jika dalam kondisi terdesak.
Terlebih Aisya juga terbiasa menjadi penumpang dari pengemudi yang suka berkendara cepat. Siapa lagi kalau bukan sang ibu. Dewi sering melakukan itu dengan dalih untuk mengejar waktu. Hanya saja kehati-hatian dan keamanan tetap lah paling utama.
Sesampainya di kediaman, Aisya di sambut dengan hangat oleh pakde dan budhe nya. Rama dan Sita sangat senang sekali saat keponakannya itu datang.
Rumah pastinya akan menjadi lebih ramai lagi. Terlebih sekarang putri bungsunya sudah dibawa ke rumah sang suami. Jadi kedatangan Aisya seolah menjadi pengganti Ana yang sudah pindah rumah bersama suaminya.
"Ibu bagaimana kabarnya, nduk?"
"Baik Pakdhe, alhamdulillah."
"Kapan katanya Ibu mu mau nyusul?"
"Setelah murid-muridnya selesai pentas atau lomba gitu Budhe."
Sedikit wawancara dilakukan Rama dan Sita terhadap keponakannya. Setelah itu mereka membiarkan Aisya masuk ke kamar untuk istirahat.
Dua orang tua itu saling pandang dan sama-sama menghela nafas mereka.
Tidak pernah Rama duga kalau kehidupan Dewi akan seperti ini. Sungguh kesenjangan yang nyata dengan kehidupan dirinya.
Jika untuk soal finansial, tentu itu tak jadi soal. Meskipun Dewi tidak terjun ke perusahaan, sebagai pemilik saham JD Grup, Dewi tetap mendapatkan keuntungan. Saat ini yang tengah Rama pikirkan tentang kehidupan pribadinya.
"Aku bersyukur tidak mengalami kesendirian itu terlalu lama karena kamu muncul dalam hidupku, Mas. Tapi Dewi, aku sungguh merasa sedih akan dirinya."
"Ya, itulah yang aku maksudkan sayang. Hingga saat ini pun dia hanya memilih diam, tidak mau menjelaskan apapun. Tapi mau bagaimana lagi, itu sudah jadi pilihannya."
Ya memang benar, itu sudah jadi pilihan Dewi. Bahkan ketika Dewi memutuskan untuk tinggal sendiri jauh dari keluarga pun, itu sudah menjadi jalannya. Padahal keluarganya sangat ingin merengkuhnya namun dia tidak ingin.
Di dalam kamar Aisya tengah merebahkan tubuhnya. Hal yang pertama dia lalukan adalah memberi kabar kepada ibunya bahwa dia telah sampai. Lalu setelahnya adalah membuka surel dari sang abang. Dimana dirinya meminta kakak sepupunya itu untuk mencarikan informasi terkait dengan pria yang merupakan ayah biologisnya.
Dulu sebenarnya Aisya sempat berpikir dan takut kalau dirinya adalah anak hasil dari hubungan terlarang. Saat beranjak dewasa, dia pun menanyakan hal tersebut kepada ibunya.
Tentu saja Dewi tak langsung memberi tahu tentang hal tersebut. Hingga akhirnya Aisya mendesaknya.
Setelah itu barulah Dewi mau bercerita.Dewi pun mengeluarkan buku nikah yang ternyata masih di simpan. Dari sana Aisya tahu cerita yang sebenarnya tentang ayah biologisnya.
"Pria macam apa yang tidak tahu istrinya hamil. Dasar brengsek," umpatnya. Dia masih kesal jika mengingat cerita itu. Cerita tentang Dewi yang diceraikan tiba-tiba tanpa alasan.
Dan dia mendapati fakta kemarin bahwa pria itu memiiki keluarga yang bahagia. Dimana ada anak perempuan yang usianya mungkin tak jauh dari dirinya.
Sebenarnya otak Aisya sudah berputar dan membuat kesimpulan. Namun dia tetap ingin fakta yang lebih valid lagi. Maka dari itu dia meminta bantuan sang kakak sepupu.
"Hendra Kusuma 50 tahun, anak perempuan usia 23 tahun, Aqila Henida Kusuma. Akan menempuh pendidikan S2 di UN. Istri Delia Ariyati 45 tahun. Rumah di Bogor, pemilik perkebunan. Hmmm jadi begini ... ."
Aisya terus membaca semua yang didapat oleh Kai. Dia sangat antusias untuk mengetahui lebih dalam terkait pria yang tidak pantas dipanggil Ayah itu.
Namun saat membaca hasil itu, Aisya merasa ada bagian yang kurang atau bisa jadi dilewatkan oleh Kai.
Aisya mengambil ponselnya untuk menghubungi Kai. Dia ingin menanyakan tentang hal yang menurutnya kurang itu.
"Maaf Bang kalau Ais ganggu. Bang, sepertinya banyak hal yang Abang lewatkan ya. Aku merasa ada sesuatu yang seharusnya penting tapi Abang skip."
"Hahahah, hiiih kamu menyebalkan Ais. Kenapa bisa ngeh sih? Iya benar, memang ada hal yang terlewat. Penyelidikan Abang tentang Hendra tentu tidak sesimple itu. Tenang nanti Abang kirimkan lagi. Tapi, ada syaratnya."
Aisya mengerutkan keningnya, dia heran kenapa sang kakak bicara demikian. Tapi Aisya tak mau banyak berpikir. Yang terpenting dia harus tahu dulu apa itu informasinya.
"Apa Bang syaratnya?"
"Pertama, jangan sampai semua hal tentang pria ini mengganggu koas mu. Yang kedua, jangan terburu-buru dalam mengusik mereka. Ingat gunakan cara cerdas dan elegan jika kamu mau melakukannya. Aku tahu apa yang akan kamu lakukan jika mengetahui segalanya. Tapi tetap tahan. Ibumu sudah bertahan sejauh ini dan melakukan segala hal untuk kamu. Jangan sampai dia kecewa akan itu."
"Oke Bang, aku paham. Aku mengerti. Aku juga tidak mau membuat Ibu sedih dan kecewa."
"Bagus, aku akan kirimkan sekarang juga. Ingat syarat Abang oke."
TBC
Jatuh cinta berjuta rasanya
Biar siang, biar malam terbayang wajahnya
Jatuh cinta berjuta indahnya
Biar hitam, biar putih manislah tampaknya
🎶🎶🎶🤣
emng y,yg nmanya jth cnta tu ga pndang usia....brsa msih 17 thn....mga jdoh sm dewi y bang....