Chelsea bahagia saat orangtuanya menjodohkan dirinya dengan Reno, putra sahabat mereka.
Berbanding terbalik dengan Reno yang terpaksa menerima perjodohan itu karena ancaman papanya.
Segala usaha dilakukan Reno untuk membuat Chelsea membatalkan perjodohan mereka. Mulai dari memperkenalkan Sherly, teman SMA-nya sebagai kekasih sampai membuat Chelsea melihatnya tidur dengan Sherly di kamar hotel, namun semua itu tidak menggoyahkan Chelsea untuk meneruskan perjodohan mereka.
Chelsea akhirnya menyerah setelah Sherly datang dan menunjukkan bukti kalau wanita itu sedsng hamil dari benih Reno.
Chelsea pun pergi menjauh dan memutuskan kembali setelah 4 tahun berlalu dan tampil sebagai Chelsea yang berbeda
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bareta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Memulai Perlawanan
“Bisakah aku minta nomor Chelsea, Nia ?”
Siang ini selesai menemui dosen, dengan bantuan Dio, Reno menemui Nia di kantin kampus.
Hanya ada Tomi dan Dio yang menemaninya, Edo tidak ada jadwal ke kampus hari ini.
“Bukan hak aku memberikan nomor Sea pada orang lain, apalagi kamu. Kalau sekedar ingin mengucapkan terima kasih silakan kamu sampaikan pada Om Agam atau Tante Nina.”
“Aku bukan sekedar ingin minta maaf dan mengucapkan terima kasih, Nia. Aku benar-benar ingin bicara dengan Sea karena ada hal penting yang ingin aku sampaikan.”
“Chelsea pergi untuk menghapusmu dalam hidupnya dan melupakan semua rasa sakit yang terus menghancurkan hatinya, jadi tolong biarkan dia tenang. Anggap saja surat pernyataan itu kado terakhir darinya.”
“Tapi Nia…”
“Sudahlah Ren, belajarlah menerima kenyataan,” Dio memotong ucapan sahabatnya. “Jangan berharap terlalu berlebihan. Elo harus sadar seberapa besar luka yang elo torehkan dan apa mungkin semudah itu Chelsea melupakannya.”
“Gue setuju dengan Nia dan Dio, Ren,” Tomi ikut bicara. “Berikan waktu pada Chelsea untuk menata hatinya dan menyembuhkan lukanya.”
Reno menghela nafas dengan wajah kecewa. Dahinya berkerut. Bukan tidak ingin mengerti dan memberi ruang untuk Chelsea menyembuhkan dirinya sendiri.
Beberapa hari ini pikiran Reno benar-benar tidak bisa tenang. Bagaimana kalau satu-satunya jalan menyembuhkan luka Chelsea adalah melupakan dan menghapus Reno dari dalam hidup gadis itu ? Berarti Reno akan kehilangan Chelsea untuk selamanya.
“Nia,” tatapan sendu Reno membuat Nia hampir saja luruh karena iba.
“Tolong sampaikan pada Chelsea kalau perlu setiap kali kamu berkomunikasi dengannya, katakan kalau aku sangat-sangat menyesal dan minta maaf atas semua perbuatanku padanya.”
“Kalau aku ingat,” ejek Nia sambil tersenyum sinis.
“Tolong minta pada Sea untuk memberikan aku satu kesempatan bertemu dengannya. Hanya satu kesempatan. Dan aku akan terus menunggu di sini sampai kesempatan itu diberikan oleh Sea.”
“Dalam mimpimu ! Itu kan yang selalu kamu katakan pada Sea setiap kali ia mengungkapkan perasaannya ?” sinis Nia sambil beranjak bangun.
Reno tersenyum getir dan tidak menyangkal ucapan Nia karena memang seperti itulah sikapnya pada Chelsea.
“Aku antar Nia dulu masuk kelas,” Dio ikut beranjak dan menepuk bahu sahabatnya lalu menyusul Nia yang sudah berjalan duluan.
“Sabar, Bro,” Tomi yang masih menemani Reno ikut menepuk bahu sahabatnya. “Chelsea aja bisa sabar sama elo bertahun-tahun, mungkin sekarang giliran elo harus sabar membuktikan cinta elo sama dia.”
Reno kembali tersenyum getir dan meraih gelas minumannya lalu meneguknya sampai habis.
****
Sudah 1,5 bulan ini Sherly menempati apartemen yang disiapkan papa Robert, Sebetulnya secara fisik, kondisi perut Sherly yang semakin membesar baru terlihat sejak 3 minggu terakhir ini, sebelumnya tidak terlalu mengundang perhatian.
Namun entah kenapa, Sherly justru memilih bersembunyi dan menunda skripsinya sampai 1semester.
Sejak kemarin sore hatinya dibuat gelisah dengan pesan yang dikirim oleh Reno, meminta Sherly dan kedua orangtuanya bertemu di kantor Om Boris.
Sherly sudah menutup semua celah yang memungkinkan Reno menyangkal ucapannya, bahkan teman yang membantu Sherly untuk menjalankan niat Reno di hotel sore itu sudah pergi menghilang entah kemana. Tapi Sherly juga tahu kalau Reno bukanlah orang yang mudah menyerah.
“Kamu harus bisa bersikap tenang, Sher. Dokter Andi sudah menemui orang-orang suruhan keluarga Reno dan memastikan kalau tes DNA dan pemeriksaan kandunganmu tidak menyimpang dari masalah hukum. Jadi papa yakin kalau keluarga Reno tidak bisa menemukan jalan untuk membantah pernyataanmu.”
Umar, papa kandung Sherly, terlihat kesal melihat putrinya modar-mandir di ruang tengah apartemen yang cukup mewah ini.
“Batas waktu yang papa berikan sudah hampir berakhir, jadi kemungkinan mereka akan menerima janinmu sebagai anak Reno dan akan segera meresmikan hubungan kalian.”
“Tapi aku yakin keluarga Reno tidak akan menyerah begitu saja, Pa.”
“Masalah rumah sakit dan tes DNA sudah aman, dokter Andi berani menjamin soal itu. Rekaman CCTV di hotel pun sudah dirusak dan Neo sudah kamu kasih uang untuk menghilang, jadi bukti apa lagi yang bisa Reno dan keluarganya dapatkan ?”
“Bagaimana kalau Reno sampai minta tes DNA ulang ?”
“Sama seperti sebelumnya, kita atur di bagian hasil akhirnya supaya tidak banyak orang yang perlu dilibatkan.”
Sherly menghela nafas panjang . Rasa khawatirnya membuat janinnya bergerak aktif dan Sherly hanya bisa meringis karena sakit.
****
Jam 10 pagi, Sherly dan kedua orangtuanya tiba di depan kantor Om Boris. Hanya wajah mama Sherly yang masih terlihat arogan, papa Sherly berusaha bersikap tenang dan Sherly sendiri terlihat gelisah.
Kedua telapak tangannya terasa dingin dan beberapa kali Sherly mengusap perutnya supaya bayinya lebih tenang.
DI dalam ruangan yang tidak terlalu besar itu sudah ada Reno dan kedua orangtuanya serta Revan, kakak kandung Reno.
Kalau saja tidak demi formalitas, keluarga Juanda enggan bersalaman dengan Sherly dan kedua orangtuanya.
“Masih meragukan kalau Reno yang menghamili Sherly ?” suara sinis mama Sherly membuat suami dan putrinya langsung menoleh.
Om Boris belum bicara apa-apa tapi mama Sherly yang tidak tahu duduk persoalan yang sebenarnya langsung mengungkapkan emosi hatinya.
“Hari ini keluarga Sherly dan Reno dipertemukan untuk mediasi, Bu. Kedua pihak bisa berdiskusi, menerima dan menyangkal bukti-bukti hingga akhirnya dicapai kesepakatan bersama. Sebagai informasi saja kalau proses mediasi ini akan direkam dan menghadirkan saksi-saksi yang sudah dipilih oleh kedua belah pihak.”
“Apa yang perlu dimediasi lagi kalau semua bukti sudah jelas dan sah ? Apa ujung-ujungnya hanya penyerahan uang tutup mulut dan pernyataan kalau anak yang dikandung putri saya bukanlah anak Reno ?”
“Ibu, sebagai orangtua kita sama-sama ingin yang terbaik untuk anak kita. Seperti ibu mempercayai ucapan Sherly, saya pun percaya dengan ucapan Reno. Biarkan mereka berdua membuktikan mana yang benar dan salah,” mama Siska yang sudah tidak tahan melihat kelakukan mama Sherly pun akhirnya buka suara.
Kali ini ia tidak akan diam saja dan hanya bisa menangis. Reno sudah memperlihatkan surat pernyataan yang dibuat oleh Chelsea dan bercerita tentang awal mula insiden kamar hotel itu terjadi.
“Ma, tenang dulu,” papa Sherly menahan lengan istrinya dan memintanya untuk duduk diam, mengikuti aturan mediasi yang sudah disiapkan.
Beberapa kali Sherly meringis membuat kedua orangtuanya khawatir, tapi tidak dengan keluarga Reno yang melihat tingkah Sherly hanya sebagai sandiwara.
“Jadi bagaimana jawaban Reno soal bukti-bukti yang diberikan oleh keluarga Sherly soal kehamilannya ?” Om Boris akhirnya bisa membuka mediasi itu secara formal.
“Saya menolaknya, Om dan saya bisa membuktikan kalau semua tuduhan Sherly tidak benar. Saya tidak pernah meniduri Sherly, jadi bagaimana mungkin Sherly bisa hamil anak saya ?”
“Dasar pengecut !” mama Sherly berdiri sambil menggebrak meja. Tatapannya nyalang penuh emosi menatap Reno yang bersikap tenang.
“Bisa-bisanya kamu menyangkal hasil perbuatanmu pada putriku. Fakta apa lagi yang bisa kamu beli dengan uang kalian ?”
“Fakta kalau suami Tante sudah membayar orang untuk memalsukan hasil tes DNA ini dan menghapus rekaman CCTV yang ada di hotel pada hari itu.”
“Apa maksudmu ?” suara mama Sherly mulai mereda, tidak segalak tadi.
“Silakan tanyakan pada suami dan anak Tante, apa yang sudah mereka lakukan.”
Mama Sherly menoleh, menatap suami dan putrinya bergantian dan meminta penjelasan tentang ucapan Reno,
“Jadi kamu menganggap aku membohongimu soal kehamilanku Reno ?” Sherly mulai memainkan perannya, deraian air mata itu perlahan menjadi isak tangis.
Reno tersenyum sinis dan mulai merasa muak melihat sandiwara Sherly. Emosinya ingin melesat keluar dari mulutnya, tapi Reno ingat akan pesan Om Boris.
Tidak selalu melemparkan bom atom di awal perang menjadi solusi yang terbaik untuk mengakhiri pertempuran.
Akan lebih baik jika bisa menjatuhkan mental lawan di awal perseteruan dengan tujuan untuk memperkecil kemungkinan kalah di akhir peperangan.
Reno yg menolak perjodohan sehingga dia membuat rekayasa pacaran sama Serly,
Revan yg hanya pura pura mencintai mu padahal dia sudah punya anak dari Dita
Bastian yg mencintai mu tapi dia punya masa lalu yang kelam sehingga dia punya anak dari perempuan lain 🤭🤭🤦♀️