karna dalam pengaruh obat, membuat Ameena terpaksa menghabiskan malam dengan pria asing yang tidak dikenalnya.
Pria itu adalah Satria Wijaya, seorang kurir paket yang kebetulan akan mengantarkan barang ke hotel tempat Ameena menginap.
Kehidupan Ameena setelah malam itu berubah 180 derajat. Ameena terpaksa menikah dengan Satria karna telah tumbuh kehidupan baru dalam rahimnya.
Bagaimana kisah selanjutnya? ikuti terus kisah Ameena dan Satria ya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alisha Chanel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Terasa Damai
Setelah mengurus semua keperluan Aiden dan mengantarkan sang putra ke asrama. Bergegas Ameena memenuhi janjinya untuk menemui nyonya Widya di alamat yang telah mereka sepakati kemarin.
"Maaf nyonya aku datang sedikit terlambat, tadi aku ada urusan sebentar." ucap Ameena dengan nafas terengah-engah.
"Ah gak terlambat sama sekali kok, kebetulan aku juga baru saja datang." dusta Widya, padahal wanita paruh baya itu sudah menunggu kedatangan Ameena hampir 1 jam lamanya.
"Duduklah!" titah Widya dan diangguki Ameena.
Tanpa banyak bertanya lagi, Ameena langsung duduk disalah satu kursi salon yang masih kosong.
"Weny. Tolong rubah penampilan wanita ini menjadi sama persis dengan wanita yang ada di dalam foto ini." Widya menyerahkan foto lama Ameena pada sang sahabat yang merupakan owner di salon tersebut.
"Baiklah, ini bukan hal yang sulit untukku. Beri aku waktu selama 1 jam." Weny menyanggupi perintah Widya.
"Aku serahkan semuanya padamu." ucap Widya penuh harap.
"Kau tenang saja Widya, dengan kemampuan yang aku miliki aku bisa mengubah itik buruk rupa menjadi seekor angsa yang cantik. Apalagi wajah nona ini sudah sangat cantik, tinggal dipoles sedikit saja maka penampilan wanita ini akan berubah jadi sama persis seperti menantumu." ujar Weny penuh rasa percaya diri. Widya membalasnya dengan sebuah senyuman.
Kemudian wanita berambut pirang itu membawa Ameena ke sebuah ruangan khusus.
Setelah satu jam berlalu, Ameena baru keluar dari ruangan tersebut dengan penampilan barunya.
"Bagaimana hasil make overku? Cantik tidak?" tanya Weny pada Widya.
"Wah, aku memang tidak salah telah mengandalkanmu. Penampilan wanita ini sudah sama persis dengan penampilan menantuku, Satria tidak akan tahu kalau wanita ini bukanlah istrinya."
Widya menatap kagum penampilan Ameena dari ujung kaki hingga ujung kepala. Widya tidak akan tahu kalau wanita yang berdiri di hadapannya bukanlah menantunya andai mereka tidak bertemu sebelumnya.
"Dengan penampilan dia yang seperti ini, aku semakin yakin bisa mengendalikan Satria dengan mudah." Widya tersenyum smirk.
"Aku anggap ucapanmu ini adalah sebuah pujian, jangan lupakan aku begitu kau mencapai tujuanmu. Kalau tidak, aku akan membongkar semua rencanamu di hadapan semua orang termasuk Satria." ucap Weny penuh nada tekanan.
"Hey, jangan bicara seperti itu. Bukankah kita sudah bersahabat cukup lama, mana mungkin aku melupakanmu." Widya tersenyum kecut.
"Aku pegang kata-katamu." ucap Weny seraya berlalu meninggalkan Widya hanya dengan Ameena saja.
"Nyonya, apa pakaian ini tidak berlebihan? Aku lebih nyaman memakai pakaian lamaku." Ameena merasa risih dengan pakaian dari merk ternama yang ia kenakan. Lebih tepatnya takut merusak pakaian tersebut karna Ameena tahu tidak akan sanggup untuk mengantinya.
"Gak berlebihan kok. Kau pantas memakai pakaian seperti ini, jadi mulai sekarang biasakanlah!" titah Widya.
"Baik nyonya." patuh Ameena walau dengan hati terpaksa.
"Satuhal lagi, mulai sekarang kau jangan panggil aku nyonya. Aku ini mama mertuamu jadi panggil aku mama." titah Widya.
"Baik mama." patuh Ameena.
"Wanita yang penurut, akan sangat mudah untuk aku kendalikan." Widya tersenyum smirk.
"Sebaiknya kita langsung pulang ke rumah sekarang karna putraku akan kembali dari luar kota, aku ingin memberikan putraku kejutan." seru Widya.
"Baik nyonya." balas Ameena.
"Tunggu! Sebelum kita pulang tanda tangani dulu surat perjanjian ini!" Widya mengeluarkan selembar kertas dari dalam tasnya.
"Apa ini nyonya?" tanya Ameena dengan dahi yang mengkerut.
"Surat perjanjian kerja sama kita. Jadi bacalah baik-baik sebelum menandatanganinya. Aku tidak mau timbul masalah nanti!" peringati Widya.
"Baik nyonya." Ameena mulai membaca setiap point yang tertulis dalam surat perjanjian itu dengan teliti. Ameena tak menemukan ada masalah dengan point-point yang telah Widya buat, kecuali point terakhir.
"Nyonya, apa maksudnya dengan point ini?" Ameena menunjuk pada point terakhir.
"Di sini tertulis kita akan berkerjasama selama 6 bulan. Jika kau melanggar perjanjian atau memutus perjanjian tersebut sebelum waktu yang telah ditentukan. Maka kau harus mengembalikan semua uang yang telah aku berikan padamu berikut dengan bunganya sebesar 50%." Widya menjelaskan.
"Apa?" mata Ameena membelalak.
"Darimana aku mendapatkan uang sebanyak itu nyonya?" keluh Ameena.
"Kau tidak usah khawatir. Cukup patuhi isi perjanjian ini dengan benar maka kau tidak akan menemukan masalah apapun, bahkan hidupmu akan terjamin selama tinggal di rumah kami sebagai menantu keluarga Wijaya." Widya terus meyakinkan Ameena.
"Dan jika kau berhasil meyakinkan putraku kalau kau adalah istrinya, serta membuat Satria menyetujui keinginanku untuk mengembalikan semua aset milikku kurang dari 6 bulan. Maka kontrak kerja sama kita akan berakhir lebih cepat." lanjut Widya.
"Ternyata wanita tua ini meminta aku berpura-pura menjadi menantunya bukan karna tulus ingin menolong putranya, tapi karna punya maksud lain." batin Ameena.
"Tapi hal itu bukanlah urusanku, yang penting aku mendapat banyak keuntungan dalam kerjasama ini agar aku bisa hidup dengan lebih tenang bersama Aiden nanti." batin Ameena lagi.
"Baik nyonya. Saya berjanji akan mematuhi isi perjanjian tersebut." Ameena menandatangani surat perjanjian tersebut.
***
Setelah menempuh perjalanan selama kurang lebih 15 menit, kini Widya dan Ameena sudah tiba di kediaman keluarga Wijaya.
Widya juga sudah menghubungi Satria agar segera pulang.
"Bersiaplah, sebentar lagi putraku akan pulang." beritahu Widya.
"Baik mama." Ameena urung menyuapkan jeruk yang baru saja dikupasnya ke dalam mulut.
"Ini petama kalinya aku berpura-pura menjadi orang lain. Apa aku bisa ya?" hati Ameena berdebar kencang.
Tak lama kemudian, orang yang telah lama Widya dan Ameena nantikan akhirnya datang juga.
"Mama, apa benar Ameena sudah kembali? Dimana dia?" tanya Satria antusias.
"Tentu saja sayang, mana mungkin mama bohong. Itu dia istrimu." Widya menunjuk ke arah Ameena.
"Halo." Ameena melambaikan tangannya ke arah Satria.
"Ameena, bertahun-tahun aku mencarimu tapi tak pernah berhasil. Ternyata kau malah datang sendiri kepadaku." Satria menatap Ameena dengan tatapan penuh kerinduan.
"Jadi dia suami pura-puraku? Kenapa pria ini tampan sekali." batin Ameena.
Grep!
Tanpa banyak bicara lagi, Satria memeluk Ameena erat. Ameena tak membalas ataupun menolak pelukan Satria. Tapi hatinya merasa damai.
bersambung.
tapi semua terserah othor ya kita kan cuma pembaca
lalau kita ikut emosi berarti ceritanya bagus ya gk semangat thoorrr💪💪💪