NovelToon NovelToon
Imamku Ternyata Bos Mafia

Imamku Ternyata Bos Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Dikelilingi wanita cantik / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:5.9k
Nilai: 5
Nama Author: Saidah_noor

Semua wanita pasti menginginkan suami yang bisa menjadi imam dalam rumah tangganya, dan sebaik-baiknya imam, adalah lelaki yang sholeh dan bertanggung jawab, namun apa jadinya? Jika lelaki yang menjadi takdir kita bukanlah imam yang kita harapkan.
Seperti Syahla adzkia, yang terpaksa menikah dengan Aditya gala askara, karena sebuah kesalahpahaman yang terjadi di Mesjid.
Akankah syahla bisa menerima gala sebagai imamnya? ataukah ia memilih berpisah, setelah tahu siapa sebenarnya gala?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Saidah_noor, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Syahga 12.

Gala sempat berpikir tiga orang yang duduk dikursi sofa itu tengah menatapnya, ternyata tidak.

Ia melirik kebelakang bersamaan dengan syahla yang sama bingungnya.

Lelaki itu menelan salivanya kala yang ada dibelakangnya ternyata adalah kang mus, mertuanya yang baru saja pulang.

Wajah pria paruh baya itu tampak lesu seakan lelah menderanya. Kang mus menatap gala dan syahla bergantian seolah kepalanya dipenuhi banyak pertanyaan.

"Apa maksudnya kalian akan pergi dari sini?" tanya pria paruh baya itu, suara yang begitu tegas.

Gala dan syahla kompak menundukkan kepalanya, dari suaranya saja terdengar seperti petir yang menggelegar, bagaimana wajahnya?

"Sasa?" kang mus menatap putri sulungnya dengan penuh keseriusan.

"Iya, ayah. Sasa akan ikut mas gala tinggal di Jakarta, bukankah itu yang kalian inginkan." Syahla menarik tangan gala lalu menuntunnya untuk masuk ke dalam kamarnya.

Syahla lelah tinggal dirumah itu, ia bahkan masih muak dengan sang ayah yang tak peduli padanya karena lebih percaya bu luna ketimbang ibunya.

Tapi, kang mus merasa semuanya tampak terpaksa hingga ia menghalangi jalan mereka menuju kamar. Ia mulai cemas mendengar keputusan putrinya yang akan ikut dan tinggal di kota metropolitan itu.

"Jangan gegabah, kau pikir jakarta itu apa? Tempat Itu neraka bukan surga, disana tempat yang selalu dipenuhi oleh para penjahat. Kau akan selalu dalam bahaya," larang kang mus dengan tegas.

"Tidak! Ayah tak ijinkan kau tinggal disana," bentak kang mus, dadanya kembang kempis menurut pada amarahnya yang mulai meletup-letup.

Setelah tahu tentang kesalahannya, kang mus tak ingin putri sulungnya pergi jauh darinya. Ia merasa cemas jika sasa harus tinggal dalam bahaya.

Ia tahu betul seperti apa kota metropolitan itu, keras bahkan sangat buruk.

"Aku tak peduli, emang ayah pikir rumah ini surga. BUKAN! Aku bahkan selalu tak dianggap anak oleh ayah, lalu kenapa aku tak boleh ikut suamiku sendiri? Bukankah ini yang kau inginkan ... Kemarin sebelum aku mengenal mas gala, kau memang mengusir aku." Syahla meneteskan air matanya, ia masih terluka dengan ucapan ayahnya.

Setelah syahla tahu alasan dibalik semua sikap sang ayah, ia merasa sangat terpukul ketika mengingat ibunya yang kala itu menangis sendirian diatas sejadah biru. Semuanya karena ayahnya tak percaya pada ibunya tentang dirinya.

Bagaimana hatinya tak terluka?

Bagaiamana ia tak marah?

Ibunya yang menjadi satu-satunya tumpuan hidup harus meninggal dalam keadaan difitnah, bukankah itu sangat keji.

Syahla benci ayahnya, sangat malah. Hingga ia sendiri tak bisa menahan gejolak amarah yang selalu ia pendam sendirian.

Kini, malam ini ia luapkan segala rasa bencinya dengan bentakan yang tak pernah terpikirkan olehnya.

"Jadi, jangan menghalangi aku," ujar Syahla dengan bibir bergetar seakan memperlihatkan betapa dalam luka itu.

Tanpa menunggu jawaban sang ayah, syahla melangkahkan kakinya meninggalkan ruangan itu. Ruangan yang dipenuhi oleh orang-orang munafik itu, sangat membuatnya muak dan ingin segera pergi.

Kang mus hanya bisa diam, untuk kesekian kalinya putrinya yang pernah ia sayangi sepenuh hati itu berkata dengan kasar, dan membentaknya.

Hatinya berdenyut nyeri mendengarnya tapi ia yakin syahla lebih terluka daripadanya, andai waktu bisa terulang mungkin ia akan memilih percaya pada khadijah dari pada wanita yang menjadi istri keduanya.

Mata kang mus menatap tajam pada bu luna, wanita itu yang sudah membuatnya percaya akan perselingkuhan khadijah, dialah biang kerok dari retaknya rumah tangganya dengan wanita yang dicintainya.

Tangannya mengepal kuat, hidungnya melebar dan rahangnya mengetat melihat istri keduanya.

"Dasar kau luna! Kesini kau," teriak kang mus berjalan mendekati bu luna.

pria paruh baya itu menjambak rambut bu luna, hingga istri keduanya itu meringis kesakitan. Alesia dan ilham segera beranjak menghentikan tindakan kasar sang kepala keluarga itu.

"Sudah, yah. Kasihan mamah," ujar Alesia membujuk kang mus.

"Iya yah, udah. Kasihan," timpal Ilham mencoba melepaskan tangan ayah mertuanya dari rambut ibu mertuanya.

Mereka masih begitu sampai syahla masuk kedalam kamarnya, membujuk menghentikan kekerasan yang dilakukan mantan preman pasar itu.

Sedangkan syahla, wanita itu langsung duduk ditepi ranjangnya. Ia mengusap matanya dengan kasar, tak peduli lagi wajahnya sudah berantakan karena air mtanya yang semakin deras keluar, syahla menangis.

Gala yang melihat syahla menangis, entah kenapa dadanya ikut merasakan nyeri.

Lelaki itu duduk disampingnya, ia menarik pelan kepala istrinya dan membawanya ke dalam dekapannya.

Malam terakhir gala disana, ia habiskan dengan menenangkan syahla yang menangis terisak dalam pelukannya sampai tertidur.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Keesokan paginya syahla dan gala siap berangkat, mereka memilih berangkat setelah selesai shalat subuh karena syahla tak ingin berpamitan.

Bukankah percuma jika berpamitan pun yang ada ia akan mengingat perlakuan mereka padanya.

Jalanan berbelok-belok yang masih sepi diiringi udara pagi yang masih bersih itu menyentuh kulit, syahla hanya diam membisu melihat lurus kedepan drngan pikiran yang masih semrawut soal semalam.

Perlahan indahnya pagi menyambut mereka dengan pelan menampakkan warnanya, jingga dan terang membuat seluruhnya terlihat karena sinarnya. Bukit dan pepohonan masih tercium embun basah yang menyeruak hingga ke ujung indera penciuman sangat dingin dan sejuk.

"Tidurlah perjalanan kita masih jauh," titah Gala tanpa menoleh dan fokus pada jalanan yang berliku.

"Semalam kamu kurang tidur kan? Jadi tidur saja sekarang," ujarnya lagi.

Syahla masih diam dan tatapannya tetap tak bergerak seakan mengacuhkannya tapi pikirannya kosong.

"Sa," panggil Gala.

"Iya," jawab Syahla.

"Jangan banyak melamun, ntar ketempelan. Mana ini daerahnya pada hutan belantara lagi," ujar Gala merasa sedikit gelisah.

Syahla tersenyum, ia melirik suaminya yang masih fokus pada jalanan yang berbelok-belok seperti jalannya ular.

"Jadi suamiku takut hantu ya?" ujar Syahla tersenyum geli.

Gala tak menjawab ia tetap pada posisinya, jalanan itu membuatnya sedikit waspada takutnya tempat yang dilalui mereka adalah tempat komplotan begal yang ia jumpai waktu itu.

"Ada kebun teh di depan, kita istirahat aja dulu sekalian sarapan," ucap Syahla sembari menunjuk lurus.

Sesuai arahan syahla mereka pun berhenti tepat diperkebunan teh, aroma pagi masih bersih menyambutnya saat kaki keluar menapakkan tanah yang dingin itu.

Kabut-kabut menutup perlahan terbuka dengan munculnya sang penguasa cahaya, berkelip-kelip indah menyambar bumi dengan jingganya.

Mereka duduk di batu besar yang ada disisi jalan raya itu sambil melihat alam dan matahari terbit.

"Indah banget kan," ucap Syahla melirik dengan senyum merekah pada gala.

"Iya," jawab Gala.

Mereka sarapan roti sobek dengan susu untuk mengganjal perutnya.

Disaat itu syahla diam-diam mengambil gambar suaminya, setelah full ia menaruh kembali ponsel miliknya didalam tas.

"Mas, boleh tanya gak? Kamu sukanya apa?" tanya Syahla.

"Menghajar orang," jawab Gala singkat.

"Eh, kamu mirip mafia. Pantes datang ke kampungku sudah terluka," ujar Syahla dengan polosnya.

Gala menoleh, ia memikirkan apa saja yang kemungkinan terjadi jika syahla tahu tentang dirinya.

Mungkinkah ia masih mau ikut dengannya?

Pikirannya melayang pada ucapan mertuanya, dimana semalam ia terbangun dan hendak kekamar mandi.

Flash back on ...

Ia diam saat melihat kang mus yang meneguk botol yang ia kenal sebagai alkohol, dari baunya saja sudah gala tahu tapi ternyata minuman tersebut ada juga di kampung mereka.

Gala duduk dihadapannya, ia melihat ayah mertuanya yang sibuk menikmati kesendiriannya dengan ditemani minuman yang memabukkan itu.

"Sebelum itu saya ingin berpamitan yah, kami akan berangkat habis subuh jadi kemungkinannya kami tak akan berpamitan," ucap Gala dengan sopan.

"Cih, sejak pertama melihatmu. Aku tahu kau seorang mafia," kang mus menoleh dengan tajam.

Gala mulai gelagapan, ia tak ingin ribut ia hanya mengutarakan maksudnya tapi nyatanya ayah mertuanya itu sudah tahu tentang dirinya.

"Tolong jaga syahla, jangan mengulang perbuatan yang kulakukan padanya. Ingat itu! Pewaris askara," ungkap kang mus.

Gala membelalakan matanya. "Anda mengenalku?" tanyanya mengernyitkan alisnya.

Kang mus berseringai, siapa yang tak kenal jendral arsyad askara? Dalam lingkungan preman dia adalah seorang pemimpin yang selalu memerintahkan sesuatu termasuk padanya.

"Kau bilang ayahmu jendral arsyad askara, dia langgananku. Dulu kami sering bekerja sama, aku sangat mengenalnya." kang mus mengambil rokoknya lalu menyalakannya.

"Intinya tolong jaga putriku, jika kau berani membiarkannya terluka atau dalam bahaya aku yang akan datang menghabisimu," ujar kang mus penuh peringatan.

Gala hanya diam membisu, tapi jauh dilubuk hatinya ia tersenyum. Masih ada peduli dari hati seorang ayah pada putrinya, sekalipun ia mantan seorang preman.

Tanpa mereka sadari, alesia mendengar percakapan mereka. Mata wanita itu membelalak dengan mulut terbuka lebar, ia tak menyangka jika ternyata suami kakak tirinya itu benar-benar sultan.

Pantas gala memiliki barang serba mahal dan mobil mewah khas orang-orang konglomerat.

Rasanya kini dunia tempatnya berpijak itu berputar disekelilingnya, hingga ia memgang kepalanya yang pening, dadanya sesak karena mendengar pria yang memberi mahar seratus ribu itu aslinya orang yang lebih kaya dari suaminya.

Tentu saja ia iri, jika tahu lebih dulu pasti sudah ia rebut dari si upik abu. Namun sekarang, semua terasa lambat hingga sulit baginya menggoda kakak iparnya.

"Sialan! Ternyata ia sultan, anjir. Jika tahu lebih dulu udah ku gaet dia," gumam Alesia kesal.

Ia mengintip lagi dari celah kamarnya, gala sudah tak ada disana dan hanya ada ayahnya yang meneguk botol memabukkan itu. pastinya alesia kesal bukan main.

Flash back off ...

Gala merasakan sesuatu yang aneh, pikirannya masih melayang pada ucapan kang mus tapi segera ia sudahi.

"Sudah, ayo kita lanjutkan!" ajak Gala berjalan lebih dulu dan syahla mengikutinya

Lain halnya di rumah kang mus, bu luna masih menangis sesenggukan di pagi hari itu. Sedangkan alesia baru keluar dari kamarnya sambil mengikat rambut panjangnya.

Wanita itu berjalan mendekati ibunya lalu ia duduk di samping sang ibu yang tengah duduk di meja makan, ia menatap ibunya dengan wajah serius.

"Mamah tahu gak, gala ternyata anak orang kaya, dia sultan mah. Ayah sangat mengenalnya, katanya gala itu pewaris askara," ungkap Alesia pada ibunya.

Bu luna tak peduli tapi tentu saja ia kaget bukan main, ia melirik putrinya yang kembali mengungkapkan sesuatu.

"Dia seorang mafia, ayah mengenal ayahnya gala pak jendral itu, mah. Ia itu langganannya ayah," ungkap Alesia lagi.

"Terus kamu mau apa?" tanya bu luna.

Alesia terdiam, ia ragu untuk melanjutkan keinginannya pada sang ibu tapi ia tetap ingin mengatakannya.

"Em, alesia ingin merebut gala mah. Aku juga ingin punya suami sultan dan hidup enak di jakarta, berfoya-foya dan healing, shoping setiap hari," jawab Alesia sembari tersenyum mengkhayal kehidupan yang sangat ia dambakan.

Ibunya mendelik. "Sudah mamah bilang dulu, jangan rebut ilham dari sasa kamu malah gak peka. Sekarang kamu mau rebut suami sasa juga, setelah tahu ia sultan. Sadar ale kamu itu bisanya cuma jadi pelakor, cepat masak mamah lapar," ujar bu luna.

"Kenapa aku yang harus masak?" tanya Alesia tak mau melakukannya.

Wanita itu melihat kuku-kukunya yang baru kemarin ia sulap jadi cantik dengan kuteks, masa sekarang ia harus beberes rumah dan masak bisa rusak tangan-tangan indah itu.

"Terus siapa lagi yang akan masak dan membereskan rumah? Mamah sibuk mau ke toko ayahmu, sasa juga sudah pergi. Siapa lagi selain kamu yang harus melakukan pekerjaan rumah," sentak bu luna.

"Cepat ale! Mamah laper mau makan," titah bu luna pada alesia yang manyun 3 centi.

Hati alesia merasa sangat kesal, ia menyesal ikut andil mengusir syahla. Jika tahu ia akan diperlakukan seperti babu seharusnya ia membujuk kakak tirinya itu agar tetap tinggal disana.

Tapi sekarang percuma, semuanya sudah terlambat.

"Cepet ale!" paksa bu luna dengan kasar.

wanita paruh baya itu mendorong pelan tubuh putrinya, hingga perlahan alesia pun bangkit dari tempat duduknya.

"Iya iya," sahut Alesia dengan sebal melangkahkan kakinya menuju kulkas untuk memasak.

1
Rian Moontero
lanjuuutt🤩🤸
vj'z tri
mis komunikasi lah gala sama Sasa 🤭 🤭🤭🤭
Mbak Ima
lanjutanx aq tunggu
vj'z tri
🤣🤣🤣🤣🤣 malahane pada main petak umpet 🤣🤣🤣🤣🤣
vj'z tri
Jena kauuuuu 😤😤😤😤😤😤😡😡😡😡😡
vj'z tri
itu udah bawaan dari Sono nya mas gala kalau masalah per ileran 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
vj'z tri
waduh ketawan ni rahasia gala 🫣🫣🫣🫣🫣
vj'z tri
laluuuu ...bersambung 🤣🤣🤣🤣😅😅😅🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
vj'z tri
nyumput di belakang gandi salah tempat sasa 🤣🤣🤣🤣
vj'z tri
🤣🤣🤣🤣🤣🤣 hayooo gala ada yang ngambek ,lu sih bukan nya langsung ngenalin ke jena 🤣🤣🤣🤣
vj'z tri
galaaaa nyindir akohhh kamu 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣 plus sayur asam 🤤🤤😬
vj'z tri
modus lah Thor biar bisa lama2 liat Sasa 🤭🤭🤭🤭
vj'z tri
gak bisa tipu tipu papi Jen kamu gala ...papi Jen suhu nya 🤣🤣🤣🤣
Anyah aatma
duhhh satset ya bang
Azthar_ noor: gpp nyantei aja... tetap semangat ya
Anyah aatma: aku baru baca yg ini aja. ntar KLO dah selese nyicil baca, pindah ke yg lain😅
total 3 replies
Anyah aatma
dia nggak di saksikan org ngelakuinnya lgsg, udah kek yakin aja laporannya.
Anyah aatma
gue bacanya pke logat. suka bgt sama bahasa Sunda, kan ya?
Azthar_ noor: /Facepalm//Facepalm//Facepalm/ wellcome sayang. ..🥰
total 1 replies
Anyah aatma
dugaan gue sama kek Sasa. wkwk
Anyah aatma
genderuwo kah? haha
rambut panjang trus laki.
Anyah aatma
Malaikat dong. Bisa2nya Sasa kepikir kesana. wkwk
Anyah aatma
ya Ibunya lah. Anda kan jahat pak.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!