Cinta Untuk Elena

"Josh, Aku hanya ingin mengenyangkan perutku dengan makan di restoran favorit ku. Aku yakin sampai di kediaman mertua ku, belum tentu Aku bisa menikmati makan dengan tenang. Kau pasti lebih paham kan?

Akhir nya Joshua mau menyetujui keinginan Elena, Dia tahu walau pun sudah menjadi menantu di keluarga Avaaskha belum tentu di terima dengan mudah.

"Baiklah, Nona jika anda ingin makan siang terlebih dahulu. Saya akan menunggu.."

"Terima kasih, Josh."

Tidak butuh waktu lama untuk menghabiskan makan siang nya, dan Elena pun langsung di antar Joshua pulang kerumah keluarga Avaaskha. Hanya butuh waktu 20 menit untuk sampai ke mansion tersebut, dan selama di mobil Elena coba menenangkan diri agar tidak tegang.

Ingin rasa nya Elena meminta Luke mendampingi nya menemui keluarga pria itu, setidak nya hanya memberi kekuatan. Namun apa yang di harapkan tentu saja hanya khayalan saja, tidak mungkin suami nya mau melakukan hal yang sudah pasti di anggap remeh.

"Nona, kita sudah sampai..mari Nona, silahkan."

Joshua membukakan pintu mobil untuk Elena dan mempersilahkan Nyonya Luke keluar.

"Terima kasih, Josh."

Joshua hanya mengangguk sopan dan setelah itu dia masuk lagi ke dalam mobil untuk menyimpan mobil Luke ke dalam garasi.

Elena menghela napas panjang dan dia melakukan berkali kali sebelum melangkah masuk ke dalam, dia tidak perlu mengetuk pintu. Karena pintu tersebut sudah terbuka lebar, dan benar ucapan Joshua ternyata kedatangan nya sudah di tunggu.

Ketika masuk keruang tamu, beberapa pasang mata langsung menoleh ke arah nya dengan tatapan sinis. Dan itu tatapan yang sama waktu dia melangsungkan pernikahan di gereja.

Elena dengan santai melangkah dan berdiri di hadapan pasangan suami istri yang sudah tidak muda lagi, dengan senyum yang di paksakan Elena menyapa kedua orang itu. "selamat siang Daddy, Mommy.. Senang bisa bertemu dengan kalian lagi."

Sonya membuang muka ketika Elena menyapa nya, hanya James membalas sapaan Elena.

Elena langsung memilih duduk di salah satu sofa yang masih kosong, tepat di hadapan nya ada dua gadis yang menatap sinis bahkan sangat kentara kalau mereka tidak menyukai Elena.

"Dad, aku sudah lapar dari tadi hanya menunggu orang yang tidak jelas, sebaik nya kita langsung makan siang saja."ucap Syarla, dia adalah adik Luke yang sudah menikah.

Memang sudah lewat dari makan siang karena sudah hampir jam 2 siang. Dan Elena cukup paham akan sindirian yang di lontarkan adik ipar nya itu, namun Elena menulikan telinga nya. Dia tidak perduli bahkan dia sudah kenyang tadi makan di restoran favorit nya.

"bahkan yang di tunggu ngga tahu diri."timpal putri James satu nya lagi dan dia adalah anak ketiga , nama nya Nathalie. Dia baru menginjak remaja dan usia nya baru 17 tahun, dia sangat mirip dengan Sonya bahkan perilaku nya pun sama persis.

Syarla masih mempunyai sifat baik dan sopan tapi hanya orang yang sepadan dengan nya, sedangkan Nathalie selalu memasang sifat angkuh.

"Ayo kita makan siang.."ajak James yang sudah lebih dulu berdiri dari tempat duduk nya. Semua anggota keluarga nya pun ikut berdiri mengekori langkah James menuju ruang makan.

Mau tak mau Elena pun ikut bangkit juga dan tidak ada alasan bagi nya untuk tetap tinggal di ruang tamu, walau pun tidak ada yang mengajak tapi Elena tahu untuk menempatkan diri di keluarga Avaaskha. Dia pun tidak mengharapkan sambutan hangat, sudah bagus hanya mendapat tatapan sinis dan juga sindirian.

Selama menyantap makanan semua bungkam, mereka fokus pada makanan masing masing tanpa ada yang mengeluarkan suara. Atau karena kehadiran Elena dan mungkin juga mereka merasa terganggu akan kehadiran orang baru.

Langkah Elena terhenti saat dia akan meninggalkan ruang makan, dan dia berbalik menghadap ke Sonya karena ibu mertua nya tiba tiba menginterupsi diri nya.

"Iya, Mom ada apa?"

Sonya memasang ekspresi jijik bahkan nampak jelas di wajah wanita itu. "rasa nya sangat tidak enak di dengar, kau memanggil ku Mom."

"Lalu anda mau aku panggil apa? Nyonya besar atau Nyonya Sonya? Hmmm..ah Nyonya Avaaskha tapi lebih bagus lagi jika aku memanggil mu ibu mertua ku?" tingkah Elena semakin menyulut emosi Sonya namun Elena hanya tersenyum saja.

"cih, baru menikah dengan Luke. Kau sudah bertingkah, bahkan kau sangat sombong!!"

"oh apa anda lupa, bukan kah itu sifat yang harus di miliki jika jadi bagian keluarga Avaaskha? Apa aku harus menundukan kepala dan membiarkan orang lain tanpa memandang hormat pada ku, dan akan membuat malu keluarga ini. Apa Ibu mertua ku menginginkan aku seperti itu?"

"hai jangan mimpi kau bisa mendapatkan hormat di rumah ini dengan posisi mu sebagai istri Luke? Sonya mendekat dan menunjuk dada Elena dengan angkuh.."itu tidak akan pernah terjadi."

Sonya mundur beberapa langkah, dia tersenyum sinis.." kau boleh mempunyai mimpi!! sebaiknya kau sadar diri, pengemis tetaplah pengemis.. Meskipun kau sekarang jadi bagian keluarga Avaaskha!!

"Oh baiklah ibu mertua ku, aku akan mengingat nya dengan baik atas peringatan mu tadi.. Dan ibu mertua tenang saja selama masih menjadi status istri dari Tuan Luke aku akan menjadi menantu yang baik dan aku harap Ibu mertua ku pun bisa menjadi mertua yang baik juga, oke? Elena tersenyum manis dengan memberikan kedipan mata sebelah nya dan dia menyindir kembali kata kata mertua nya tadi.

Sonya mengepalkan tangan nya bahkan wajah Sonya sudah merah, dia tidak suka di atur bahkan oleh menantu yang baru saja menginjakan kaki di rumah nya dan sok berkuasa. Namun ketika Sonya hendak angkat bicara, Elena sudah menyela lebih dulu.

"Ibu mertua seperti nya aku sangat lelah dan Aku ingin segera tidur di kamar baru ku, selamat siang Ibu mertua ku.."kekeh Elena dan dia pergi begitu saja dari hadapan ibu mertua nya dengan santai tanpa dosa. Dia tidak peduli dengan tatapan tajam Sonya, namun sebelum langkah kaki nya menjauh Elena bergumam

(jangan berharap aku di tindas akan diam saja, walau pun berada di kandang singa sekalipun)

Elena di antar ke lantai tiga oleh salah satu pelayan di rumah keluarga Avaaskha, dia di tunjukkan dimana kamar nya berada. Tepat di salah satu kamar, pelayan tersebut berhenti.

"Ini kamar anda Nona." sambil membuka pintu kamar dengan sopan.

Elena melihat kamar tersebut dari depan pintu, kamar yang cukup luas. Bersih dan rapih dari harum kamar ini, diri nya bisa membaca dan mengerti satu hal.

"Di mana kamar, Luke?"

Si pelayan menunduk takut karena dia tidak tahu gimana sifat Nona baru nya ini, "kamar Tuan Luke pas tepat di sana Nona, "pelayan itu menunjuk sebuah kamar yang berhadapan dengan kamar nya.

Elena hanya bisa menghela napas panjang saja, bagus sekali bahkan Luke pun tidak mau sekamar dengan nya. Dan sebenarnya dia sudah yakin jika suami nya tidak akan mau sekamar dengan nya, terbukti dari awal mereka menikah. Luke tidak mau datang mengunjungi kamar pengantin nya kecuali pada malam dia meminta hak nya. Hanya saja pikir Elena, dia akan satu kamar jika tinggal di rumah ini.