NovelToon NovelToon
Hidup Dalam Andai

Hidup Dalam Andai

Status: sedang berlangsung
Genre:Konflik etika
Popularitas:48
Nilai: 5
Nama Author: Romi Bangun

Mengkisahkan Miko yang terjebak lingkaran setan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Romi Bangun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

CERMIN

"Gue dulu pernah sampai dikejar rentenir di tempat kerja. Karena hutang menumpuk...."

Sebuah cuitan dari grup Facebook menarik perhatianku. Aku membaca pengalaman pahit dari orang lain.

Bukan untuk membandingkan, namun untuk berkaca. Mereka sama denganku, tapi sadar dan memilih untuk berubah.

Kebanyakan dari mereka memilih jalan baru setelah rugi ratusan juta. Namun aku sadar sebelum kerugian mencapai angka itu.

"Berarti gue orang yang beruntung ya...." gumamku.

Kopi sudah habis, waktu menunjukan pukul enam lewat lima belas. Aku beranjak pergi menuju tempat kerja.

Kegiatan positif terus ku lakukan. Sembari menekan nafsu diri terhadap situs sialan itu.

Kadang kala, aku menghubungi Guntur sebagai teman bicara. Dia yang paling mengerti kondisiku, sekarang.

*Malam hari sepulang kerja

"Ya seenggaknya abis gajian, hutang langsung gue cicil.. sampai lunas" ucapku dibalik telepon.

"Gak selalu gitu.. lu harus paham titik dimana godaan lebih kuat dari diri lu." ucap Guntur, menekankan setiap kata.

Aku mengangguk tegas. Ucapannya selalu benar. Sangat benar dari sudut pandangku sebagai mantan penjudi berat.

"Bener sih... lagian sekali masuk pasti dalem banget.." sambung ku.

Kami berdua ngobrol cukup lama. Sampai dia berpamitan untuk segera tidur.

Dan aku?

Mengisi waktu sendiri dengan bermain game. Sudah ku putuskan untuk tidak berkumpul dengan Yudha ataupun Hendra lebih dulu.

"Lingkungan itu pengaruh banget..." pikirku.

...

Satu hari lagi gajian turun. Setelahnya aku tinggal mengatur keuangan untuk hidup sambil membayar tagihan.

Mungkin sulit, tapi aku sudah terbiasa hemat. Aku sangat menantikan versi terbaru dari diriku.

Dok dok... Nginnggg nginggg

Suara keras dari palu dan gerinda pabrik memenuhi kepala. Aku memilih untuk tak menggunakan pelindung telinga.

Karena menurutku suara ini bisa menjadi teman untuk kepalaku. Agar pemikiran kotor bisa cepat tersapu dengan berisiknya benturan logam.

Di sela-sela pekerjaan, senior menghampiriku. Namanya Rudi.

"Nanti sore nongkrong bentar didepan, Mik." ajak Rudi sambil menepuk bahu kiriku.

Aku sedikit heran. Biasanya, semua rekan langsung pulang setelah bekerja.

Atau mungkin aku yang terlalu menjaga jarak?

Mendengar ajakan itu aku mengiyakan. "Oke bang, siap.."

Sepulangnya kerja, tiga orang sudah berkumpul di warung depan pabrik. Termasuk Rudi.

"Nih, orang Jogja.." ucap Rudi menunjukku, memandang dua orang disampingnya.

Sembari mendekat aku menyapa ramah, "Ngopi bang, hehehe..."

Dua orang disamping Rudi bukan dari plant yang sama. Tempat kerja mereka di Plant 2, sedangkan aku Plant 1 bersama Rudi.

Kami mengobrol sambil menikmati kopi. Membahas beberapa hal kecil. Serta berkenalan lebih dekat.

"Lumayan temen baru, kayaknya orangnya juga lurus..." gumamku dalam hati.

Namun saat aku menoleh kecil ke arah teman Rudi, namanya Eko.

Dia memainkan ponsel dengan hati-hati seakan melakukan sesuatu yang rahasia.

Wajahnya kadang berubah-ubah. Dari raut santai, mengerutkan dahi, sampai mulut yang menggerutu kecil.

Aku menimpali, "Kenapa bang Eko.."

Eko melirik sedikit. Pandangannya kembali ke arah ponsel.

"Biasa bro.. lagi bertarung hahaha..."

Aku tak bertanya lebih. Rudi hanya tersenyum tipis sambil melirik Eko.

Saat aku menoleh lagi ke arah Eko, aku tau dia sedang berjudi. Mata dan gerak-geriknya mirip sepertiku yang dulu.

Pandanganku berubah, seakan melihat diriku yang dulu. Diri yang penuh ego dan hawa nafsu.

Namun aku tak berani menghakimi. Bahkan aku merasa itu tidak perlu.

Aku tetap berpura-pura tak paham. Menelan rasa geli dan waspada sekaligus.

"Ohh..." jawabku.

Langit perlahan berubah gelap. Aku berpamitan untuk pulang. Kemudian membayar kopi, dan beranjak menuju motor.

Setelah sampai di kosan, aku hanya ingin tidur.

Sembari menantikan gajian pertama besok pagi.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!