bagaimana jika anak kembar di perlakukan berbeda? satu di sayang bagai ratu dan satu lagi di perlakukan layaknya babu.
perjuangan Alana di tengah keluarga yang sama sekali tak pernah menganggap nya ada, ingin pergi namun kakinya terlalu berat untuk melangkah. Alana yang teramat sangat menyayangi ayahnya yang begitu kejam dan tega padanya, mampukah Alana bertahan hingga akhir? akankah Alana mendapat imbalan dari sabar dan tabah dirinya sejauh ini?
cerita ini hanya fiktif belaka ya, kalo ada yang namanya sama atau tempat dan ceritanya itu hanya kebetulan, selamat membaca😊❤
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratna_dee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Alana 27
seminggu berlalu, Alana sudah mendapat Rumah yang diinginkan nya. rumah itu di beli tanpa sepengetahuan siapapun, rencana Alana untuk keluar dari rumah masih cukup sulit tapi dia tidak akan menyerah. Alana sudah punya rencana sendiri, uang tabungannya tertinggal sedikit tapi tidak apa itu sudah sangat puas untuknya.
"akhirnya, uang yang udah gue kumpulin sejak SMP berguna juga! rumahnya sih agak mahal tapi okelah, Alana suka, yey!" ucap Alana berdiri didepan rumah barunya
Rumah baru Alana.
tidak sebesar kediaman Ardinata tapi setidaknya Alana tidaka akan merasakan neraka di rumah ini.
Alana mengayunkan sepedanya untuk pulang, rumah baru miliknya itu agak jauh dari kediaman Ardinata tapi Alana sangat sangat puas. hari ini dia tidak bekerja, rencana untuk membuat Ayahnya mengusirnya sudah difikirkan nya semenjak dua minggu lalu
Alana memarkirkan sepedanya dan kemudian berjalan masuk, jika sebelumnya Alana selalu mengucap salam kali ini berbeda Alana langsung masuk menerobos. bahkan Kunan yang sedang menikmati kopinya itu terdiam melihat Alana masuk tanpa salam seperti biasanya. hari ini Kunan tidak kekantor, karena memang jadwal kerjanya tidak terlalu banyak jadi dia ingin sedikit santai di rumah
saat ini di rumah hanya ada Kunan, Aluna dan Sumi, di tambah dengan Alana yang baru datang jadi mereka hanya berempat
"kok tumben kamu pulang jam segini? kamu gak kerja?" tanya Aluna yang baru turun tangga
"gak" jawab singkat Alana melewati Luna
"ayo belajar bareng" ajak Aluna semangat, Lana tidak menjawab jadi tidak ada yang tau apa dia setuju atau menolak
"Alana ayo belajar bareng~" rengek Luna masuk kekamar Lana
"ishh.. kok gak jawab sih!" kesal Aluna
"iya" jawab Alana mengeluarkan Buku-buku nya
sebenarnya tanpa Aluna ajak pun Alana ingin menghabiskan waktunya dengan belajar, Alana sempat membeli snack saat jalan pulang tadi untuk menemaninya belajar
"wihh.. Snack, boleh ya?" comot Aluna mengambil snack yang Alana keluarkan
"iya" jawab Alana mengiyakan
Alana fokus belajar sedangkan Aluna masih asik dengan makanannya. Aluna sangat Happy karena ada Alana hari ini, biasanya mereka hanya bertemu di sekolah karena saat Alana pulang bekerja terkadang Luna sudah tidur atau malas keluar kamar
"Luna seneng deh bisa bareng Lana.. lain kali kalo Lana cuti kerja kita belajar bareng lagi ya" ucap Aluna semangat, jika di lihat sekarang hubungan mereka terlihat sangat manis, entah mengapa saat ini Aluna sangat mepet padanya
"Luna boleh ngomong sesuatu gak?" Aluna tiba-tiba berhenti makan mendekati Alana yang sedang fokus dengan bukunya
"apa?" Alana sendiri merasa heran dengan sikap manis Aluna yang tiba-tiba itu
"Lana gak marah kan sama Luna?" tanyanya
"soal?" tanya balik Alana tanpa mengalihkan pandangannya dari buku
"soal Ayah yang nyuruh kamu gantiin Luna dalam perjodohan itu" jawab Aluna
"menurut lo gimana? gue marah gak?" tanya Alana yang kali ini menatap mata Aluna
"maaf ya Lan... aku se egois itu ya.. " gumam Aluna menunduk
"iya" jawab Alana mengiyakan, siapa yang tidak marah di jadikan tumbal demi menyelamatkan orang lain?
"kita kembar, tapi kok gue di perlakuin beda ya sama kalian? sebenarnya kalian beneran muak gak sih gue di rumah ini?" tanya Alana lagi
"Lana.. izinin Luna buat deket sama kamu ya? Luna pengen manjain Lana juga.." ucap Aluna mengabaikan pertanyaan dari Alana
"gak! gue lebih nyaman lo jauh-jauh dari gue" jawab Alana menjauhkan tangannya dari tangan Aluna
"Lan.. "
"gue gak terbiasa dengan sikap baik lo, gue mudah curiga" potong Alana tanpa peduli dengan Aluna yang hampir menangis
Aluna kemudian diam tak lagi bicara, cukup sulit untuk meyakinkan Alana. dia sangat ingin akrab dengan adiknya itu tapi dalam lubuk hati terdalam Aluna hanya ingin dirinya saja yang dimiliki Alana, dia tidak ingin orang lain ada untuk Alana termasuk abang dan Ayahnya
sorenya, Alana malah tertidur pulas setelah sholat Ashar, entah karena lelah atau apa Alana tidak sadar jika dia tidur dengan mukenah nya. seseorang membenarkan posisi tidur Alana seperti biasa, melepas mukenah itu dari Alana dan melipatnya, satu lagi yang tidak pernah lupa dia lakukan, mencium kening Alana. untungnya Alana tertidur pulas jadi dia tidak ketahuan saat itu
bangunnya Alana terkejut karena sudah hampir magrib, Alana segera berlari kekamar mandi untuk mandi. lagi dan lagi Alana terbangun dengan posisi yang baik, yah.. kebingungan itu mungkin akan menjadi abadi baginya, tidak ada yang bisa menjawabnya meski bertanya
"di mana makan malamnya?" tanya Kunan pada Alana yang keluar dari kamar
"oh? tumben lo cepet pulang?" sahut Rayn
"eh, maaf Tuan Lana lupa masak hehe" cengir Alana menggaruk tengkuknya
"kamu ingin kami kelaparan?" tanya Kunan kesal
"biasanya kan juga pesen makanan, Lana juga baru kali ini kan di rumah?" sahut Alana yang tanpa dosa
"lo benar-benar gak masak?" tanya Pharta juga menatapnya dingin
"iya, ya udah si tinggal pesen aja kalian gak kekuarangan duit jua kan" jawab Alana melewati mereka
"anu, gue nitip deh.. mau makan juga" lanjut Alana sebelum keluar rumah. Alana keluar dari rumah, menunggangi sepedanya untuk pergi Jalan-jalan.
Kunan sangat kesal saat ini, selain tidak masak Alana bahkan berani keluar dari rumah didepannya tanpa Izin tapi memang itu yang Alana ingin kan, memancing emosi Kunan agar tak sabaran dengannya, Alana tau keinginannya yang tadi tidak akan di turuti Alana sengaja ikut nitip makanan untuk menambah rasa kesal mereka
Alana mengayun sepedanya menelusuri jalan raya yang masih ramai pengendara. malam ini kebetulan ada festival pasar malam tak jauh dari taman kota, Alana ingin menikmati dan bermain disana. Alana ingin keluyuran hingga tengah malam nanti, biarkan saja Ayahnya marah setengah mati di rumah memang itu yang diharapkan nya
"Ayah, Lana tau Ayah gak akan tahan dengan sikap Lana, mungkin aja Ayah akan lampiaskan dengan mukul Alana tapi apa Ayah pikir Lana bakalan nerima kali ini? nikmati kekesalan Ayah dan buang Alana ya? hehe Lana tunggu saat-saat itu" gumam Alana mengayun penuh semangat sepedanya
dari belakang, agak jauh dari Alana Aidan mengikuti dengan perlahan, itu juga perintah Tuan G, Aidan tidak diminta untuk menyeret Alana pulang kerumahnya tapi untuk menjaga Alana selama keluyuran di luar
festival itu akan di adakan sampai empat malam kedepan, Alana punya Alasan dan tujuan keluyuran saat malam. tidak sampai di sana saat pagi, Alana bahkan tidak mau mendengar panggilan Ayahnya yang marah. ujian akan berakhir tiga hari lagi, sisanya mereka akan masuk sekolah tanpa belajar menunggu guru mengumumkan nilai mereka dan kemudian liburan akan kenaikan kelas pun datang
saat di sekolah Lana selalu mengabaikan Aluna, hanya sibuk dengan ujian dan sahabat-sahabatnya. pulang sekolah dia bekerja hingga malam, saat pulang kerumah Alana hanya mengganti baju dan keluar lagi, Alana bahkan tidak belajar lagi Kunan sangat marah bahkan sengaja menyuruh Sumi mengunci pintu tapi Alana keluar melalui jendela dan lolos dari amarah Ayahnya. Kunan benar-benar merasa di bodohi oleh Alana. hari berikutnya Kunan hampir kehabisan kesabaran karena Alana membawa kabar jika dia keluyuran dengan seorang lelaki.
tidak hanya Kunan, bahkan Pharta dan Rayn juga sama marahnya. tapi saat bertatap muka Alana selalu menunjukkan wajah santai tanpa bersalahnya. Alana tidak hanya membawa gosip tentangnya pada sang Ayah dia bahkan membiarkan orang luar membicarakan tentangnya
lima hari setelahnya, Kunan benar-benar kehabisan rasa sabar, Kunan terpaksa mengurung Alana yang tiba-tiba liar itu di kamarnya. di dalam kamar Alana bukan menangis atau takut malah sedang menahan tawa. ujian sudah selesai liburan juga dua hari lagi, Kunan bisa mengurung Alana lebih leluasa
gosip di luar sudah menyebar begitu cepat, banyak orang bentanya-tanya mengapa seorang pembantu seperti Alana mendapat kebebasan yang luar biasa? bahkan punya gosip bersama seorang lelaki tidak takut nama baik tuannya tercemar? bahkan ada yang beralibi jika Alana mungkin anak dari keluarga besar itu bukan pembantu makanya bersikap seenaknya seperti itu. ahh.. kunan benar-benar pusing dengan tingkah Alana akhir-akhir ini
Alana tidak sendiri, ada Jinan yang ikut membantunya menyebar gosip ada Gilang yang membantunya membenarkan gosip jika dia keluyuran dengan seorang lelaki.
di antara semuanya hanya Seno yang paling tenang, dia bahkan tidak marah saat mendengar gosip tentang Alana, Pharta sempat heran dengan sikap adiknya yang anteng itu biasanya dia sudah mengumpat dan memukul Alana.
kediaman Ardinata