Novel kedua author ❤️
Bacaan Romantis komedi. Awas senyum-senyum nggak jelas!!! Penuh keuwuan dan kebucinan.
Kimmora, gadis jutek yang sangat benci diatur, tiba-tiba terbangun dari pingsan dan harus menikahi laki-laki yang merupakan anak dari sopir papanya. Kimmy yang cantik dan kaya, tak ingin dunia tahu jika dia sudah menikah, apalagi Arsen jelas tidak selevel dengannya. Saat Kimmy masih membenci suaminya, cinta dari pria lain datang menghampirinya. Mampukah Arsen membuat Kimmy bertahan dan mencintainya?
Ketika mereka baru merasakan indahnya pernikahan, fakta masa lalu mereka mulai terungkap. Siapakah Kimmy dan Arsen yang sebenarnya?
follow ig penulis: @ittaharuka
Selamat membaca Sayang-sayangnya Kimmy-Arsen 😍😍
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itta Haruka07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 31
Di pantai yang sangat indah ini, aku hanya duduk diam mengamati Arsen dan Yumna yang sedang bermain voli pantai. Mereka tidak hanya berdua sebenarnya, ada Dara dan Bimo pacarnya, ada Dion dan teman Bimo juga. Namun, fokus pandanganku hanya pada Arsen dan Yumna yang entah mengapa terlihat begitu romantis di mataku.
Aku merengut kesal ketika melihat Arsen yang mengusap topi Yumna sambil tertawa. Dasar pasangan aneh! Jangan-jangan benar mereka telah balikan saat ini. Katanya aku masa depannya, tapi mesrah-mesrahan dengan masa lalunya.
“Lo kenapa sih, Kim?” tanya Nana yang menemaniku berteduh sambil menonton permainan mereka berenam.
“Nggak kenapa-napa. Emangnya gue kenapa?” Aku menjadi sewot pada Nana, mungkin karena aku kesal sendiri melihat Arsen dan Yumna.
“Lo lagi dapet ya, sensi amat!”
Aku mengabaikan ucapan Nana dan kembali fokus pada dua pasangan yang katanya telah putus itu. Saat aku asik mengamati Arsen dan Yumna, tiba-tiba Dion sudah berada di hadapanku.
“Main yuk, nggak asik tau ke pantai cumma ngelamun gitu,” ucap Dion sambil mengulurkan tangannya.
Kini, aku memandang Dion yang selalu terlihat menawan. Pacarku ini memakai kaus putih dan celana pendek hitam. Rambutnya yang pendek tanpa poni membuat para wanita terpikat dengan pesonanya.
“Aku nggak bisa main gituan,” jawabku.
“Ada aku, udah yuk!” Dion menarik tanganku.
Aku pun menurut untuk mengikuti Dion setelah melambaikan tangan pada Nana yang juga dihampiri teman Bimo.
Kini, aku dan Dion berhadapan dengan Arsen dan Yumna saja, karena Dara dan Bimo telah menghilang entah kemana.
“Kimmy, kamu bisa voli, ‘kan?” tanya Yumna.
“Bisa lah! Aku tadi malas aja, sekarang aku siap,” jawabku.
“Jangan sampai kalah ya,” ejeknya.
“Udah, udah, santai aja, kita kan cuma seneng-seneng aja, jangan terlalu serius, Oke.” Dion memukul bola ke arah Arsen dan Yumna.
Sejujurnya aku tidak bisa bermain voli seperti ini, tapi karena aku tidak ingin malu, aku pun berusaha sebisaku. Beberapa kali tanganku gagal menghalau laju bola, membuatku dan Dion tertinggal beberapa poin dari Arsen dan Yumna. Melihat mereka berdua tertawa, aku memantapkan hati untuk mencari kesempatan mengarahkan bola ke kepala mereka.
Benar saja, saat aku memukul bola itu ternyata tepat mengenai kepala Yumna. Aku menahan tawa saat berhasil memukul lawan seperti Yumna.
“Yumna, kamu baik-baik saja?” Arsen terlihat begitu khawatir dengan Yumna yang terus memegang kepala dengan dua tangannya.
“Aku nggak sengaja,” ucapku pada Dion saat pacarku itu memandang curiga ke arahku.
“Yumna, kamu istirahat dulu, ya.” Arsen merangkul pundak Yumna dan menuntunnya menuju tempat teduh.
Dengan langkah gontai aku mengikuti Dion yang mengekor di belakang Arsen dan Yumna.
Nana dan yang lainnya juga ikut menghampiri Yumna.
“Lo apain sih Kim?” tanya Nana yang sepertinya ikut mencurigaiku.
Aku menjadi kesal saat semua orang memandangku, termasuk Arsen.
“Gue nggak ngapa-ngapain, namanya main bola ya biasa lah kalau kena bola, kalau takut ya main bekel aja.” Aku meninggalkan semua orang yang seolah ikut menyalahkanku karena Yumna.
Setelah mengambil sandal dan juga tas milikku, aku berjalan menuju tempat parkir mobil dan segera meninggalkan pantai.
...❤❤❤M.A.S🚗🚗🚗...
Aku mengunci diri di kamarku. Setelah meninggalkan pantai, aku memutuskan untuk pulang ke rumah papa karena tak ingin bertemu Arsen.
Aku memang ingin mencelakai Yumna, tapi bukankah terkena bola saat bermain itu hal yang wajar. Kenapa mereka membesarkan masalah seolah aku ini berniat membunuh Yumna?
“Jahat sekali mereka, yang mereka pedulikan hanya Yumna. Bahkan Nana pun ikut-ikutan menyalahkan aku.”
Setelah mengubah pengaturan ponsel dalam mode pesawat, aku memasang perangkat jemala ke telingaku, dan menatap langit-langit kamar yang kemudian membawaku ke alam mimpi.
Saat aku terbangun, suasana kamar sedikit remang. Pasti saat ini sudah malam, karena aku tidak menyalakan lampu kamar.
Kulepas perangkat yang menutupi telingaku ini, lalu berniat mengecek ponselku. Namun sialnya, benda pipih itu kehabisan daya, sehingga hanya menampilkan warna hitam pada layarnya.
Dengan malas aku turun dari ranjang untuk menyalakan lampu. Namun, baru beberapa langkah berjalan, tanganku ditarik paksa oleh seseorang.
Aku yang tidak siap langsung jatuh ke kasur bersama orang yang menarikku.
“Kamu siapa?” teriakku.
“Suamimu,” jawab orang itu.
Arsen. Dari suaranya memang terdengar seperti Arsen, tapi bagaimana dia bisa masuk ke dalam kalau pintunya terkunci. Cahaya kamar yang minim membuatku kesulitan mengenali laki-laki yang kini melingkarkan tangannya di perutku.
“Kamu sudah puas tidurnya?” tanyanya.
Sekarang aku yakin bahwa dia benar-benar Arsen setelah aku mencium aroma tubuhnya.
“Ngapain kamu ke sini?” tanyaku malas.
“Aku nggak boleh sekamar sama kamu lagi ya?”
“Nggak.”
“Minggu depan aku udah mulai KKN lho, nanti kamu kangen.”
“Pede banget sih.”
Arsen meletakkan kepalanya di pundakku. “Seminggu ini, ijinin aku tidur sekamar sama kamu ya, aku nggak akan melakukan lebih, hanya peluk kamu aja, boleh ‘kan?”
“Apa sih Arsen, kamu mulai ngelunjak ya, mentang-mentang aku ajak tidur sekamar. Sekarang aku udah males sama kamu. Jadi, mendingan kamu keluar.”
“Kim, kamu cemburu ya sama Yumna?” Arsen semakin mengeratkan tangannya di perutku.
Pertanyaan macam apa ini? Darimana dia bisa menanyakan hal konyol ini?
“Arsen jangan terlalu percaya diri, aku baik sama kamu biar aku bisa hidup bebas, bukan karena aku suka sama kamu.”
“Selama kamu masih milikku, aku tetap akan mengawasimu. Lebih baik kamu berhati-hati dengan hubunganmu dan sahabatku, karena aku sendiri tidak tahu kapan kesabaranku ini habis.”
🌹🌹🌹
Nah loh, Babang Arsen udah mulai kesel nih kayaknya. Haduh Kim, cepetan deh lepasin Dion buat aku, kamu sama Babang Arsen aja.
Maaf ya Gengs telat update, dan maaf juga updatenya nggak nyampe seribu kata. Otak othor yang polos ini, lagi nggak bisa bekerja maksimal, daripada nggak update kan 🤭🤭🤭
Yaudah, yang penting kalian senang. Kalau udah seneng, ritual jejak dulu. Like, Komen, Vote dan Hadiah. Makasih.
See you again sayang-sayangnya Kimmy & Arsen.