NovelToon NovelToon
Heaven'S Flawed Judgment

Heaven'S Flawed Judgment

Status: sedang berlangsung
Genre:Ahli Bela Diri Kuno / Kelahiran kembali menjadi kuat / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Reinkarnasi / Fantasi Timur / Budidaya dan Peningkatan
Popularitas:3.2k
Nilai: 5
Nama Author: YUKARO

Seorang kultivator muda bernama Jingyu, yang hidupnya dihantui dendam atas kematian seluruh keluarganya, justru menemukan pengkhianatan paling pahit dari orang-orang terdekatnya. Kekasihnya, Luan, dan sahabatnya, Mu Lang, bersekongkol untuk mencabut jantung spiritualnya. Di ambang kematiannya, Jingyu mengetahui kebenaran mengerikan, Luan tidak hanya mengkhianatinya untuk Mu Lang, tetapi juga mengungkapkan bahwa keluarganya lah dalang di balik pembunuhan keluarga Jingyu yang selama ini ia cari. Sebuah kalung misterius menjadi harapan terakhir saat nyawanya melayang.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YUKARO, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Membuat Jimat!

Pagi hari di Sekte Qingyun tiba dengan lembut, diselimuti kabut tipis yang turun bersama awan mendung. Udara terasa sejuk, seperti embusan napas langit yang menenangkan segala yang hidup. Dari puncak gunung hingga lembah di bawahnya, suara angin yang menerpa bambu dan batu giok terdengar seperti lantunan musik kuno.

Di dalam kediaman Tetua Jian Wuji, aroma teh memenuhi ruang tengah. Uap tipis mengepul dari cangkir giok, membawa wangi dedaunan langka yang hanya tumbuh di tebing tertinggi Gunung Qingyun. Lumo duduk di sana dengan sikap tenang. Di depannya, meja rendah dari kayu sandal merah telah disusun rapi dengan teko teh, beberapa gulungan kitab, dan batu giok berukir naga.

Ia meraih cangkir teh itu, mengangkatnya perlahan, lalu menyesapnya sedikit. Rasa hangat mengalir di tenggorokannya, mengusir sisa-sisa dingin dari meditasinya tadi malam. Tatapan matanya datar, namun di kedalaman pandangannya, tersimpan kilatan perhitungan yang tajam. Setelah meletakkan cangkir itu, ia mengangkat tangan kanannya. Cincin penyimpanan di jarinya bergetar halus, memancarkan cahaya biru pucat.

Dari sana, ia mengeluarkan beberapa benda, setumpuk kertas jimat putih polos, sebatang kuas dari bulu spiritual, dan sebuah wadah tinta hitam pekat. Kuas dan tinta itu, ia dapatkan dari Fengyuan semalam di sela percakapan ringan mereka. Kini semuanya terletak di atas meja rendah.

Lumo mengambil napas perlahan. “Aku harus menyiapkan cukup banyak jimat pelarian sebelum berangkat ke Kolam Petir Neraka,” gumamnya pelan.

Ia mengambil selembar kertas jimat kosong, lalu mencelupkan ujung kuasnya ke tinta. Qi di dalam tubuhnya bergetar, mengikuti irama pergerakan kuas di tangannya. Setiap goresan mengandung ketelitian yang luar biasa. Tinta itu tidak hanya sekadar tinta, melainkan saluran bagi energi spiritual yang menembus batas dunia fana. Rune demi rune terbentuk di atas kertas putih itu, garis demi garis membentuk pola kuno yang bercahaya lembut.

Ketika goresan terakhir selesai, kertas jimat itu memancarkan cahaya kuning keemasan. Sinar itu berdenyut perlahan seperti napas makhluk hidup, menandakan keberhasilan penyatuan Qi dan niat pembuatnya. Jimat pelarian itu kini telah selesai. Lumo menatap hasil kerjanya sejenak, lalu mengangguk tipis. Ia menyimpannya ke dalam cincin penyimpanan, kemudian mengambil lembar baru.

Kali ini, sebelum mulai menulis, ia menyalurkan esensi api biru di ujung kuasnya. Namun tidak berhenti di sana. Ia menambahkan sedikit esensi es yang telah menyatu dengan api tersebut. Dua kekuatan yang bertolak belakang itu berpadu, menciptakan cahaya biru muda yang berkilau dingin sekaligus hangat. Dari kuas itu, hawa panas dan dingin menyebar bersamaan, membuat udara di sekitarnya bergetar tipis.

Kuas mulai menari kembali di atas kertas. Setiap sapuan membawa hukum Dao, menyalurkan pemahaman mendalam dari kehidupannya yang lalu. Lumo menulis dengan keheningan yang sakral. Ia tidak sekadar mencipta simbol, tetapi membangkitkan hukum alam yang tertidur dalam tinta dan kertas. Ketika ia menorehkan simbol terakhir, kertas itu bergetar halus lalu menyala biru terang. Jimat serangan pun jadi. Ia menyimpannya dengan tenang ke dalam cincin penyimpanan, tanpa ekspresi sedikit pun di wajahnya.

Setelah itu, Lumo terus bekerja. Lima jimat pelarian lagi ia ciptakan, kemudian sembilan jimat serangan dengan pola berbeda, masing-masing membawa daya ledak dan unsur yang khas. Qi di tubuhnya mulai menipis, namun napasnya tetap teratur. Setelah beberapa saat, tersisa sepuluh kertas jimat kosong. Ia menatapnya sejenak, lalu berkata dalam hati, “Yang tersisa akan kupakai untuk pertahanan.”

Ia kembali mencelupkan kuas, namun kali ini tinta bercampur dengan niatnya untuk membentuk formasi pelindung. Setiap garis ia tulis dengan ketelitian ekstrem, meniru pola formasi kuno yang hanya diketahui oleh segelintir ahli. Setelah beberapa saat, jimat-jimat itu selesai. Warnanya hijau zamrud, memancarkan cahaya lembut seperti daun di bawah sinar bulan. Jimat pertahanan. Ia menghela napas panjang, lalu menyimpan semua ke dalam cincin penyimpanan bersama tinta dan kuasnya.

“Dengan ini, setidaknya perjalanan ke Kolam Petir Neraka tidak akan terlalu berbahaya,” pikirnya dalam hati. Ia kembali menyeduh teh, menikmati kehangatan yang menenangkan.

Namun ketenangan itu tak bertahan lama. Suara langkah cepat terdengar dari luar. Jian Wuji muncul di ambang pintu, wajahnya sedikit tegang. Ia masuk dengan tergesa, duduk di hadapan Lumo, lalu berkata, “Daoyo Lu, informasi yang kau minta tentang Negara Yozhi... tidak bisa ditemukan. Semua informan yang mencoba menyelidikinya, tidak ada satu pun yang kembali.”

Alis Lumo sedikit berkerut. Dalam hatinya, ombak pemikiran bergolak. Negara Yozhi... apa yang sebenarnya terjadi di sana? Apa ini ada hubungannya dengan Luan dan Mu Lang? Namun wajahnya tetap tenang seperti air danau tanpa riak. “Tidak apa-apa,” jawabnya datar. “Aku tidak terlalu membutuhkan informasi itu.”

Jian Wuji tampak tertegun. “Tapi... bukankah Daoyo Lu sangat ingin mengetahui tentang Negara Yozhi? Jika benar, aku akan berusaha mencari lebih dalam. Hanya saja... tidak dalam waktu dekat.”

Lumo mengangguk perlahan. “Tak masalah. Katakan saja padaku setelah aku kembali dari Kolam Petir Neraka.”

Jian Wuji menuangkan teh ke cangkirnya, menatap Lumo dengan raut ingin tahu. “Baiklah, Daoyo Lu. Tapi boleh aku tahu... apa yang membuatmu begitu tertarik pada Negara Yozhi? Apakah kau pernah ke sana?”

Lumo terdiam sejenak. Dalam pikirannya, kenangan masa lalu berkelebat. Ia pernah menginjakkan kaki di Negeri Yozhi dua abad silam. Negeri ilusi, penuh bayangan dan rahasia. Di sana ia tinggal hampir lima puluh tahun, mengejar artefak langka bernama Mutiara Api. Di negeri itu pula, ada seorang gadis yang menganggapnya seperti kakak sendiri.

Namun bibirnya hanya menampakkan senyum tipis. “Aku masih muda, dan belum mengenal luasnya dunia. Wajar jika aku ingin tahu tentang negeri-negeri lain,” ujarnya ringan.

Jian Wuji menatapnya, lalu tersenyum kecil. “Benar juga. Ketika aku masih muda seperti Daoyo Lu, aku pun memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Seringkali aku mencari informasi tentang negeri jauh, meski tak pernah punya kesempatan pergi ke sana.”

Lumo membalas senyumnya. “Begitulah masa muda. Selalu ingin tahu.”

Jian Wuji mengangguk, lalu meneguk tehnya. Suasana menjadi tenang kembali, hanya suara hujan halus di luar yang menemani.

Sementara itu, di kamar Qingwan, suasana berbeda. Fengyuan duduk dengan sikap tenang, namun wajahnya tampak serius. Di hadapannya, Qingwan duduk bersimpuh, menunduk hormat.

“Dengar baik-baik, Qingwan,” kata Fengyuan perlahan. “Besok kau akan pergi ke Kolam Petir Neraka bersama Daoyo Lu. Itu adalah peluang besar bagimu.”

Qingwan mengangkat wajahnya, namun rautnya dipenuhi kecemasan. “Tapi Guru... Guru sudah memberitahuku lokasi Kolam Petir Neraka. Tempat itu sangat dirahasiakan. Jika pihak atas Negara Gizo tahu, bukankah sekte kita akan berada dalam bahaya? Aku tidak tenang meninggalkan Guru sendirian.”

Fengyuan tersenyum samar, lalu menggeleng pelan. “Gadis bodoh. Tak seorang pun tahu tentang pembicaraan kita semalam. Apa yang perlu ditakutkan?” katanya sambil terkekeh ringan. “Lagipula, jika Daoyo Lu membawamu bersamanya, itu bukan sekadar kebetulan. Mungkin langit sedang memberimu peluang yang tak boleh disia-siakan.”

Qingwan terdiam. Matanya memantulkan cahaya ragu.

Fengyuan menatap keluar jendela, ke arah kabut yang menyelimuti gunung. “Guru tidak percaya buta padanya. Namun setelah mendapat kabar dari seorang pelayan Klan Lu, aku semakin yakin bahwa Daoyo Lu bukan manusia biasa. Entah ia adalah seseorang yang bereinkarnasi, atau seseorang yang telah mendapatkan pencerahan dari langit.”

Qingwan terkejut, matanya melebar. “Guru... bagaimana Guru bisa yakin?”

Fengyuan tersenyum lembut. “Pelayan itu berkata bahwa dulu Daoyo Lu hanyalah orang lumpuh. Sampah tanpa Qi. Namun dua tahun lalu, ia melihat sendiri Daoyo Lu terbang meninggalkan kediamannya saat malam hari. Bagaimana mungkin seseorang tanpa Qi bisa terbang?”

Ia berhenti sejenak, lalu menatap Qingwan. “Itu bukan hal yang bisa dilakukan manusia biasa. Maka kesimpulanku... ia telah mendapatkan pencerahan.”

Qingwan terdiam, membayangkan cerita gurunya. Matanya berkilat dengan rasa kagum yang tak bisa disembunyikan. “Baiklah, Guru. Aku mengerti. Qingwan akan memanfaatkan kesempatan yang diberikan Senior Lu sebaik mungkin.”

Fengyuan tersenyum puas. “Murid yang baik,” katanya lembut. “Langit memberi kesempatan hanya pada mereka yang berani melangkah.”

Di luar, petir berkilat jauh di balik awan. Angin gunung berhembus pelan, seolah mengabarkan bahwa hari-hari damai Sekte Qingyun akan segera terguncang oleh sesuatu yang jauh lebih besar dari sekadar perjalanan ke Kolam Petir Neraka.

1
Didit Nur
YUKARO 🤗😘😘😘
Didit Nur
YUKARO sangat cerdas 😘
YAKARO: Terimakasih 🙏
total 1 replies
Doddy kun
Lumo sangat cerdik. menggunakan kesempatan untuk memperkuat diri 💪
YAKARO: Yoi. terimakasih🙏
total 1 replies
Doddy kun
proses pengobatan yang sangat sulit
Doddy kun
mantap lumo
Doddy kun
Ceritanya bagus, cukup memuaskan sejauh ini. perkembangan MC juga cepat, jadi GK ngebosenin. bintang lima thor 🤟
WaViPu
Up banyak thor
WaViPu
Mantap Lumo, kau paling best
Doddy kun
semakin menarik
WaViPu
Hahaa tetua nya aneh banget, Tiba-tiba pingin menjadi murid Lumo
Doddy kun
mantap lanjutkan
Don Pablo
Oke, Lumo mencoba bermain dengan api 🔥
Doddy kun
mantap thor. perkembangan nya cepat 💪
Doddy kun
wkwkwk. ngopo kui wedok an aneh 🤣
Doddy kun
mantap thor, gass terus
Adrian Koto
cerita kolosal ada nuansa misterinya 🙂👍
HUOKIO
Disturbing banget Thor 😁
Don Pablo
untuk awal bagus, tapi kalau menurun kualitas nya, ku turun kan bintang nya😛
Don Pablo
melepaskan anak panah🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!