Saling mengenal satu sama lain sejak dibangku sekolah namun Leon sangat membenci Elvira karena alasan yang sampai saat ini tidak dimengerti oleh Elvira.
Dan kebencian Leon terhadap Elvira semakin bertambah ketika keduanya dijodohkan oleh kedua orang tua mereka.
Leon menganggap Elvira sebagai wanita licik. Elvira merusak hidupnya. Sedangkan Elvira menganggap Leon sebagai cinta pertamanya yang kini menjadi pangerannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anindita Ningtias, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33
"Elvira, disini" teriak seorang pria yang menarik perhatian banyak karyawan yang masih berada di kantin dan tentu saja itu tidak lepas dari tatapan tajam Leon.
Elvira tanpa ragu melangkah mendahului Leon dan Ruby menuju meja pria yang menyapanya itu karena ia melihat Shiena disebelah pria yang meneriaki namanya itu, benar pria itu adalah Deri.
"Halo, selamat siang" sapa Elvira dan duduk diantara mereka.
"Selamat siang" ucap Shiena dan Deri, mereka pun saling memperkenalkan diri.
"Kamu tidak ambil makanan dulu atau mau aku ambilkan? Kamu mau makan apa?" tanya Deri penuh perhatian.
"Tidak perlu, aku bisa melakukannya sendiri nanti" tolak Elvira dengan ramah.
Leon dan Ruby mengambil posisi disebelah meja Elvira, Shiena dan Deri agar ia bisa mendengar apa yang sedang dibicarakan oleh ketiga orang itu dan ia sangat penasaran bagaimana Elvira bisa memiliki kenalan diperusahaan ini.
"Ini makananmu, makan dulu" ucap Leon yang tiba-tiba datang menghampiri meja mereka dan memberikan nampan makan siangnya untuk Elvira.
"Tidak apa pak, saya bisa mengambilnya sendiri" ucap Elvira menolak perhatian Leon.
"Makan saja itu" ucap Leon lagi lalu kembali ke mejanya.
"Loh kenapa makanan bapak di kasih ke anak baru itu? Ini makanan saya belum saya sentuh kok pak, biar saya ambil yang baru saja" ucap Ruby menyodorkan makanannya kepada Leon.
"Tidak perlu, saya bisa sendiri. Kamu makan saja" ucap Leon beranjak dari sana mengambil makan siangnya.
Ruby menghela nafasnya kasar, ia kesal kepada anak baru yang sengaja mencari perhatian Leon disaat mereka mengambil makanan anak baru itu justru duduk tanpa mengambil makan siangnya.
Jika bukan karena Leon ia tidak akan datang ke kantin lagi karena kalau boleh jujur perutnya sudah penuh sekali, tak sanggup rasanya untuk menghabiskan makanannya ini.
Rasanya belum ada satu jam berlalu kini ia kembali berada di kantin menghadap makanan lagi, bisa-bisa ia sakit perut jika makan terlalu banyak.
Leon kembali ke mejanya dan mulai menikmati makan siangnya begitu juga dengan Ruby yang terpaksa menyuap setiap makanan dengan susah payah menelan itu semua.
Meja dimana Elvira berada terlihat sangat senang karena beberapa kali terdengar canda tawa dari ketiganya dan tentu saja setiap pembicaraan mereka didengarkan oleh Leon dengan seksama.
"Jadi kamu kuliah sambil kerja, El?" tanya Deri, karena kebetulan mereka seumuran jadi keduanya bisa dengan mudah mengakrabkan diri.
"Iyaa" ucap Elvira.
"Kamu telat kuliah apa gimana?" tanya Deri lagi
"Enggak kok, ini kuliah yang kedua. Aku ambil jurusan beda-beda" ucap Elvira
"Sebelumnya jurusan apa?" tanya Deri penasaran.
"Aku ambil humas, administrasi kalo sekarang aku ambil desain" ucap Elvira membuat Shiena dan Deri kaget.
"Kenapa tiba-tiba desain?" tanya mereka kompak, hal itu membuat Elvira tertawa.
"Tidak ada alasan, aku cuma ingin mencoba hal baru" ucap Elvira.
"Itu cocok untukmu, anak desain" ucap Deri di angguki oleh Shiena.
"Kalau kalian melihat aku yang sebelumnya mungkin kalian akan kaget dan mengatakan aku lebih cocok jadi anak humas" ucap Elvira tersenyum menahan tawanya.
"Kau cantik" puji Deri tentu membuat Elvira kaget begitu juga dengan orang yang dari tadi mendengarkan percakapan mereka.
"Oh benarkah? thanks der" ucap Elvira kaget sekaligus canggung karena dipuji secara langsung.
"Aku setuju, kamu cantik tidak bosan dipandang" ucap Shiena menambahkan pujian Deri.
"Duh terima kasih, aku jadi malu nih" ucap Elvira mengipas wajahnya yang perlahan mulai memerah.
"Berisik sekali. Memangnya ini kantin kalian, lebay banget sih padahal gak cantik-cantik banget" ucap Ruby yang jengah karena mau tidak mau juga mendengar pembicaraan Elvira dan yang lainnya.
Elvira, Shiena dan Deri langsung menoleh ke arah Ruby yang dengan santai menyuap makanannya setalah berkata seperti itu, tak hanya mereka pria yang didepan Ruby pun ikut menatap Ruby seakan minta kejelasan apa maksudnya mengatakan hal seperti itu.
"Abaikan saja, dia memang seperti itu" ucap Deri pada Elvira.
"Buruan habiskan makanmu, sebentar lagi jam makan siang habis" ucap Shiena menyuruh Elvira menyelesaikan makannya dengan cepat.
Leon bangkit dari duduknya, ia sudah menyelesaikan makan siangnya sebelum beranjak dari sana ia berjalan menuju meja Elvira dan memberinya sekotak yogurt untuk diminum.
"Pelan-pelan saja makannya, tidak apa telat sedikit" ucap Leon lalu berjalan meninggalkan kantin bahkan Elvira tidak sempat mengucapkan terima kasih karena Leon langsung pergi dari sana.
Shiena menatap Elvira menahan senyumnya sepertinya Leon tidak sanggup untuk menyembunyikan hubungan mereka melihat Leon selalu memberi perhatian lebih pada Elvira.
Berbeda dengan Shiena, Ruby dan Deri yang melihat kejadian barusan kaget bukan main.
"Apa yang sebenarnya kau lakukan pada pak Leon? kau menggodanya?" ucap Ruby menatap tajam Elvira.
"Hey anak baru!" pekik Ruby saat Elvira mengabaikannya dan mereka menjadi pusat perhatian beberapa karyawan yang masih berada di kantin.
Elvira yang merasa terpanggil pun menoleh ke arah Ruby dan mempertanyakan kenapa Ruby tiba-tiba meneriakinya.
"Ya, aku? Kenapa?" tanya Elvira singkat justru menambah kekesalan Ruby padanya.
"Wah banyak tingkah sekali anak baru ini" ucap Ruby kesal, Elvira mengerutkan keningnya karena ia tak merasa mendapat jawaban dari ucapan Ruby itu.
"Kau itu mau bekerja atau menggoda pria yang ada di perusahaan ini ha?" ucap Ruby kesal minta ampun.
"Mungkin karena kau baru jadi kau tidak tau, pak Leon itu sudah menikah jangan kegatalan" ucap Ruby membuat semua pandangan tertuju pada Elvira.
Shiena hanya menghela nafasnya melihat kelakuan Ruby.
"Memangnya kau lihat aku menggoda pak Leon?" ucap Elvira dengan berani.
Mungkin dulu ia takut menghadapi hal seperti ini tapi sekarang tidak, semakin dewasa keberaniannya semakin besar jadi ia sudah tidak mudah untuk ditindas lagi.
"Anak baru banyak tingkah, merasa cantik banget emang? Kerja aja yang bener jangan godain suami orang" ucap Ruby.
"Susah ngomong sama orang yang pikirannya pendek" ucap Elvira bangkit dari duduknya dan berjalan meninggalkan kantin.
"Hey kau!" pekik Ruby dibuat semakin kesal.
"Sudahlah Ruby, hentikan itu. Dia anak baru, kita harus memberi contoh yang baik padanya" ucap Shiena mencoba untuk mencairkan suasana.
"Mbak dengarkan apa yang baru saja anak baru itu katakan? Dia yang mulai duluan mbak, gimana aku gak emosi" ucap Ruby.
Shiena dan Deri hanya menggelengkan kepala mereka saja, semua orang yang ada di kantin ini pun tau siapa yang duluan memulai pertengkaran ini tapi dengan santainya ia mengatakan jika Elvira yang mengganggunya lebih dulu.
Jam makan siang sudah selesai para karyawan pun kembali ke ruangan mereka masing-masing, di lantai atas didepan ruangan Leon terlihat dua orang wanita sedang saling menatap dengan tajam.
"Anak baru banyak tingkah" ucap Ruby sinis.
Elvira tak menanggapi setiap perkataan Ruby ia hanya menatap balik Ruby dengan tatapan tajam.
"Ruby masuk ke dalam ruanganmu, nanti dicariin pak Leon" ucap Shiena menyuruh Rubys segera masuk ke dalam.
Ruby melangkahkan kakinya dengan kesal dan sengaja ia hentak-hentakan yang menimbulkan. sedikit kebisingan.
"Ada-ada saja" ucap Elvira menahan tawanya.