Opps, I Married ?!

“ini adalah pameran animasi, Cahaya yang diberikan berbeda tapi tata letaknya sedikit familiar” ujarku memberi pendapat.

“tidak, masih belum cukup” balas Dimas.

Aku dan dimas sudah satu jam berada di dalam ruang dokumen untuk mencari contoh pencahayaan yang pernah dibuat.

‘Ceklek’

Pintu Gudang tiba tiba terbuka, Kevin masuk dan mendekat ke arah kami berdua, “gimana kencan kalian berdua?”

“Pak kevin? Kenapa anda ke sini?” tanyaku.

“Jika kau datang hanya untuk mengganggu kami, pergi sana” usir dimas.

“Apaan sih, aku kesini Cuma untuk menyampaikan pesan dari Arjuna, dia bilang penggantian desain nya sudah di setujui” ujar Kevin.

“aku benar benar minta maaf sudah membuat pekerjaan kita bertambah, aku janji akan bekerja secepatnya” selaku.

“tidak perlu menjelaskannya nona, aku sudah dengar apa yang terjadi dan aku setuju dengan pemikiranmu, kita adalah team, apapun yang terjadi ini semua adalah tanggung jawab kita, lagi pula aku setuju denganmu, desain dari Dimas masih sedikit kurang” Kevin berbicara sambil sedikit tertawa keras.

Aku kembali mencari contoh contoh pameran yang pernah di tangani oleh perusahaan ku.

“oohhh~ sekarang kau sudah berpindah Haluan” tegur Dimas.

“hahaha, aku akan mengikuti kata hatiku, tentu saja aku mengatakan ini karena hidupmu itu masih kurang cinta, kau perlu cinta untuk mengeluarkan konsep pasangan, seperti Naura” sahut Kevin.

“Makasih” balas ku singkat.

Kevin menatapku dengan senyuman aneh, “sepertinya kau baru saja mendapatkan pukulan yang keras dari arjuna, apa dia memarahi mu?”

Aku menganggukkan kepala dan tersenyum pasrah.

“aneh, itu tidak seperti dirinya, yang aku tau, arjuna tidak pernah seperti itu”

“benar, dia biasanya tidak sekeras itu, dia biasanya selalu mengatakan kata kata positif” tambah Dimas atas ucapan Kevin. “aku tidak akan sedih jika aku berada di posisimu, dia bersikap keras seperti itu pasti karena kamu special, dia mau kamu benar benar mengeluarkan pemikiranmu sendiri” lanjutnya.

“Ciieee, kau pasti akan menangis bahagia mendengan ucapan dimas” ledek Kevin.

“tidak! Aku tidak akan menangis untuk hal seperti itu” bantahku cepat, tapi aku merasa sedikit bahagia karena dia mau mengingatkanku.

Aku kembali mencoba mengalihkan perhatianku dari dua orang pria yang sedang meledekku, kevin juga ikut membantu kami mencari desain dan konsep yang cocok sebagai contoh. Sebaiknya aku focus mencari dokumen yang aku perlukan, jika terus meladeni dua pria itu aku mungkin akan terus di ledeki oleh mereka.

Yang aku tau keduanya adalah teman dekat Arjuna, walau mungkin mereka tau tentang hubunganku dengan Arjuna adalah kontrak mereka terlihat selalu mendekatkan ku dengan Arjuna, apa mereka memang sengaja?

Saat asik mencari dokumen yang aku perlukan tak sengaja aku melihat satu dokumen yang mungkin cocok sebagai referensi tambahan untuk di buat sebagai contoh.

Aku segera membawa dokumen itu ke hadapan Dimas dan Kevin. Itu adalah dokumen tentang festival Cahaya yang di lakukan di sebuah tempat wisata. Terlihat indah dan membawa sedikit nostalgia padaku. Gedung itu besar tapi mengeluarkan Cahaya yang indah, bahkan jalanan nya terlihat bersinar, seperti sebuah magic.

“Apakah ini yang namanya chemistry suami istri?” komentar Kevin saat melihat dokumen yang aku pegang.

“Apa?” aku spontan langsung bertanya karena tidak mengerti dengan ucapan dari kevin.

Kevin dan Dimas saling bertatapan lalu menggeleng pelan, “lupakan, kenapa kau memilih itu?” tanya Dimas.

“aku ingat alasan kenapa aku masuk ke dalam Perusahaan ini, semua karena aku tidak sengaja melihat festival ini” aku tersenyum mengingat masa lalu yang membuat aku ingin sekali memasuki Perusahaan tempat aku bekerja sekarang.

“itu ketika kau masih berada di Universitas kan?”

“Benar, saat itu aku masih semester awal” Angguk ku pada pertanyaan Kevin.

Aku kembali tersenyum saat mengingat kejadian itu, Aku mengatakan pada kevin dan Dimas kejadiannya, saat itu aku menangis karena dosenku baru memberikan nilai jelek padaku, saat aku berjalan pulang, aku melihat festival yang di adakan itu, aku mendengar suara orang orang yang berteriak kagum, dan aku pun juga ikut kagum melihat keindahan itu, aku merasa seperti berada di sebuah akuarium yang sangat besar.

“Aku tidak bisa menutup mataku, aku hanya bisa terpukau dengan keindahan itu, hanya dari Cahaya tapi bisa memberikan arti yang sangat dalam, aku bahkan melupakan tangisku” lanjut ku menceritakan.

Dimas dan Kevin masih focus mendengar ceritaku, mereka mengangguk sambil mengulum senyum mereka.

Mengingat kembali tentang itu, aku kembali teringat ada seseorang yang menangis saat itu, tapi dia menangis bahagia, aku tidak ingat siapa dia tapi aku yakin dia adalah orang yang bekerja di sini karena bahagia telah berhasil membuat orang orang bahagia dengan hasil kerjanya.

Dulu saat pertama kali aku masuk kesini aku berusaha mencari dokumen ini, tapi aku tidak pernah bisa menemukannya, tapi kenapa aku sekarang bisa menemukannya.

“Ahhh maaf, aku berbicara tentang masa laluku, harusnya kita focus bekerja, Pak dimas, aku akan membawa ini sebagai contohnya, bisa kan” aku segera menghentikan gumaman ku.

Dimas menatapku dengan ekspresi yang aneh, dia mengambil dokumen di tanganku dan mulai membacanya lembar demi lembar.

“terserahlah, kalau itu menurutmu bagus, ambil saja” ucap Dimas acuh.

“ohh~ oke” aku mengangguk ragu. Kenapa mereka berdua menatapku dengan aneh sejak aku mengambil dokumen ini?

Aku mulai melanjutkan pekerjaanku dengan contoh yang sudah aku dapatkan, setelah berhasil menyelesaikannya aku segera mengirimkan hasil, pekerjaanku pada Dimas, kevin dan Arjuna, jika aku sudah mendapat persetujuan Arjuna, Langkah terakhir adalah mengkonfirmasi pada klien dan para petugas yang bekerja untuk Pembangunan.

Aku menghela nafas lega karena berhasil menyelesaikan semuanya sebelum besok, karena besok hanya tinggal menjalankan pembangunannya, tapi saat aku melihat ke arah luar aku terdiam pelan, Langit ternyata sudah sangat gelap dan saat aku melihat jam ini sudah tengah malam, yang artinya aku sudah tidak bisa pulang karena tidak ada lagi kendaraan umum untuk pulang.

Dimas dan Kevin sudah pergi sejak tadi saat aku mulai melanjutkan pekerjaanku, aku sekarang hanya bisa pasrah berjalan menuju ruang istirahat karyawan.

Gelap dan sepi, sepertinya hanya aku yang tersisa di gedung ini, Aku menatap ke arah jendela yang sekarang menampilkan langit yang sangat gelap karena baru saja hujan.

Aku tidak tau berapa lama aku bekerja, hingga bisa lupa kapan waktu pulang. Aku mengambil selimut dan mulai menutupi tubuhku dengan selimut, aku berusaha memejamkan mataku, tapi tidak bisa, suasana ini sedikit membuatku takut, aku menghela nafas pelan aku ingin pulang dan mandi, badanku rasanya sangat capek. Mungkin Arjuna tidak akan menyadari kalau aku tidak ada di kamar saat ini, apa yang akan pria itu lakukan tanpa aku ya? Pastinya dia tidak akan merasa cemas padaku, Karena aku hanyalah istri kontraknya.

...🎀🎀🎀🎀🎀...