NovelToon NovelToon
Cinta Dan Kebohongan

Cinta Dan Kebohongan

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Mafia / Percintaan Konglomerat / Keluarga / Romansa / Bad Boy
Popularitas:30.2k
Nilai: 5
Nama Author: Penaduajempol

Bella mempergoki kekasihnya selingkuh sedang bercumbu di parkiran mall yang sepi. Hal itu membuat Bella syok dengan melihat secara langsung Tama berselingkuh dengan seorang perempuan yang amat dikenalnya. Apa yang akan dilakukan Bella saat tahu Tama selingkuh? Dan bagaimana ia akan memberikan pelajaran pada perempuan yang amat ia percaya selama ini?



Disclaimer; Cerita ini murni karangan Pena dua jempol. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat, peristiwa atau cerita mohon dimaafkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Penaduajempol, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 32 - Andre Reason

Bella melewatkan jam pelajaran keduanya dan langsung menuju kantin setelah ia memutuskan duduk di salah satu bilik toilet untuk menenangkan pikirannya.

"Bella, kamu dari mana? Kok kamu nangis?" tanya Meli sambil memeluk Bella.

Bella segera membalas pelukan Melisa. "Ternyata... Kanu--" Belum sempat gadis itu cerita, dia sudah menangis kembali.

"Sssttttttt... tenang ya. Gimana kalau kita ke taman aja?" usul Hani sambil mengelus punggung Bella dan diangguki oleh gadis itu.

Hani mendudukkan tubuhnya di bangku taman bersama dengan kedua temannya. "Kak Danu kenapa? Tadi lo dari markas?"

Bella menganggukan kepalanya pelan. "Danu bawa perempuan ke kamarnya," isak Bella.

"Bagaimana kamu tau, Bell? Kamu melihatnya langsung?" tanya Meli penasaran.

Kali ini gadis itu menggeleng. "Ada Stiletto di depan kamar Danu." Bella menutupi wajahnya kemudian menangis.

"Bener-bener kelewatan, ya! Gue bakal lapor Panji bi--"

"Gak perlu, Han. Aku males kalau masalahnya jadi panjang."

Tiba-tiba dari arah kantin, Wulan datang sambil menenteng plastik yang berisi Snack. "Hai... Kalian di sini? Aku nungguin di kantin, tau! Ini buat kalian. Pasti belum makan, kan?"

"Thanks ya, Lan. Tau aja Lo," ucap Hani terkekeh.

"Lan. Nanti aku boleh kan nginep di rumah kamu?"

Wulan menatap Bella bingung. "Kamu habis nangis, Bell? Kenapa?"

Bella hanya menggeleng tidak ingin menjawab pertanyaan Wulan, ia malah balik bertanya. "Bolehkan aku nginep di rumah kamu?"

"Aku ngontrak Bell, buka tinggal di rumah. You know what I mean?" ucap Wulan dengan nada pelan.

Bella merasa tak enak, apakah tadi ia menyinggung Wulan. "It's oke. I am just sleep. Please," pintanya dan diangguki oleh Wulan.

Bella bukan hanya ingin menghindari Danu. Gadis itu juga ingin menghindari keluarganya. Entahlah akhir-akhir ini atmosfer di rumahnya semakin memanas.

Danu memperhatikan jam yang menempel di kamarnya. Ternyata sudah hampir sore dan sebentar lagi Bella pulang.

Mengingat Bella, kesadaran Danu seketika pulih. Ia lupa mengisi daya pada handphonenya. Ia kalang kabut mencari keberadaan handphonenya yang ternyata ada di lantai kamarnya.

Danu mengisi daya handphonenya kemudian ia berlari ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Selesai dari kamar mandi, ia dikejutkan dengan puluhan panggilan dari kekasihnya dan ratusan chat dari aplikasi chatting.

Saat ia ingin menghubungi Bella. Seketika ada chat masuk yang isinya sangat mengganggu konsentrasinya.

Room chat Panji

Panji: Nu... lo bawa jal ang ke markas?

Dengan segera Danu menelpon Panji ,menanyakan maksud dari ucapan Panji yang menuduhnya tidak-tidak.

"Maksud lo apa?"

"Lo beneran gak tau apa pura-pura gak tau?! Bang sat Lo ya, di telpon gak aktif, Pintu kamar lo sampai di gedor-gedor Bella tapi gak lo buka. Ditambah lo bawa jal ang ke kamar lo!" cerocos Panji ditelpon. Ia tidak memberikan Danu kesempatan untuk bicara.

"Lo bisa gak ngomongnya pelan-pelan. Gue gak bawa jal ang seperti apa yang lo maksud. Gue juga baru bangun dan isi daya handphone gue."

"Lo gak bawa jal ang tapi di pintu kamar lo ada Stiletto perempuan dan lo tau? Bella lihat itu."

"Apa! Bella beneran ke markas, tadi?"

Seketika Danu mematikan panggilan telpon nya dan memeriksa pintu depan kamarnya.

"Shit!"

Saat Bella memasuki rumahnya tampak papinya sedang fokus dengan tablet di tangannya. Sengaja ia tidak menyapanya karena malas untuk berdebat persoalan semalam atau bahkan tadi pagi.

Bella memilih pulang terlebih dahulu untuk mengambil keperluannya selama menginap di tempat Wulan nanti. Bukan untuk meminta izin atau berpamitan. Karena ia yakin, tidak ada dirinya di rumah itu, tidak akan membuat orang tuanya khawatir.

"Kamu sudah pulang bella?" Andre menyapa saat Bella hendak melewatinya.

Bella hanya menganggukan kepalanya dan melanjutkan langkahnya.

Andre melirik putrinya sekilas kemudian berucap, "Papi bisa bicara sama kamu sebentar?"

Bella menatap papi nya lalu menganggukan kepala lagi.

"Kita bicara di ruang kerja Papi saja!" titah Andre.

Sesampainya di ruang kerjanya, Andre memberikan kotak berbentuk peti yang panjangnya kurang lebih 20 cm berwarna biru navy. Bella membukanya dan ternyata isinya adalah perhiasan bermata berlian dalam jumlah yang banyak. Mulai dari kalung, gelang, dan cincin.

"Ini punya siapa pih?" tanya Bella yang nampak heran.

"Itu punya mami kamu, Bella. Kamu bisa simpan itu, siapa tau bisa kamu gunakan nanti. Tapi jangan kasih tau Lisa atau mama Inah, ya," pinta Andre.

Bella baru ini mendengar sang papi tidak berada di pihak istri kesayangannya. 'Ahhh... mungkin papi takut, mereka iri padaku.' Pikirnya.

Andre menarik nafasnya dengan panjang lalu mengeluarkan nya dengan sedikit berat.

"Papi tau bagaimana watak mama Inah, Tapi Papi gak bisa terus-terusan membela kamu di depan mama Inah. Papi cuma mau Bella tau, kalau Papi sayang banget sama Bella melebihi sayang Papi kepada Mama Inah apalagi Lisa. Papi hanya ingin bersikap adil. Di belakang kamu, Papi berusaha meminta mama Inah untuk lebih sabar menghadapi kamu. Papi cuma gak mau mama Inah sampai minta cerai ke Papi," ucap Andre.

"Papi takut kalau mama Inah meninggalkan Papi? harusnya itu bagus dong. Perempuan bukan hanya dia, Pih. Bella berharap Papi menikahi seorang wanita dewasa yang keibuan, seperti Ibu Anna contohnya!" ungkap Bella.

Andre tersenyum kecil mendengar jawaban putrinya. "Bella harus tau, laki-laki itu sulit jika harus hidup sendiri. Jika Papi tidak memutuskan menikahi Mama Inah, nanti masa tua Papi sama siapa? tidak mungkin kamu mau mengurus Papi, kan?"

"Kenapa Papi bilang begitu? Bella mau mengurus Papi. Bella gak akan tinggalin Papi!" jawab bella. Ia tidak habis pikir papinya berfikir pendek seperti itu pada dirinya.

"Dengarkan Papi dulu, Bella!" ucap andre lembut pada putrinya, "Apakah suatu hari nanti kamu tidak ingin menikah? Jika kamu menikah, kamu harus mengikuti suami kamu, Bella. Tidak mungkin kamu selalu bersama Papi bahkan ketika kamu ingin menemui Papi, kamu harus meminta izin terlebih dahulu kepada suami mu. Lantas apa suami mu nanti ridho jika harus melihat mu mengurusi Papi yang mungkin akan sakit di masa tua. Papi hanya memikirkan kemungkinan yang buruk saja Bella?"

"Kan, kita bisa tinggal sama-sama Pih, di rumah ini!"

"Mana bisa, Bella! Apa jadinya jika dalam 1 kapal terdapat 2 nahkoda. Suami kamu pasti akan merasa tidak memiliki kehormatan dan wibawa jika tinggal di rumah mertuanya. Begitupun dengan sebaliknya. Lagi pula kalian gak akan bebas melakukan hal apapun, pasti ada rasa tidak enak dengan Papi," Andre menatap lekat bella.

"...." Bella memilih diam untuk mencerna setiap ucapan Andre.

"Bella, Maaf Papa baru bisa kasih alasannya sekarang, karena kamu sudah besar. Jika Papi jelaskan hal ini pada saat kamu masih SMP dulu, mungkin kamu belum bisa mencernanya," ucapnya, "Papi ingin memiliki teman hidup di masa tua Papi, Bella. Semoga kamu paham," lanjut Andre.

"Bella masih gak paham sama Papi. Papi mau Bella jadi anak yang gak berbakti?" Bella menangis sesenggukan.

Andre memeluk putrinya dan menenangkannya.

"Tidak Bella, bukan begitu. Papi tidak melarang kamu untuk berbakti pada Papi apalagi jika seandainya Papi payah nanti. Semoga kamu bisa ikut mengurus Papi. Disini Papi menjelaskan ada hal yang tidak bisa Bella lakuin untuk Papi. Misalnya kebutuhan biologis Papi. Papi masih produktif, bella. Meskipun Papi dan Mama sepakat untuk tidak ingin memiliki anak. Ada beberapa hal yang mungkin agak tabu untuk Bella. Jika Papi payah dan tidak bisa ke toilet sendiri, mau tidak mau Mama Inah atau perawat yang membantu Papi, tidak mungkin kamu. Pasti kamu tidak akan sanggup. Papi dan Mama Inah bersama sebagai teman hidup kelak di masa tua nanti, Bella," jelas Andre.

Bella memahami arah pembicaraan Papi nya. Dia pun mulai lega setelah mengetahui niat Papi nya, mengapa harus menikah lagi. Namun itu tidak membuatnya bisa menerima Inah begitu saja.

"Lebih baik Papi menikah lagi bukan?! dari pada papi menyewa wanita-wanita--"

"Iya Pih, Bella paham!" potong Bella sambil tersenyum memeluk papinya.

Dia sangat senang memiliki papi yang tenyata sangat menyayanginya dan selalu memikirkannya. Padahal dari dulu ia selalu berprasangka buruk pada papinya.

"Mulai sekarang kamu bisa ya, lebih ramah dengan Mama Inah Dan Lisa?"

Selalu ada udang di balik batu. Papi nya memang jago bernegosiasi. "Akan Bella usahakan, Pih," ucap Bella sambil tersenyum tipis.

"Ya sudah, kamu bersih-bersih sana. Anak Papi bau matahari!" ejek andre pada putrinya.

"Papihhhhh ihhh."

"Hahaha... sudah-sudah sana. Jangan lupa kotaknya di masukan ke tas kamu!"

Danu menunggu Bella pulang. Namun saat semua siswa telah pulang dan sekolah sudah tampak sepi ia tidak melihat Bella keluar dari lorong penghubung antara lobby sekolah dengan ruang belajar murid.

Padahal Danu sudah melihat Meli, Wulan dan Hani yang telah keluar 30 menit yang lalu.

"Hallo, nji!"

"Iya Nu, ada apa?"

"Hari ini ada latihan climbing?"

"Engga ada, Rabu kita latihannya sekalian teori survival!" jawab Panji di seberang sana.

"Latihan yang lain? Di sekre ada siapa aja?"

"Gak ada siapa-siapa cuma gue dan Hans doang, ini juga mau gue kunci. Ada apa Nu?"

"Lo liat bella hari ini di sekolah?"

"E-engga!" panji berbohong pasalnya ialah yang membocorkan ke Bella jika Danu habis mabok.

Danu segera mematikan handphone nya kemudian ia melajukan mobilnya dengan sangat cepat.

Saat berada di rumah Bella, Danu segera memarkirkan mobilnya. Ia turun dan memencet bell berkali kali.

"Selamat sore!"

"Iya selamat sore, Mas nya cari siapa?" tanya Mbok Asih.

"Bella ada, Bu?"

"Ohh Non Bella nya baru aja pergi Mas. Di anter Mang Usman?"

"Kemana?"

"Kurang tau saya, Mas. Soalnya bawa tas ransel dan tas tangan."

"Terima kasih."

Danu meninggalkan rumah Bella dan langsung memasuki mobilnya untuk menghubungi seseorang.

"Lacak keberadaan Isabella sampai dapat!"

Wulan berputar-putar di depan cermin full body kamar kontrakannya. Disana ada Bella yang memperhatikannya sambil mengulum senyum.

"Gimana Bell? Aku enggak pede, nih!" ucapnya bimbang.

"Nggak pede bagaimana? kata kamu, dress itu pilihan Kak Ian, kan? Ya udah pakai aja. Biar dia senang."

Wulan memastikan sekali lagi di depan cermin. "Tapi gak terlalu mini, kan?" Dress berjenis mini A line dengan bahan yang memang sedikit ketat di bagian dada sampai pinggang dan bagian bawah yang terlalu mengembang, membuat Wulan kurang nyaman.

Tiinn... tinnn...

"Ya ampun dia udah datang. Deg-degan aku Bell bisa sampai di tahap ini. Tahap mengenal keluarganya!"

Bella memberikan pelukannya agar Wulan sedikit rileks. "Iya... Semoga lancar, ya Lan! Jangan tegang."

Bella mengantar Wulan sampai di depan pintu kontrakan nya. Mereka melihat SUV berlogo BMW berwarna hitam terparkir di depan kontrakan Wulan.

Sangat kontras memang keberadaan mobil Adrian yang memasuki area kontrakan Wulan, yang notabenenya kontrakannya berada di perkampungan meskipun depan kontrakan itu memiliki akses jalanan utama.

Kontrakan berpintu 8 ,yang mana terdiri dari 4 pintu di atas dan 4 pintu di bawah. Sedangkan kontrakan yang Wulan tempati saat ini berada di paling pojok bawah.

Adrian yang menyender di body mobilnya seketika menegakkan tubuhnya saat Bella menuntun Wulan kearahnya.

Dengan wajah terheran ia bertanya, "Lo kenapa ada di sini?"

"Bella nginep di tempat aku, Babe!" Bukan Bella yang menjawab, melainkan Wulan.

"Danu tau?" tanyanya lagi.

"Dia gak perlu tau. Gak penting juga buat dia, tahu aku ada dimana." kali ini Bella yang menjawab.

"Lo yakin? Danu ka--"

"Udah kalian berangkat, sana. Nanti keburu malam," potong Bella cepat.

Adrian langsung menggenggam tangan Wulan dan membuka pintu penumpang.

"Bell, be careful, ya! Di kunci ganda pintunya dari dalam," ucap Wulan memperingati Bella.

Bella mengangguk dan berbalik badan memasuki kontrakan itu. Ia melihat jam tangannya yang masih menunjukan pukul 5 sore.

Merasa tidak ada aktivitas yang ia kerjakan. Bella memilih duduk di bagian depan kontrakan Wulan, yang terdapat sofa bed dan televisi. Ada juga mini rak yang berisi buku-buku kumpulan soal dan piagam-piagam milik Wulan.

Toookkk toookkk toookkk

'Ehh... Kok Wulan balik lagi? Ada yang ketinggalan kali ya?' monolog Bella sambil memutar kunci.

"Sebentar Lan!" teriak Bella dari dalam. "Kamu ada yang keti--"

Ucapannya terhenti ketika pintu terbuka dan memperlihatkan seseorang yang berdiri di depan pintu itu dengan wajah dinginnya.

TBC

1
Nita Zali
lagi dan lagi konfliknya...
amateur dara
ya ampun apa jangan-jangan kamandanu yang berbuat /Sob/
amateur dara
Bella benar2 pengertian /Sob/
amateur dara
hampir aja lu jadi cowo bego lagi, Nu. gemes gue
Diyah Pamungkas Sari
kampret otor bkin ngaka "prindapan" bisanya kesana halunya 🤣🤣
Pena dua jempol: wkwkkwwk 🤣 makasih kak udah baca karya aku yang agak absurd dan cabul ini 🤣
total 1 replies
Nita Zali
moga Bella n Danu bersama...jgn biarkn mrk berpisah thor
amateur dara
dinasti PV bakal panjang nih romannya. /Drool/
Pena dua jempol: ikuti terus kisahnya ya kak 🫰🏿
total 1 replies
amateur dara
wah... Daebak.
amateur dara
di cintai secara ugal-ugalan sama cogil kaya Danu tuh /Drool//Drool//Drool/
amateur dara
omo /Whimper//Whimper//Whimper/
amateur dara
poor camilla
amateur dara
Bu Anna benar-benar trauma sama keluarga harrison
amateur dara
ngakak sama gurunya /Facepalm/
amateur dara
eka please lah /Facepalm/ ngakak bgt sumpah kelakuan lo
Pena dua jempol: konyol ya kak 🤣
total 1 replies
amateur dara
ada lagi aja hambatan buat mereka /Sob/
amateur dara
/Drool//Drool//Drool//Angry/ chapter terbaik
Pena dua jempol: terima kasih 🫰🏿
total 1 replies
amateur dara
asli #Darkromance terseru
amateur dara
Danu... nakal ya /Panic/
amateur dara
iyakah ... ayo dong Bella meet up sama danu
amateur dara
Bella kabur, mel... bukan amnesia
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!